meliputi menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan pembelajaran dan melakukan apersepsi.
Guru telah menyiapkan fisik dan psikis siswa untuk belajar sehingga siswa bersemangat dan perhatiannya terfokus pada pembelajaran. Guru juga
telah mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevan dengan pengalaman siswa dan kehidupan nyata.
Pada saat kegiatan inti guru telah memberikan instruksi untuk mengamati video yang akan ditayangkan. Guru telah memancing siswa untuk
membuat pertanyaan terkait video, hal ini terlihat karena akhirnya yang bertanya adalah guru bukan siswa. Dalam melakukan bimbingan kelompok
guru telah berkeliling dan membimbing kelompok. Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk maju presentasi di depan kelas. Guru juga telah
menunjukkan sikap terbuka dan respon positif terhadap siswa. Pada kegiatan akhir guru telah membuat rangkuman pembelajaran bersama siswa dan
melakukan evaluasi pembelajaran.
e. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi. Pada tahap ini dapat diketahui berapa besar peningkatan hasil belajar IPS menggunakan
media audiovisual. Berikut refleksi proses pembelajaran pada siklus ke II. Refleksi proses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut :
1 Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual sudah berjalan dengan baik.
2 Siswa sudah bertanggungjawab pada kelompoknya, yaitu dengan mengerjakan tugas kelompok dengan baik.
3 Penelitian tindakan kelas atau PTK dinyatakan berhasil karena telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari 63,2 pada saat pratindakan meningkat menjadi 71,7 pada siklus I kemudian meningkat lagi menjadi 77,65 pada siklus II.
Melalui kegiatan refleksi dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Muhammadiyah Bogor. Dari hasil tes evaluasi pasca tindakan siklus II dapat diketahui nilai rata-rata tes evaluasi pembelajaran dengan menggunakan
media audiovisual mengalami peningkatan sebesar 5,95 dibandingkan tes evaluasi pasca tindakan siklus I, yaitu dari 71,7 menjadi 77,65. Peningkatan hasil belajar
IPS dengan menggunakan media audiovisual dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Peningkatan hasil belajar siswa
Hasil Data Guru
Siklus I Siklus II
Observasi 63,2
71,7 77,65
Selain itu dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaan IPS dengan menggunakan media audiovisual dapat diketahui hasil rata-rata
presentase aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penggunan media audiovisual mengalami peningkatan sebesar 4,75 dibandingkan dengan hasil
observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I, yaitu sebesar 68 meningkat menjadi 72,75. Peningkatan aktivitas siswa dengan menggunakan media
audiovisual dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21. Peningkatan Aktivitas Siswa Hasil
Data Guru Siklus I
Siklus II Observasi
- 68
72,75
Berdasarkan hasil pencermatan dokumen nilai siswa, rata-rata nilai siswa dari pratindakan ke siklus I mengalami peningkatan, begitu juga dengan rata-
rata nilai siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat diketahui bahwa kriteria keberhasilan sudah tercapai, sehingga
penelitian dihentikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada awal penelitian, nilai mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Bogor tergolong rendah karena belum mencapai KKM.
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar pratindakan yang dilakukan peneliti, diperoleh data nilai rata-rata kelas sebesar 63,2. Hasil tersebut menggambarkan
bahwa hasil belajar IPS siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena guru kurang menggunakan media yang menarik dan penggunaan model pembelajaran
yang kurang tepat bagi siswa. Kegiatan pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran yang kegiatannya masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut bertolak belakang dengan pendapat Purwanto 2010:45 hasil belajar merupakan perolehan dari proses
belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Pada hal lain mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang
membutuhkan daya ingat yang ekstra, hal ini diesebakan karena mayoritas materi pada mata pelajaran IPS merupakan hafalan. Sehingga siswa lebih berpikir ekstra