Grafik Scatterplot Pengaruh Leader

76 sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat apakah heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Grafik Scatterplot

Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS 2015 Gambar 4.5 Scatterplot Gambar 4.5 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependent, berdasarkan masukan variabel independent.

2. Uji Glejser

Universitas Sumatera Utara 77 Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independent dengan nilai absolute residualnya, jika nilai signifikansi antara variabel independent dengan absolute residual 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.879 3.051 .944 .349 leadermemberexchan ge .017 .035 .066 .489 .626 keadilanorganisasi -.012 .055 -.030 -.224 .823 a. Dependent Variable: abs Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS 2015 Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel independent yang signifikan mempengaruhi variabel dependent absolute Ut asbUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 jadi disimpulkan model regresi tidak terjadi heterokedastiditas.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolarance dan Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan Universitas Sumatera Utara 78 oleh variabel lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1 sedangkan Variance Inflation Factor VIF 5. Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant leadermemberexchange .975 1.026 keadilanorganisasi .975 1.026 a. Dependent Variable: komitmenorganisasional Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 2015 Pada Tabel 4.10 memperlihatkan semua ini variabel bebas memiliki Tolarance Value 0,1 atau VIF 5 yaitu 0,9750,1 atau 1,0265. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikonearitas.

4.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda ditunjukkan untuk menentukan hubungan liniear antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari leader member exchange X 1 , keadilan organisasi X 2 dan variabel terikat yaitu komitmen organisasional Y. Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut: Y = a + + + e Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 79 Tabel 4.11 Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.410 5.477 .988 .327 leadermemberexchan ge .139 .062 .271 2.227 .030 keadilanorganisasi .226 .098 .281 2.312 .024 a. Dependent Variable: komitmenorganisasi Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS 2015 Berdasarkan hasil pengelolaan data Tabel 4.11 kolom unstandardized coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 5,410+ 0,139 X 1 + 0,226 X 2 Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta a = 5,410. Ini menunjukkan harga konstan, dimana jika variabel leader member exchange X 1 dan keadilan organisasi X 2 = 0, maka komitmen organisasi Y akan sebesar 5,410. 2. Koefisien regresi b 1 X 1 Leader Member Exchange = 0,139 menunjukkan bahwa jika leader member exchange meningkat maka komitmen organisasional akan bertambah. Universitas Sumatera Utara 80 3. Koefisien regresi b 1 X 2 Keadilan Organisasi = 0,226 menunjukkan bahwa jika keadilan organisasi meningkat maka komitmen organisasional akan bertambah. 4.5 Uji Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap varaiabel dependent. Maka hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = 0 Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu Leader Member Exchange X 1 , Keadilan Organisasi X 2 , terhadap variabel dependent Komitmen Organisasional Y. H : b 1 ≠ b 2 ≠ 0 Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu leader member exchange X 1 , keadilan organisasi X 2 terhadap variabel dependent yaitu komitmen organisasional Y. Kriterianya, yaitu: H diterima apabila F hitung F tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 81 H ditolak apabila F hitung F tabel pada α = 5 Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 60 orang dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3 sehingga diperoleh : 1. Df pembilang = k – 1 3 – 1 = 2 2. Df penyebut = n – k 60 – 3 = 57 Dipeloeh nilai F tabel pada tingkat α = 5 2:57 = 3,16 Berikut ini merupakan hasil pengujian uji-F pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Uji Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 147.629 2 73.814 6.121 .004 a Residual 687.355 57 12.059 Total 834.983 59 a. Predictors: Constant, keadilanorganisasi, leadermemberexchange b. Dependent Variable: komitmenorganisasi Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS 2015 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 6,121 dengan tingkat signifikan 0,004. Sedangkan F tabel adalah 3,16. Dari hasil tersebut F hitung 6,121 F tabel 3,16 dan tingkat signifikansinya 0,0040,05. Sehingga dapat dilihat bahwa variabel leader member exchange X 1 , keadilan organisasi X 2 , secara simultan atau serentak adalah signifikan berpengaruh terhadap komitmen organisasional Y.

4.5.2 Koefisien Determinasi R

2 Universitas Sumatera Utara 82 Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikan variabel. Koefisien determinan melihat seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 nol sampai dengan 1 satu, 0 R 2 1. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .420 a .177 .148 3.47259 a. Predictors: Constant, keadilanorganisasi, leadermemberexchange Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS 2015 Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,420 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan komitmen organisasional variabel dependent dengan leader member exchange dan keadilan organisasi variabel independen mempunyai hubungan yang erat yaitu sebesar 42,0. Besarnya pengaruh variabel leader member exchange dan keadilan organisasi terhadap variabel dependent komitmen organisasional ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,148, artinya variabel leader member exchange dan keadilan organisasi berpengaruh terhadap komitmen organisasional sebesar 14,8 sisanya sebesar 85,2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 83

