Perkembangan industri pariwisata kerajinan perhiasan di Kelurahan Purbayan Kota Gede

yang lebih modern untuk mengikuti perkembangan. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji bagaimana pola gaya hidup komunitas pengrajin logam Kota Gede seiring dengan perkembangan industri pariwisata Kota Gede sendiri.

1.1. Perumusan Masalah Berdasar pada uraian tersebut, maka permasalahan-permasalahan yang

ingin penulis angkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan industri pariwisata kerajinan perhiasan di Kelurahan Purbayan Kota Gede? 2. Bagaimana gaya hidup komunitas pengrajin perhiasan sebagai akibat dari perkembangan industri pariwisata di Kelurahan Purbayan Kota Gede? 1.2. Tujuan Penelitian Dengan adanya uraian tentang pengembangan industri pariwisata dan perumusan masalah yang ingin dibahas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perkembangan industri pariwisata kerajinan perhiasan di Kelurahan Purbayan Kota Gede

2. Gaya hidup komunitas pengrajin perhiasan sebagai akibat dari perkembangan industri pariwisata di Kelurahan Purbayan Kota Gede 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi sumbangan pengetahuan bagi pihak lain dalam usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pihak yang peduli terhadap permasalahan yang ditimbulkan oleh suatu program pembangunan dan pengembangan masyarakat. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan studi-studi yang berkaitan dengan masalah dampak industri pariwisata terhadap aspek- aspek sosial masyarakat. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Dan Industri Pariwisata Pariwisata berasal dari kata pari yang berarti berkali-kali dan wisata yang berarti berjalan, maka pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang berputar- putar atau dilakukan berkali-kali dari satu tempat ketempat lain. Suwantoro 1997 mengatakan bahwa pariwisata pada hakikatnya adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Sedang perjalanan wisata, yaitu suatu perpindahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Pariwisata modern dikatakan sebagai semua perjalanan termasuk ke dalam perjalanan wisata. Hal tersebut dijelaskan bahwa setelah selesai melakukan perjalanan bisnis, orang akan cenderung melihat atau mengunjungi obyek wisata yang ada di tempat di mana ia melakukan perjalanan bisnis tersebut. Sehingga timbul istilah “business tourist”, yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan untuk keperluan dinas atau bisnis, tetapi setelah tujuannya selesai, sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan perjalanan wisata di tempat yang dikunjunginya Yoeti, 1994. Yoeti 1994 menyimpulkan bahwa dalam pengertian kepariwisataan terdapat empat faktor penting yang terdapat dalam batasan definisi pariwisata yaitu; perjalanan yang dilakukan itu hanya untuk sementara waktu, dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, terkait dengan pertamasyaan atau rekreasi, dan orang yang melakukan perjalanan wisata tersebut tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut. Selanjutnya, dari beberapa definisi tentang pariwisata tersebut maka Yoeti 1996 dalam Murniatmo 1994 memberikan batasan tentang industri pariwisata sebagai kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya. Kegiatan pariwisata banyak sekali seginya di mana semua kegiatan itu biasa disebut dengan industri pariwisata Suwantoro, 1997. Kegiatan industri pariwisata di dalamnya meliputi kegiatan perhotelan, restoran, toko cenderamata, transportasi, biro jasa perjalanan, tempat-tempat hiburan, obyek wisata, atraksi budaya, dan lain-lain. Hal itu dapat disebut sebagai komponen-komponen dalam industri pariwisata. Yoeti 1985 dalam Murniatmo 1994, menyatakan bahwa daerah tujuan wisata harus didukung oleh komponen yang merupakan potensi industri pariwisata, yaitu a. Fasilitas transportasi yang akan membawa wisatawan dari dan ke daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. b. Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat tinggal sementara bagi wisatawan selama di daerah tersebut. c. Fasilitas catering service yang dapat memberi pelayanan makanan dan minuman sesuai dengan selera wisatawan. d. Objek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjungi oleh wisatawan e. Aktivitas rekreasi yang sekiranya dapat dilakukan di sekitar tempat yang dikunjungi f. Fasilitas pembelanjaan dimana wisatawan dapat membeli barang-barang souvenir. Dapat berupa pusat-pusat pembelanjaan g. Tempat atau toko untuk membeli dan mencetak film hasil pemotretan. Berbagai obyek wisata yang dapat ditawarkan, terutama kepada wisatawan manca negara menurut Yoeti 1985 dalam Murniatmo 1994 adalah: 1. Benda-benda yang tersedia di alam seperti keadaan iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, flora dan fauna 2. Hasil ciptaan manusia, seperti benda-benda bersejarah dan sisa-sisa peradaban manusia masa lampau, museum, art gallery, kerajinan tangan, perpustakaan dan lain-lain 3. Tata cara hidup masyarakat, seperti: adat istiadat, kebiasaan hidup suatu contoh yang nyata dari kehidupan masyarakat di daerah-daerah di Indonesia, seperti ngaben, sekaten dan lain-lain. Industri pariwisata sangat berhubungan erat dengan wisatawan. Jumlah wisatawan yang datang ke suatu daerah wisata menunjukkan keberhasilan dari industri pariwisata. Pengunjung adalah setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Dalam bidang industri pariwisata terdapat dua jenis pengunjung, yaitu wisatawan dan pelancong. Suwantoro 1997, mengatakan bahwa wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata dan perjalanan itu dilakukan sekurang-kurangnya selama 24 jam tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi tersebut. Sedangkan apabila kurang dari waktu tersebut maka disebut sebagai pelancong. 2.2. Komunitas dan Pelapisan Sosial 2.2.1. Konsep Komunitas