Penanganan Limbah B3 Penanganan limbah

133 5. Penanganan Limbah Suara Bising merupakan polusi pendengaran. Suara-suara yang sangat bising dapat mengganggu pendengaran dan juga membuat orang tidak nyaman. Sumber kebisingan dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali dengan : 1 Mematikan atau menghilangkan sumber suarasumber kebisingan 2 Memasang alat peredam suara 3 Pengendalian pada jejak propagasi, mengganti bahan baku ruangan dengan bahan yang dapat meredam suara 4 Pengendalian pada penerima suara, yaitu dengan melakukan upaya perlindungan pada pendengaran manusia, seperti tutupsumbat telinga. .

6. Penanganan Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3 tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar, atau dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara penangan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau herkurang racunnya. Setelah diolah, limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang khusus untuk mencegah resiko terjadi pencemaran. Metode pembuangan limbah B3 dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1 Sumur dalamsumur injeksi deep well injection Sarah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadi 134 kebocoran atau korosi pipa, atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes ke lapisan tanah. 2 Kolam penyimpanan surface impoundments Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersarna air limbah sehingga mencemari udara. 3 Landfill untuk limbah B3 secure landfills Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill ini harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah metode pengolahan secara Kimia, Fisik, dan Biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umum dilakukan adalah stabilisasisolidifikasi. Stabilisasisolidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik danatau sifat kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecilmembatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat 135 digunakan untuk proses stabilisasisolidifikasi adalah semen, kapur CaOH2, dan bahan termoplastik. Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasimengurai limbah B3, sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem. Metode insinerasi pembakaran dapat diterapkan untuk memperkecil volume limbah B3. Namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara. 136 Kesehatan dan keselamatan kerja mempelajari berbagai upaya menghindari kecelakaan agar dapat hidup dengan sejahtera. Namun demikian, perlu kiranya kalian menyadari bahwa manusia terkadang lupa dan lalai. Karenanya kalian harus saling mengingatkan dalam kebaikan, khususnya penerapan K3 ini. Perlu kamu menyadari pula bahwa, terdapat faktor diluar kemampuan manusia faktor Tuhan yang berkehendak yang menyebabkan segala kehidupan kita terjadi. Berdo’a-lah kepada-Nya, agar kita diberikan keselamatan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Pada Bab selanjutnya, Kamu akan mempelajari berbagai alat ukur dan cara menggunakan alat ukur tersebut. Dengan materi tersebut, memberikan manfaat bagi kamu untuk dapat diterapkan dalam pekerjaan pembuatan benda kerja. Kiranya dengan mempelajari materi tersebut Kamu akan lebih bersyukur akan karunia Tuhan, karenanya masih dilimpahkan kemampuan untuk mempelajari materi yang bermanfaat. 137 Di setiap tempat kerja membutuhkan usaha preventif dan kuratif, terhadap gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja. K3 merupakan upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Kecelakaan di tempat kerjaan disebabkan 2 faktor utama, yaitu perbuatan pekerja yang tidak aman berupa tingkah laku, tindak- tanduk atau perbuatan yang berakibat terjadinya kecelakaan unsafe action. Kedua faktor kondisi berbahaya yang menyebabkan terjadinya kecelakaan unsafe conditions. Alat pelindung diri Personal Safety Equipment digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja. APD dipilih dan digunakan sesuai jenis pekerjaan, terdiri dari alat pelindung kepala, alat pelindung mata dan muka, alat pelindung telinga, alat pelindung pernafasan, alat pelindung badan dan anggota badan lengan dan kaki, alat pelindung tenggelam, alat pelindung jatuh. Untuk menjaga produktivitas, kesehatan dan keselamatan kerja perlu diterapka upaya menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya ergonomi. Jika terjadi kecelakaan di tempat kerja, dalam kondisi darurat diperlukan upaya pertolongan sebelum datangnya tenaga medis, setiap karyawan hendaknya memahami P3K. 138 Sebagai upaya pencegahan kecelakaan di tempat kerja harus dikenaliPotensi bahaya yang ada Hazard, Tingkat bahaya Danger dan Resiko Risk. Jika telah teridentifikasi diperlukan pemasangan rambu peringatan bahaya yang sesuai. Untuk area kerja dan mesin yang dapat menimbulkan bahaya, harus dipasang alat pengaman seperti palang pintu, pagar dan pelindung mesin. Keamanan lingkungan kerja harus diupayakan melalui pencegahan kebakaran serta penanganan api jika terjadi kebakaran. Alat pemadam api harus disiapkan, tenaga kerja harus dilatih untuk melakukan penanganan api. Selain itu penanganan limbah untuk kelestarian lingkungan kerja perlu dilakukan. Penanganan limbah ini sesuai dengan jenis limbah; padat, cair, gas, kebisingan, atau limbah berbahaya. 139 A. Evaluasi Diri Penilaian Diri Evaluasi diri ini diisi oleh siswa, dengan memberikan tanda ceklis pada pilihan penilaian diri sesuai kemampua siswa bersangkutan. No Aspek Evaluasi Penilaian diri Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang 2 Tidak Mampu 1 A Sikap 1 Disiplin 2 Kerjasama dalam kelompok 3 Kreatifitas 4 Demokratis B Pengetahuan 1 Saya mampu memilih dan menggunakan alat kesehatan dan keselamatan kerja sesuai jenis pekerjaan C Keterampilan 1 Saya mampu menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai standar yang berlaku pada sistem instrumentasi industri 140 B. Review Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan Benar 1. Apa tujuan penerapan K3 di lingkungan Kerja? 2. Identifikasi deskripsi masalah dibawah ini, ceklis pada salah satu kolom penyebab kecelakaan kerja No Deskripsi Masalah Penyebab Kecelakaan Kerja Unsafe Action unsafe condition Unsafe Management 1 Mengoperasikan alat yang bukan menjadi tugas tau wewenang. 2 Ventilasi dan penerangan yang kurang 3 Lingkungan kerja berdebu, berasap,panas, bising. 4 Prosedur kerja yang tidak tegas atau tidak di terapkan dengan baik 5 Kerapihantata-letak alat dan mesin yang buruk 6 Bahan, alat-alatperalatan rusak 7 Menggunakan alat yang rusak. 8 Menggunakan alat dengan cara yang salah. 9 Lingkungan penyimpanan bahan mudah terbakar meledak. 10 Managemen yang tidak memperhatkan k3 3. Alat pelindung diri APD digunakan oleh pekerja sebagai upaya terakhir pencegahan keselamatan kerja, Jelaskan lima usaha pengendalian dan pencegahan kecelakaan kerja lain selain penggunaan APD 4. Jelaskan faktor apa saja yang dijadikan dasar dalam memilih pemilihan alat pelindung diri 5. Sebutkan tiga contoh kondisi jenis pekerjaan yang menuntut penggunaan respirator jenis Self Contained Breathing Apparatus SCBA 141 6. Jelaskan manfaat ergonomi bagi pekerja 7. Sebutkan masing-masing tiga contoh yang termasuk Potensi bahaya yang ada Hazard, bahaya Danger dan beresiko Risk 8. Jelaskan manfaat pelindung area kerja dan pelindung mesin 9. Jelaskan maksud konsep segitiga api dikaitkan dengan cara memadamkan api kebakaran 10. Jelaskan metode PASS dalam penanganan kebakaran

C. Penerapan