4.5.3 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yaitu leader member exchange X 1 dan keadilan organisasi X 2 terhadap variabel dependent yaitu komitmen organisasional Y secara parsial. Uji t memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika signifikansi t berada dibawah 0,05 maka variabel independent secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Apabila t hitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan dengan t tabel , maka koefisien regresi variabel independent adalah signifikan. Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 60 orang dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3 sehingga diperoleh: t tabel = α2 ; n-k-1 =0,025 ; 56 Dipeloeh nilai t tabel = 2,003 Dari hasil uji statistik t pada Tabel 4.11 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel leader member exchange X 1 memiliki t hitung sebesar 2,227 dengan tingkat signifikansi 0,030. Sedangkan t tabel adalah sebesar 2,003. Oleh karena itu t hitung 2,227 t tabel 2,003 dan tingkat signifikansinya Universitas Sumatera Utara 84 0,030 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel leader member exchange secara parsial berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional. 2. Variabel keadilan organisasi X 2 memiliki t hitung sebesar 2,312 dengan tingkat signifikansi 0,024. Sedangkan t tabel adalah sebesar 2,003. Oleh karena itu t hitung 2,312 t tabel 2,003 dan tingkat signifikansinya 0,024 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keadilan organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa variabel leader member exchange dan keadilan organisasi, secara simultan atau serentak ada signifikan berpengaruh terhadap komitmen organisasional dari hasil F hitung 6,121 F tabel 3,16 dan tingkat signifikansinya 0,004 0,05. Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel leader member exchange dan keadilan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Maka pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent sebagai berikut:

1. Pengaruh Leader

Member Exchange Terhadap Komitmen Organisasional Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa leader member exchange berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai leader member exchange sebesar 0,139 yang Universitas Sumatera Utara 85 menunjukkan jika meningkat leader member exchange sebesar satu satuan maka komitmen organisasional akan bertambah sebesar nilai koefisien regresi X 1 yaitu 0,139. Hasil uji-t leader member exchange memiliki t hitung sebesar 2,227 dengan tingkat signifikansi 0,030. Sedangkan t tabel adalah sebesar 2,003. Oleh karena itu t hitung 2,227 t tabel 2,003 dan tingkat signifikansinya 0,030 0,05. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan Sudirjo 2008 yang menyatakan bahwa leader member exchange yang dilakukan oleh pimpinan berusaha menjaga rasa puas bawahannya dalam bekerja dan bawahannya selalu memberikan kontribusi yang besar terhadap instansikantornya melalui hasil kerjanya serta pimpinan sering meminta pendapat bawahannya dalam hal ini pegawai membuat suasana kekeluargaan dalam bekerja. Suasana kekeluargaan inilah yang membuat pegawai lebih betah, sehingga membuat pegawai loyal terhadap perusahaannya. Hal ini mengindikasikan dengan meningkatkan dan mempertahankan beberapa niali yang baik dari professional respect, loyalty, affect,dan contribution maka akan menumbuhkan komitmen organisasional. Apabila leader member exchange semakin baik, maka karyawan akan semakin komit. Hal ini mendukung teori Luthans 2008:50 menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan komitmen organisasional adalah dengan memberikan hubungan antara atasan dan bawahan leader member exchange yang berkualitas baik, yang diharapkan dapat membuat karyawan memberikan kontribusi dan loyalitas kepada perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 86 Kemampuan pemimpin Harian Orbit Medan dalam memberikan pengaruh kepada bawahannya membuat karyawan terus memberikan loyalitas dalam pekerjaannya dan menjadi karyawan yang berkomitmen. Menurut Griffin 2010:16 menyatakan bahwa karyawan yang merasa lebih berkomitmen pada perusahaan memiliki kebiasaan yang bisa diandalkan, berencana untuk tinggal lebih lama di dalam perusahaan dan mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sikap atasan Harian Orbit Medan yang diberikan kepada bawahnnya masih dianggap kurang baik seperti dari dimensi loyalty, terdapat 16 responden atau sekitar 26,7 tidak setuju bahwa adanya saling membela jika salah satu dari bawahan atau atasan yang mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan kenyataan dilapangan bahwa atasan maupun karyawan Harian Orbit Medan tidak saling membela atau memberi bantuan bila salah satu dari mereka menerima kesulitan dalam pekerjaanya., sehingga menyulitkan dalam penyelesaian pekerjaan. Dan karena leader member exchange di kantor Harian Orbit Medan juga berkualitas rendah maka akan menimbulkan komitmen karyawan yang rendah pada perusahaan. Pada dimensi professional respect, affect, dan contribution, karyawan menilai sudah baik hubungan antara atasan dan bawahan di Harian Orbit Medan seperti pada dimensi contribution 51,7 responden setuju bahwa pimpinan menciptakan suasana agar karyawan mau bekerja keras untuk perusahaan. Hal ini dapat dilihat dengan sikap pimpinan yang tidak hanya memerintahkan pekerjaan saja tetapi pimpinan yang juga mencontohkan kerja keras di setiap pekerjaan yang dilakukannya. Pada dimensi affect, 40 setuju bahwa terdapat kepedulian antara Universitas Sumatera Utara 87 atasan dan bawahan. Hal ini dapat dilihat dari aksi sosial diantara mereka, jika salah satunya terserang sakit, seluruh karyawan serta pimpinan juga menjenguk serta memberikan buah tangan. Pada dimensi professional respect, 43,3 setuju bahwa pimpinan Harian Orbit Medan menghargai dan menghormati kompetensi yang dimiliki karyawan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian reward kepada karyawan yang memiliki kompetensi yang baik dalam pekerjaannya.

2. Pengaruh Keadilan Organisasi Terhadap Komitmen Organisasional