Poetri Azela Pengguna Jenis Jilbab SyariBesar

47 iamenggunakan jilbab, Salwa pernah diganggu oleh lawan jenis nya dengan cara digoda. Berdasarkan teori Konsep Diri, Salwa yang ketika 3-4 tahun yang lalu sewaktu masih memiliki orangtua yang lengkap, dimana Salwa masih berperan sebagai seorang anak SMA yang aktif, namun belum menggunakan dan mengenal jilbab sepenuhnya, lalu terdapat kejadian dimana sang ayah meninggal dunia karena sakit yang diderita saat Salwa duduk di bangku kelas 3 SMA. Hal tersebut membuat Salwa mendapatkan identitas baru. Dimana hal tersebut menambah pengalaman sosial untuk dirinya dan mempengaruhi perilaku, sebagai hasil perkembangan kemampuan menangkap dorongan atau respon belajar, kematian, kemarahan, kesedihan dan lainnya, yang datang dari orang lain dan menilai perilakunya dari titik pandang orang lain. Sehingga efek dari kejadian tersebut adalah kini Salwa beralih menggunakan jilbab syaribesar. Identitas baru terus ia dapatkan ketika sudah berkuliah di FISIP USU, seperti menjadi seorang anak yatim, menjadi anggota organisasi KAMMI dan UKMI, sebagai mahasiswi ilmu komunikasi, serta sebagai perempuan berjilbab.

4.2.1.2 Poetri Azela

Poetri mulai menggunakan jilbab sejak kelas 2 SMA, walau sempat orang tua nya menyarankan agar menggunakan jilbab pada saat ia SMP namun pada saat itu hatinya belum tergerak untuk menggunakan jilbab. Pada saat kelas 2 SMA model jilbab yang ia kenakan adalah semi dan baru Universitas Sumatera Utara 48 memutuskan untuk menggunakan jilbab besar atas kehendak nya sendiri, sejak di perguruan tinggi, lebih tepatnya pada semester dua. Setelah memutuskan menggunakan jilbab, ia tidak lagi buka-pasang dalam penggunaan jilbab nya karena baginya jilbab merupakan kewajiban bagi kaum perempuan atau muslimah yang sudah diatur dalam Al-Qur’an sebagai suatu identitas diri, selain itu juga sebagai pelindung dari orang- orang dan lingkungan sekitarnya. Disana lah di organisasinya ia banyak mendapatkan pemahaman mengenai jilbab termasuk dalam tata cara pemakaiannya, sehingga ia beralih dari jilbab semi menuju ke jilbab besar. Dengan mengikuti banyak kajian Islam di lingkungan kampus, menjadi faktor pendorong Poetri dalam menggunakan jilbab besar. Faktor pendorong lainnya adalah ia memahami surah-surah dalam Al-Qur’an yang memerintahkan untuk menggunakan jilbab bagi kaum muslimah, seperti surah An-Nur ayat 31 dan surah Al-Azhab ayat 59. Yang mana hal ini semakin meneguhkan hatinya untuk beralih dari menggunakan jilbab semi yang ia kenakan dari kelas 2 SMA hingga semester 1 menjadi jilbab besarsyari pada semeseter 2 hingga kini. Poetri juga berpendapat bahwa ia merasakan perbedaan yang besar sebelum dan sesudah menggunakan jilbab, yaitu seperti kalau dulu kurang bisa menjaga sikap, namun sekarang ketika sudah berjilbab ia mampu menjaga sikap. Dengan adanya jilbab modis sebagai akibat dari perkembangan busana muslimah, Poetri mensyukuri hal itu, karena apabila dilihat apa yang terjadi saat ini adalah pengguna jilbab semakin bertambah walaupun Universitas Sumatera Utara 49 banyak variasi bentuknya dan belum sesuai dengan syariat Islam, seperti yang ia katakan dalam wawancara dengan peneliti berikut ini: “Kalo menurut Poetri alhamdulillah ya. Kalo kita baca zaman dulu dengan yangsekarang itu,kalo orang dulu pake jilbab itu pasti anggapannya aneh, maksudnya orang- orang yang pakejilbab itu bukan orang, maksudnyabukan masyarakat kali lah. Kalo sekarang kan melihatperempuan berjilbab,apalagi udah banyak yafashion jilbab dan segala macam nyagitu. Kalo untuk jilbab nya banyak variasi bentuknya menurut Poetri tidak masalah,walaupunmerekaberjilbab tapi masih belum sesuai syariat Islam gitu ya kan, cuman gapapa siapa tahusetelah mereka pake dan banyak belajar insya Allah bisa lebih rapi gitujilbabnya, bisa lebihsesuai dengan syariat jilbabnya.” Dibalik rasa bersyukurnya, Poetri tetap menggantungkan harapan dimana para pengguna jilbab yang mengikuti trend, secara perlahan penggunaan jilbab nya dapat sesuai dengan syariat dalam Agama Islam. Pengguna jilbab besar ini juga merupakan mahasiswi yang tidak menutupi diri dari kehidupan sosialnya, seperti Poetri dan Salwa yang memiliki banyak aktivitas sebagaimana mahasiswi lainnya.Poetri dan juga Salwa ikut bergabung dalam organisasi mahasiswa yaitu UKMI As- Siyasah FISIP USU dan KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.Dari wawancara yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa jilbab besarsyari yang mereka gunakan sama sekali tidak menghalangi pergerakan mereka dalam bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan diri. Terdapat anggapan dikalangan muda-mudi bahwa ketika menggunakan jilbab, maka pergerakan akan terbatas, Poetri dan Salwa membenarkan anggapan itu, namun “pergerakan terbatas” dalam hal ini adalah untuk membatasi hal-hal buruk datang kepada diri sendiri. Dengan Universitas Sumatera Utara 50 menggunakan jilbab, bahkan jilbab yang besar, banyak manfaat yang mereka rasakan yaitu antara lain, sebagai identitas diri sebagai seorang muslimah, menjaga sikap dan sifat, merasa lebih dekat dengan Allah SWT, dan terhindar dari hal-hal buruk lingkungan seperti gangguan dari orang lain. Hal-hal itu lah yang diartikan sebagai “pembatas pergerakan” bagi Poetri dan Salwa.

4.2.2 Pengguna Jilbab SemiTanggung