Teori akses TINJAUAN PUSTAKA
siapa yang tidak untuk mendapatkan sesuatu, dengan cara seperti apa, dan kapan dilakukan. “Menggunakan” dapat dilihat sebagai makna
menikmati beberapa macam keuntungan ataupun mendapatkan aliran keuntungan Hunt 1998; Ribot Peluso 2003.
Pada sumber daya alam, akses berhubungan dengan rentang kekuasaan yang menempel di dalamnya dan telah diuji melalui berbagai mekanisme,
proses serta relasi sosial yang kemudian mempengaruhi kemampuan seseorang atau masyarakat untuk mendapatkan keuntungan dari sumber
daya tersebut. Kekuasaan ini mengatur material, budaya dan aspek ekonomi politik ke dalam “bundelan kekuasaan” dan “jaringan kekuasaan”
dalam menyusun akses terhadap sumber daya alam. Ribot dan Peluso 2003 menyebutkan ada 8 delapan jenis
mekanisme untuk mendapatkan akses, yaitu:
Teknologi
: Merupakan faktor yang dapat mempertahankan seseorang tetap mengendalikan sumber daya. Teknologi tersebut melambangkan
atau mengkomunikasikan makna pada akses yang terbatas. Banyak sumber daya yang tidak dapat diekstraksi melalui penggunaan peralatan
atau teknologi, sedangkan teknologi maju manfaatnya hanya didapatkan oleh orang-orang yang memiliki akses terhadapnya.
Capital : Merupakan faktor pembentuk yang secara jelas menggambarkan
siapa yang memperoleh manfaat dari sumberdaya melalui pengendalian dan pengelolaan akses terhadap sumberdaya tersebut Blaike 1985;
Shipton Goheen 1992. Akses pada capital umumnya digambarkan sebagai akses pada kekayaan dalam bentuk uang finance dan
perlengkapan equipment yang dapat diletakan pada jasa dari ekstraksi, produksi, konversi, mobilisasi tenaga kerja, dan proses-proses lain yang
berhubungan dengan manfaat turunan dari sesuatu dan orang. Akses pada capital
dapat digunakan untuk mengendalikan “control” akses pada
sumber daya melalui pembelian hak. Akses ini juga dapat digunakan untuk mengelola “maintain” akses pada sumber daya ketika harus
digunakan untuk membayar sewa, biaya-biaya pada akses formal, atau
untuk membeli kekuasaan pada orang-orang yang mengendalikan sumber daya.
Market : Merupakan kemampuan untuk memperoleh manfaat dari sumber
daya dengan berbagai macam cara. Kemampuan memperoleh manfaat secara komersial dari sebuah sumber daya tergantung pada apakah
pemiliknya memiliki akses yang lebih besar terhadap pasar dibandingkan orang lain Ribot 1998-2000. Akses terhadap market dikendalikan
melalui sejumlah besar struktur dan proses Harriss 1984; Ribot 1998. Akses ini juga termasuk akses pada capital equipment dan credit,
struktur monopsoni, praktek-praktek eksklusif dan bentuk-bentuk kolusi di antara para pelaku pasar market actors atau dukungan melalui kebijakan
Negara mengenai pembatasan akuisisi lisensi profesional dan biaya akses Hecht Cockburn 1989; Shipton and Goheen 1992.
Akses pada market merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh manfaat, mengendalikan atau
mengelola tambahan akses ke dalam pertukaran relasi. Market juga membentuk akses untuk memanfaatkan sesuatu pada skala yang berbeda
dan pada berbagai cara yang cerdas serta melalui cara-cara yang tidak langsung. Nilai sumberdaya akan menjadi beragam ketika diperdagangkan
atau ketika pengusaha-pengusaha nasional dan internasional atau agen- agen Negara mulai menambang sumber daya, sehingga akan
mempengaruhi hak kepemilikan atas sumber daya tersebut Appadurai 1986; Watts 1983; Runge et al. 2000.
Labor and labor opportunities:
Seseorang atau sekelompok orang yang memiliki akses pada tenaga kerja dapat memperoleh manfaat dari sebuah
sumber daya dalam berbagai tahapan di mana tenaga kerja selalu dibutuhkan selama komoditas yang dihasilkan dari sumber daya tersebut
tetap ada. Pengendalian terhadap kesempatan kerja misalnya: pekerjaan dapat juga digunakan untuk memperoleh manfaat dari sumber daya
tertentu. Siapa pun yang mampu mengendalikan kesempatan kerja dapat menempatkan mereka sebagai bagian dari hubungan patronase Hart
1986; Peluso 1992. Mereka dapat mengendalikan posisi tawar yang
rendah ketika kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi langka Shiva et al. 1982. Kelangkaan dan surplus tenaga kerja dapat
mempengaruhi porsi relatif dari manfaat sumber daya yang dinikmati oleh mereka yang mampu mengendalikan tenaga kerja, mengendalikan akses
pada kesempatan kerja dan keinginan untuk mengelola akses mereka terhadap kesempatan tersebut.
