55 intrumen penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa Tata Busana kelas
XI di SMK Karya Rini dan objek penelitian adalah pencapaian kompetensi membuat tusuk hias.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan di SMK merupakan pendidikan menengah kejuruan yang mempersiapkan siswa menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri
mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam
program keahlian yang dipilihnya. Kurikulum pendidikan kejuruan secara spesifik memiliki karakter yang mengarah kepada pembentukan kecakapan
lulusan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut telah diakomodasi dalam kurikulum SMK yang meliputi
kelompok normatif, adaptif dan produktif. Mata pelajaran membuat hiasan pada busana merupakan mata pelajaran
dalam kelompok produktif, yaitu mata pelajaran yang membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Nasional SKN. Mata
pelajaran membuat hiasan pada busana bertujuan agar siswa terampil menghias busana sesuai dengan desain pada busana maupun pada bahan lain.
Dalam proses belajar mengajar PBM membuat tusuk hias pada mata pelajaran membuat hiasan pada busana menggunakan metode ceramah,
demonstrasi dan pemberian tugas. Adapun penjelasan materi menggunakan joobsheet sebagai media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran,
56 tetapi hal ini masih belum membantu dalam belajar membuat tusuk hias. Hal
ini terlihat pada saat siswa mengerjakan tugas, siswa merasa kesulitan dalam membuat tusuk hias. Selain itu selama proses belajar mengajar siswa terlihat
jenuh, kurang aktif, kurang termotivasi dalam belajar dan malas dalam mengerjakan tugas karena lebih memilih melakukan aktivitas diluar
pembelajaran misalnya mengobrol dengan temannya. Diketahui pula pencapaian kompetensi siswa masih tergolong rendah, hal ini dapat terlihat
dari hasil membuat tusuk hias yang masih banyak salah dan pengetahuan tentang langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam tiap membuat tusuk
hias masih kurang, sehingga sebagian besar siswa belum mencapai target ketuntasan yang telah ditetapkan.
Maka seharusnya diperlukan suatu alat yang dapat membantu siswa dalam memahami dan mempelajari materi yang akan dipelajari. Media
merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi dan mempelajari materi. Oleh karena itu dibutuhkan media
yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran, menarik perhatian siswa, tidak membosankan dan mudah dipahami oleh siswa. Salah satu media
yang dapat digunakan yaitu media audio visual. Media ini adalah media yang tidak hanya dapat dilihat tetapi media yang dapat didengar juga. Media ini
merupakan media yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan atau demonstrasi dan dapat memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah secara live. Salah satu contoh media audio visual adalah video.
57 Kelebihan dari video antara lain: 1 Dapat menarik perhatian siswa;
2. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dengan direkam sebelumnya kemudian disajikan kepada siswa; 3. Dapat diputar berulang-ulang untuk
menambah kejelasan dan dibekukan untuk diamati secara cermat; 4. Dapat memancing kreativitas siswa dalam mengekspresikan gagasannya; 5. Dapat
memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik; 6. Dapat digunakan sebagai media kegiatan belajar mandiri dan
berbagai macam kelebihan video lainnya. Dengan penggunaan video diharapkan dapat membantu mempermudah
siswa dalam memahami dan mempraktekkan materi membuat tusuk hias, sehingga dapat terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa
dalam membuat tusuk hias, maka standar nilai kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu peneliti mencoba
meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan video terhadap pencapaian kompetensi membuat tusuk hias pada siswa Tata Busana kelas XI di SMK
Karya Rini Yogyakarta.
D. Pertanyaan Penelitian