Kependudukan 1. Jumlah Dan Komposisi Penduduk

Majapahit Hindu di Jawa Timur dan Bali. Mereka datang seiring dengan dibukanya “alas Mentaok” menjadi Kota Gede. Mereka mendirikan rumah yang memiliki gaya bangunan sendiri. Rumah tersebut menggunakan ukiran kayu dan emas yang mereka datangkan dari Kerajaan Majapahit Hindu di Jawa Timur dan Bali. Masyarakat Kalang ini mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1700 an. Mereka mendirikan rumah-rumah dengan arsitektur Hindu Jawa. Pada tahun 1800–1900 an, mereka mendirikan rumah- rumah Joglo Jawa arsitektur tradisional Jawa dengan mushola dan ornamen- ornamen arab. Pada tahun 1920-an, kejayaan masyarakat Kalang mulai berubah karena monopoli pemerintah kolonial Belanda. Mereka menguasai rumah-rumah pegadaian dan perdagangan berlian dan opium. Pada masa itu, masyarakat Kalang membangun rumah–rumah mewah dengan arsitektur Barok Eropa. 4.3. Kependudukan 4.3.1. Jumlah Dan Komposisi Penduduk Pada tahun 2004 jumlah penduduk Kelurahan Purbayan adalah 9270 jiwa atau 2086 KK. Jumlah penduduk per Km persegi adalah 111 jiwa. Setiap tahun jumlah penduduk di Kelurahan ini bertambah. Hal tersebut dapat dilihat dari data potensi wilayah tentang pertambahan jumlah penduduk selama 10 tahun terakhir. Tabel 4. Jumlah Penduduk Kelurahan Purbayan Tahun 1995 - 2004 No. Tahun Jumlah Tingkat Perkembangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 7.737 7.924 8.221 8.393 8.588 8.884 9.018 9.040 9.195 9.270 - 1,87 2,97 1,72 1,95 2,96 1,34 0,22 1,55 0,75 Sumber: data monografi Kelurahan Purbayan; BPS Kota Yogyakarta tahun 1995 – 2004 Dari data diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan penduduk dari tahun ke tahun. Rata-rata peningkatan sebesar 1,7 persen. Peningkatan jumlah penduduk tersebut selain dikarenakan oleh kelahiran juga dipengaruhi oleh jumlah migrasi penduduk. Data monografi Kelurahan Purbayan menunjukkan jumlah penduduk di Kelurahan ini sebesar 9270 jiwa dengan komposisi 4.618 laki-laki dan 4.652 perempuan. Dari data tersebut diuraikan berdasarkan kelompok umur sebagai berikut: Tabel 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Purbayan Menurut Umur Tahun 2004 No Golongan umur Jumlah Distribusi Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0 – 3 tahun 4 –6 tahun 7 – 10 tahun 10 – 14 tahun 15 - 19 tahun 20 - 26 tahun 27 – 40 tahun 41 – 56 tahun 57 tahun keatas 818 793 629 1386 1164 1164 1648 1154 514 8,8 8,6 6,8 14,9 12,6 12,6 17,8 12,4 5,5 Jumlah 9270 100 Sumber: Data monografi Kelurahan Purbayan tahun 2004 Komposisi penduduk berdasarkan distribusi umur tersebut dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif. Penduduk non produktif merupakan penduduk yang berusia kurang dari 10 tahun dan lebih dari 64 tahun. Sedangkan penduduk usia produktif atau disebut juga angkatan kerja merupakan penduduk berusia antara 10 hingga 64 tahun Rusli, 1996. Penyebaran penduduk berdasarkan umur tersebut kemudian dapat dilihat atau diuraikan lagi berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan seperti dalam Tabel 6 Tabel 6. Komposisi Penduduk Kelurahan Purbayan Menurut Pendidikan Tahun 2004 No. Pendidikan Terakhir Jumlah Distribusi Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tidak sekolah Taman kanak-kanak Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademia Tamat Sarjana Pendidikan Khusus madrasah, kursus dsb 594 1346 1623 1445 1857 965 983 457 6,41 14,52 17,51 15,59 20,03 10,41 10,61 4,93 Jumlah 9270 100 Sumber: Data monografi Kelurahan Purbayan, tahun 2004 Dari data di atas dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Purbayan cukup menyebar. Pada pendidikan formal komposisi terbesar terdapat pada lulusan SLTA sebesar 20,03 persen dan terkecil pada tingkat pendidikan sarjana atau perguruan tinggi sebesar 10,41persen. Sebagian besar penduduk Kelurahan Purbayan beragama Islam. Hal tersebut dapat dilihat dari komposisi menurut agama pada Tabel 7. Tabel 7. Komposisi Penduduk Kelurahan Purbayan Menurut Agama Tahun 2004 No. Agama Jumlah Distribusi Persentase 1 2. 3. 4. 5. Islam Kristen Katholik Hindu Budha 9133 68 69 - - 98,53 0,73 0,74 - - Jumlah 9270 100 Sumber: Data monografi Kelurahan Purbayan, Thaun 2004 Dari data tersebut diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk Purbayan beragama Islam yaitu sebesar 98,53 persen. Hal tersebut terbukti juga dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang bersifat ke-Islaman, seperti pengajian di setiap RT dalam berbagai kalangan usia. Selain itu juga terdapat beberapa group kesenian Islam, seperti rebana, khosidahan, dan samprongan.