Akses pada kesempatan kerja mengikutkan kemampuan pada tenaga kerja itu sendiri dan mengelola akses pada tenaga kerja lainnya. Meskipun
seseorang mungkin tidak memiliki akses pada sumber daya melalui hak kepemilikan dan juga modal untuk membeli teknologi dan pertukaran
perdagangan, tetapi transaksi-transaksi memberinya hak pada sumber daya. Orang tersebut mungkin memperoleh akses pada sumber daya
dengan masuk dalam hubungan pekerjaan bersama pengendali akses atas sumber daya, pemegang ijin atau mekanisme akses berbasis pasar lainnya.
Para pekerja telah melakukan investasi dalam relasi sosial dengan pemilik atau pengelola sumber daya untuk mengelola akses pada kesempatan kerja
dan sumber daya mereka sendiri Berry 1993.
Pengetahuan
: Merupakan komponen penting yang dapat membentuk siapa yang dapat memperoleh manfaat dari sumberdaya. Kepercayaan,
kendali ideologi dan wacana yang dinegosiasikan sebagai sistem makna akan membentuk semua akses formal. Bagi beberapa sumber daya, akses
mungkin dapat bertujuan lebih dari sekedar kepentingan ekonomi atau klaim moral pada substansi hak, yaitu dengan melayani kepentingan
sosial, politik dan ritual sebagai perwujudan hadirnya empati, relasi kekuasaan dan harmoni ritual Peluso 1996.
Wacana dan kemampuan membentuk istilah yang terkait dengan wacana merupakan kerangka kekuasaan yang sangat dalam dari akses
terhadap sumber daya. Misalnya istilah “global commons”, LSM
internasional yang dominan dan aktor lain menciptakan kategori dan naturalisasi universal mengenai intervensi mereka di seluruh dunia atas
nama perlindungan lingkungan. Akses terhadap sumber daya dengan cara ini dibentuk oleh kekuasaan untuk menghasilkan kategori pengetahuan
Foucault 1978. Beberapa hal yang terkait dengan akses ini yaitu: keahlian, pendidikan, derajat, gelar.
Otoritas: Merupakan kemampuan individu untuk memanfaatkan
sumberdaya melalui hukum. Akses khusus yang dimiliki oleh individu atau organisasi dengan otoritas untuk membuat dan menerapkan hukum
dapat menjadi kekuasaan yang sangat kuat bagi siapa saja untuk memanfaatkan sumber daya. Mobilisasi akses semacam ini dapat
dilakukan melalui saluran legal, permohonan perijinan atau lobi pada saluran-saluran resmi. Akses legal dan ilegal pada Negara dan otoritas
lainnya cenderung berhubungan dengan kepentingan ekonomi dan sosial. Ribot 1993; Ribot 1995. Misalnya uang dibutuhkan untuk biaya
komunikasi dengan agen dan pejabat Negara.
Identitas sosial: Akses ini mampu mempengaruhi distribusi manfaat dari
sesuatu. Biasanya akses ini dimediasi oleh identitas sosial atau keanggotaan dari suatu komunitas tertentu termasuk di dalamnya
pengelompokan melalui umur, gender, etnis, agama, status, profesi, tempat kelahiran, pendidikan yang sama atau atribut-atribut lain yang menegaskan
identitas sosialnya Shipton Goheen 1992; Berry 1989; Li 2000; Peluso Vandergeest 2001. Otoritas-otoritas yang tidak memiliki hubungan
dengan Negara, seperti pemimpin komunitas, pemimpin agama dan kepala desa dapat mengendalikan sumberdaya dan mengalokasikan akses secara
selektif berdasarkan identitas yang dimilikinya. Mekanisme akses berbasis identitas juga mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh mekanisme akses pada pasar dan tenaga kerja Watts 1983; Ribot 1993. Orang-orang yang memiliki identitas tertentu mungkin
memiliki akses pada pasar yang berbeda bila dibandingkan dengan orang- orang yang memiliki akses pada hutan.
Negosiasi melalui relasi sosial
: pertemanan, kepercayaan, hubungan relasi, patronase, ketergantungan dan kewajiban membentuk aspek
penting dalam jaringan akses. Seperti juga identitas sosial, relasi yang terbentuk melalui akses ini merupakan aspek utama dari semua elemen
akses. Ketika akses pada sumber daya memiliki ketergantungan pada
sesuatu, maka kemampuan untuk menegosiasikannya akan berhasil. Orang-orang akan menginvestasikan makna negosiasi sebagai makna
produksi itu sendiri. Pengembangan ekonomi berbasis identitas-relasi merupakan hal yang sangat penting karena memiliki kemampuan untuk
memasukan atau mengeluarkan seseorang dari pemanfaatan sumber daya tertentu Berry 1993.