297
mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir dicacah dengan pisau yang keras dan tajam. Hal yang harus diperhatikan pada saat
mengikir adalah: a. Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja.
b. Pencekaman benda kerja. c. Pemegangan kikir.
d. Posisi kaki dan badan. e. Gerakan kikir.
f. Kebersihan kikir. Kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan pada
jenis gigi pemotongnya, yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembardua. Kikir dengan gigi potong tunggal digunakan untuk
pemotongan benda kerja secara halus. Artinya pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil pengikiran pada permukaan benda
kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi tunggal arah gigi pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir dengan dua gigi pemotong yang
saling bersilangan dapat melakukan pemotongan secara cepat, tetapi hasil pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat cocok untuk pekerjaan
pendahuluan atau pekerjaan kasar, sedangkan kikir dengan gigi pemotong tunggal digunakan untuk pekerjaan akhir atau finishing.
Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini juga mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang,
halus dan sangat halus.
a. Jenis Berdasarkan jenis gigi
298
Gambar 6.47 Kikir Berdasar jenis gigi Berdasar jenis gigi pengikis, kikir dibedakan menjadi dua, yaitu
kikir dengan pemotong tunggalsingle cut dan pemotong ganda double cut
b. Berdasarkan kode kekasaran gigi
Berdasar kekasaran gigi, kikir dibedakan dengan kikir halus, sedang dan kasar. Jenis kikir ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Ada lima tingkat kekasaran dari gigi-gigi pemotong kikir seperti telah dijelaskan
sebelumnya. Masing-masing
kikir dengan
tingkat kekasarannya mempunyai kegunaan masing-masing, yaitu:
a. Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat
sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Hasil
pengikiran kasar, tidak halus.
b. Kikir kasar digunakan untuk pemotongan awal, tanpa
memperhitungkan kehalusan permukaan benda kerja.
c. Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah
dikikir dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar
sebelum dikerjakan dengan menggunakan kikir halus.
d. Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada pekerjaan
akhirfinishing di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat
diperlukan
e. Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama
untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.
299
Tabel 6 .4 Jenis Kikir Halus, Sedang dan Kasar
c. Berdasarkan penampang
Gambar 6.48 Penampang kikir Dilihat dari bentuk penampangnya, kikir mempunyai bermacam-
macam bentuk dan kegunaannya, antara lain: a.
Kikir plat, untuk pengikiran bidang rata b.
Kikir pilar, untuk pengikiran bidang yang besar
300
c. Kikir segi empat, untuk pengikiran penampang persegi maupun
lubang segi empat d.
Kikir segi tiga, untuk lubang segitiga maupun runcing 60 atau lebih
e. Kikir pisau, untuk alur pasak dan ekor burung dengan sudut kurang
dari 60 f.
Kikir bulat, untuk lubang bulat, rongga cekung g.
Kikir setengah bulat, sisi ratanya untuk bidang rata, sisi bundar untuk rongga bundarcekung
h. Kikir silang, untuk lekukan dan pembulatan
Tabel 6.5 Penggunaan Kikir Sesuai Penampangnya
301
d. Berdasarkan ukuran panjang