Pendekatan manfaat dan biaya merupakan sebuah pendekatan yang memberikan alasan logis bagi para aktor untuk menimbang manfaat yang
diperolehnya apabila terlibat dalam sebuah proyek. Apabila seseorang memperoleh manfaat yang lebih besar atau minimal sama dengan biaya
yang dikeluarkannya, maka keputusan yang diambil adalah ikut serta dalam proyek tersebut. Selain pendekatan manfaat dan biaya berdasarkan
sebuah proyek, terdapat pula pendekatan lain yang berdasarkan harga nyata riil. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan manfaat dan biaya
tanpa diskonto karena harga dan jumlah produk yang hendak dihitung sudah diketahui dan berlaku pada saat tersebut Klemperer 1996. Selain
itu, pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih sederhana dibandingkan pendekatan berdasarkan diskonto yang lebih rumit dan
memiliki jangka waktu tertentu Klemperer 1996. Salah satu contoh perhitungan manfaat dan biaya tanpa diskonto adalah pemanfaatan
Ecosternum delegorguei sebagai makanan dan pendapatan masyarakat di
Afrika Selatan Dzerefos et al. 2014, pemanfaatan obat anti malaria di Nigeria Olirinde et al. 2010 dan pemanfaatan kulit kayu Prunus Africana
di Burundi, Kenya dan Madagaskar Cunningham et al. 2015.
7. Biaya Transaksi
Menurut Tita et al. 2011 petani penghasil produk hasil hutan bukan kayu seringkali mengalami ketidakpuasan terhadap hasil penjualan produk
hasil hutan bukan kayu, baik yang diekstraksi langsung dari hutan maupun yang dibudidayakan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakmampuan
petani untuk mengakses pasar sebagai bentuk kurangnya informasi yang dimiliki oleh petani terhadap harga dan teknologi, kurangnya relasi untuk
berhubungan dengan aktor-aktor pasar, distorsi dan tidak adanya input dan output
pasar, terbatasnya kemampuan mengakses kredit perbankan, tingginya biaya pemasaran dan transaksi yang berhubungan dengan
kegiatan petani serta rendahnya infrastruktur jalan. Untuk meningkatkan aksesnya, bentuk pemasaran berkelompok produk hasil hutan bukan kayu
menawarkan kemungkinan bagi anggota kelompok untuk mendapatkan akses pasar yang lebih baik dan mengurangi biaya transaksi melalui a
negosiasitawar menawar untuk memperoleh harga yang lebih tinggi ketika kelompok memiliki kemampuan mengendalikan yang lebih baik
terhadap produk anggota jika menjual produknya melalui kelompok; b memiliki akses yang lebih baik terhadap program pembangunan
kapasitasbantuan finansial yang dapat memungkinkan kelompok mencapai tujuan-tujuannya; c meningkatkan pembagian informasi di
antara anggota mengenai pasar dan permasalahan produksi; d mengurangi biaya transaksi melalui pencarian informasi, negosiasi dan monitoring
transaksi Bienabe et al. 2004; Russel Franzel 2004; Tita et al. 2011. Biaya transaksi merupakan waktu yang dicurahkan oleh para aktor
untuk mencari dan menemukan mitra dan harga produk yang sesuai serta waktu yang dicurahkan untuk menemukan kualitas produk spesifik biaya
informasi atau biaya negosiasi. Kondisi biaya transaksi dalam bentuk munculnya biaya informasi atau biaya negosiasi disebut biaya transaksi ex
ante dimana sejumlah biaya dikeluarkan oleh produsen untuk memperoleh
informasi yang akan mempengaruhi biaya produksi dimana produk yang diinginkan belum dihasilkan oleh produsen. Sedangkan biaya transaksi ex
post merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh produsen setelah
produksi dihasilkan dalam bentuk biaya monitoring dan perbaikan monitoring and enforcement cost Tita et al. 2011.
Atribut-atribut yang berhubungan dengan biaya transaksi terdiri atas aset-aset spesifik, ketidakpastian uncertainity dan frekuensi yang
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pengaturan pasar pada produk –
produk tumbuhan obatjamu. Biaya transaksi yang timbul dari aset spesifik dapat dicirikan dalam bentuk aset fisik bentuk dan kualitas
produk tumbuhan obat, aset manusia, lokasi, nama brand dan waktu, sedangkan ketidakpastian dan kompleksitas merupakan masalah utama
terjadinya biaya transaksi. Ketidakpastian merupakan variabel eksogen yang disebabkan oleh perubahan kondisi pasar, misalnya adanya
perubahan permintaan dan modifikasi lingkungan kelembagaan. Variabel endogen dari ketidakpastian berhubungan dengan perilaku opportunistic
dari pihak-pihak yang bertransaksi dan sulitnya memprediksi perilaku para