42
4 longgar atau tidak ketat dan tidak membentuk lekuk tubuh , 5 tidak menyerupai pakaian laki-laki, 6 tidak menyerupai pakaian jahilliyah, dan
7 bukan pakaian popularitas.
Pengguna jilbab besar dalam penelitian kali ini adalah Salwa dan Poetri.
4.2.1.1 Rama Salwa
Dengan bersekolah di sekolah yang berlandaskan agama Islam, Salwa sudah menggunakan jilbab sejak SMA kelas satu, namun masih
buka-pasang, lain kata hanya pada saat di sekolah saja ia menggunakan jilbab.
Namun pada akhir 2013, setelah selesai masa Ujian Nasional tingkat SMA, Salwa memutuskan untuk terus menggunakan jilbab lain
hal ketika berada didalam rumah. Salwa memiliki alasan tersendiri mengapa ia mengambil keputusan untuk terus berjilbab dan
menggunakan jilbab besarsyari, adalah karena Almarhum ayah Salwa meninggal dunia karena komplikasi penyakitnya dan ajakan kakak
kandun g nya. Terdapat penyesalan di dalam diri Salwa dimana ketika sang ayah
meninggal, ia tidak sempat bertemu dengan sang ayah untuk yang terakhir kali nya dikarenakan status nya sebagai aktivis di sekolah
sehingga membuatnya memiliki banyak kegiatan. Setelah kejadian itu, kakak Salwa yang dulu merupakan seorang model, menasehatinya
untuk terus menggunakan jilbab, dan tidak buka-pasang lagi.
Universitas Sumatera Utara
43
Salwa heran kepada kakaknya dan penasaran, hal apa yang membuat kakak nya berubah secara drastis sehingga sekarang
menggunakan jilbab besarsyari. Ternyata setelah Salwa bertanya, hal yang mampu merubah kakaknya adalah dengan profesi nya yang dulu
sebagai model, kakak dari Salwa merasa tidak tenang dan ada yang salah didalam hidupnya, maka ia mendapatkan hidayah dari Allah
yang disampaikan melalui teman dikampus kakaknya yang merupakan seorang jilbaber sebutan untuk pengguna jilbab dengan cara terus
mengajak nya untuk mengaji dan menjadi lebih baik sehingga pada akhirnya, kakak nya Salwa memutuskan untuk menggunakan jilbab.
Walaupun pada awalnya tidak langsung menggunakan jilbab besarsyari, tetapi melalui proses dari yang hanya menggunakan jilbab
tipis menuju ke jilbab yang dilapis dua agar tidak transparan lalu menuju ke penggunaan jilbab secara syari.
Perubahan yang dialami kakak nya Salwa lantas tidak membuat nya untuk langsung mengikuti jejak kakaknya, namun saat tiba
waktunya sang ayah meninggal, dan kakak nya kembali menasehati Salwa, barulah Salwa memiliki niatan untuk menggunakan jilbab yang
pada saat itu niatan nya berjilbab semata-mata untuk Alm.ayah nya, namun setelah lulus SMA, Salwa telah tergerak hatinya untuk berjilbab
secara total. Setelah itu ia meneruskan pendidikan nya di Universitas Sumatera Utara jurusan Ilmu Komunikasi, lalu disana lah ia mulai
memperdalam pengetahuan nya tentang jilbab sehingga ia mengetahui
Universitas Sumatera Utara
44
dan memahami ayat dalam Al-qur’an yang mengatur tentang penggunaan jilbab.
Ketika ditanyai mengenai makna jilbab bagi dirinya, ia menjawab sebagai berikut:
“Kalo sekarang makna jilbab udah kayak kebutuhan, udah kayak kalau kita keluar rumah tapi gak
pakai baju kan malu, kalau sekarang waktu keluar rumahgak pakai jilbab itu rasanya kayak gak pakai baju,
ibaratnya.”
Jilbab bagi Salwa juga tidak membatasi pergerakan nya dalam bersosialisasi dan mengembangkan diri, justru ia semakin banyak
mendapatkan teman baru dan menseleksi teman. Dengan menggunakan jilbab Salwa tetap bisa mengembangkan diri, terbukti
dengan ia mengikuti organisasi UKMI Unit Kegiatan Mahasiswa Islam dan KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia di
FISIP USU disana ia dapat mengeksplorasi kemampuan dirinya khususnya dalam hal berkomunikasi didepan umum, berkarya,
berwirausaha, yang dalam organisasi tersebut di naungi oleh Departemen Kreativitas dan Penalaran. Di departemen itu juga Salwa
banyak mendapatkan pemahaman tentang busana muslimah khususunya tentang jilbab , yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi
atau seminar yang diadakan oleh Bagian Keputrian organisasi tersebut pada setiap hari Jumat dan Sabtu yang peserta nya adalah muslimah
semua. Kegiatan tersebut sering dilaksanakan di musholla FISIP USU. Keputusan anak-anaknya untuk beralih menggunakan jilbab
besarsyari , ternyata sempat mendapat perlawanan dari sang ibu, yang
Universitas Sumatera Utara
45
dalam menggunakan jilbab masih buka-pasang. Sang ibu, pada awal anak-anaknya menggunakan jilbab besar, menganggap mereka aneh
dan mempertanyakan kenapa mesti jilbab nya besar serta menyarankan agar anak-anaknya menggunakan jilbab yang biasa-biasa saja, jangan
yang ekstrim jilbab besar. Lalu Salwa dan sang kakak menyikapi hal tersebut dengan cara tetap pada pendiriannya yaitu menggunakan
jilbab besarsyari dengan membawa misi dalam hati ingin membuktikan kepada sang ibu bahwa seperti ini jilbab besarsyari lah
jilbab yang sesungguhnya, Hingga pada akhirnya sang ibu melemparkan keputusan nya kembali kepada Salwa dan sang kakak
dalam menggunakan jilbab. Pergaulan Salwa dengan teman-teman lainnya juga mengalami
perubahan, yaitu terseleksi nya teman-teman kuliah atau teman SMA nya karena jilbab yang dia pakai. Karena terdapat teman-teman nya
yang ingin mengajak jalan-jalan atau sekedar hang out , namun ajakan itu dia tolak, karena Salwa lebih mengutamakan teman-temannya yang
ingin ke jalan yang lebih baik seperti mengaji atau mencari ilmu bersama. Salwa juga ingin menunjukkan bahwa apabila seseorang
berhijab itu bukan berarti seseorang itu menjadi orang lain.Dengan keadaan seperti itu tidak membuat Salwa sedih, melaikkan membuat
nya sadar mana teman yang bisa diajak ke jalan yang baik dan mana yang tidak.
Dengan semakin berkembangnya busana muslimah sekarang ini, Salwa risih dengan adanya fenomena jilboobs di
Universitas Sumatera Utara
46
masyarakat.Iaberpendapat bahwa daripada menggunakan jilbab tapi masih kelihatan lekuk-lekuk tubuhnya, lebih baik jilbab nya di lepas
saja dikarenakan yang akan terlukai adalah agama Islam nya, bukan si pengguna jilboobs nya juga akan memicu munculnya persepsi buruk
tentang tata cara penggunaan jilbab dalam Islam, yang padahal semua aturan itu sudah ada di dalam Al-Quranul karim.
Lalu mengenai perkembangan jilbab sekarang ini yang banyak mengalami modifikasi dan hiasan pada jilbab, Salwa menanggapi nya
dengan tetap berpegang teguh pada satu mazhab dimana inti dari mazhab itu adalah memakai jilbab secara longgar, tidak tembus
pandang dan nyaman ketika dipakai. Salwa menggunakan pakaian islami yang cukup tertutup kecuali wajah dan telapak tangan, untuk
perpaduan warna yang dipakai, Salwa tetap memakai warna-warna yang ia sukai namun tidak kelihatan norak atau mencolok .serta
menggunakan rok dengan warna netral, karena Salwa juga berpedoman kepada satu hadist “sesungguhnya Allah itu indah dan
menyukai keindahan” HR.Muslim. Lalu untuk perbedaan yang ia rasakan sebelum dengan sesudah
memakai jilbab besar adalah, ketika sesudah berjilbab Salwa lebih merasa nyaman, lebih dihormati, bahkan juga di doakan oleh orang
lain. Dan perbedaan lainya adalah Salwa lebih dapat menjaga diri dan
membatasi tingkah laku nya untuk lebih baik dari hari kehari dalam keseharian karna jilbab yang ia pakai. Namun dulu sebelum
Universitas Sumatera Utara
47
iamenggunakan jilbab, Salwa pernah diganggu oleh lawan jenis nya dengan cara digoda.
Berdasarkan teori Konsep Diri, Salwa yang ketika 3-4 tahun yang lalu sewaktu masih memiliki orangtua yang lengkap, dimana Salwa
masih berperan sebagai seorang anak SMA yang aktif, namun belum menggunakan dan mengenal jilbab sepenuhnya, lalu terdapat kejadian
dimana sang ayah meninggal dunia karena sakit yang diderita saat Salwa duduk di bangku kelas 3 SMA. Hal tersebut membuat Salwa
mendapatkan identitas baru. Dimana hal tersebut menambah pengalaman sosial untuk dirinya dan mempengaruhi perilaku, sebagai
hasil perkembangan kemampuan menangkap dorongan atau respon belajar, kematian, kemarahan, kesedihan dan lainnya, yang datang
dari orang lain dan menilai perilakunya dari titik pandang orang lain. Sehingga efek dari kejadian tersebut adalah kini Salwa beralih
menggunakan jilbab syaribesar. Identitas baru terus ia dapatkan ketika sudah berkuliah di FISIP USU, seperti menjadi seorang anak yatim,
menjadi anggota organisasi KAMMI dan UKMI, sebagai mahasiswi ilmu komunikasi, serta sebagai perempuan berjilbab.
4.2.1.2 Poetri Azela