4.3.2. Mobilitas Penduduk

Dari jumlah penduduk di Kelurahan Purbayan, pertambahan jumlah penduduk sebagian besar disebabkan oleh migrasi. Hal tersebut dibuktikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Mobilitas Penduduk Kelurahan Purbayan Tahun 2002 - 2004 Lahir Mati Pin dah Datang No Tahun Jumlah perse ntase Jumlah perse ntase Jumlah Persen tase jumlah Perse ntase 1. 2. 3. 2002 2003 2004 49 65 57 - 0,16 -0,08 26 43 25 0,17 -0,18 80 106 110 - 0,26 0,04 31 62 35 - 0,31 -0,27 Sumber: Data monografi Kelurahan Purbayan, tahun 2004 Migrasi penduduk yang terjadi di Kelurahan Purbayan sebagian besar disebabkan karena urusan pekerjaan. Sebagian lagi karena terjadinya pernikahan.

4.3.3. Mata Pencaharian Hidup Dan Aktivitas Ekonomi Penduduk

Di Kelurahan Purbayan terdapat beragam mata pencaharian hidup yang di tekuni oleh penduduknya. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 9. Tabel 9. Komposisi Penduduk Kelurahan Purbayan Menurut Mata Pencaharian Tahun 2004 Tahun No. Mata pencaharian 2002 2003 2004 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pegawai negeri ABRIPOLRI Wiraswasta Pedagang Tani Pertukangan Buruh tani Pensiunan Jasa 460 10,7 15 0,3 2095 49 1274 30 18 0,4 190 4,4 15 0,3 143 3,3 69 1,6 463 8,1 15 0,2 3511 61 1287 22 18 0,3 190 3,3 15 0,2 145 2,5 69 1,2 463 8,1 15 0,2 3511 61 1287 22 18 0,3 190 3,3 15 0,2 145 2,5 69 1,2 Jumlah 4279 5713 5713 Sumber: Data monografi Kelurahan Purbayan, Tahun 2004 Berdasarkan Tabel 9, dapat dikatakan bahwa sebagian besar penduduk Kelurahan Purbayan bermata pencaharian di bidang wiraswasta yaitu sebagai pengrajin logam, pengrajin kulit dan pembuat makanan kecil. Mata pencaharian lain yang banyak ditekuni setelah wiraswasta adalah sebagai pedagang. Hal tersebut dikarenakan keberadaan pasar Kota Gede yang terletak di Kelurahan Purbayan, sehingga lebih mudah untuk mengakses pekerjaan tersebut. Usaha pertanian di daerah ini dapat dikatakan kurang menonjol. Hal tersebut dikarenakan kondisi topografi daerah ini kurang mendukung untuk pertanian. Pertanian yang terdapat di daerah ini merupakan ladang sawah 5 . Mereka menggarap ladang untuk menghasilkan sayuran seperti terong, sawi putih atau ketela pohon. Purbayan merupakan daerah dengan keragaman dalam bidang mata pencahariannya. Aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh anggota masyarakat juga beragam sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing. Dominasi dari keseluruhan mata pencaharian tersebut adalah dalam bidang wiraswasta. Sekitar 61,5 persen dari jumlah penduduk angkatan kerja yang menekuni bidang wiraswasta. Bidang wiraswasta yang terdapat di Kelurahan Purbayan ini merupakan pekerjaan yang bergerak di sub sektor industri pengolahan. Di dalamnya terdapat spesifikasi menjadi pengrajin baik logam maupun kulit, dan pembuat makanan kecil oleh-oleh. Keluarga yang melakukan usaha dibidang wiraswasta ini menghabiskan waktu produktifnya untuk menekuni pekerjaan tersebut. Para pengrajin logam atau kulit akan melakukan pekerjaannya dari pagi pukul 08.00 hingga malam hari pukul 21.00 untuk mencapai target pesanan. Mereka hanya beristirahat pada saat-saat tertentu dalam sehari misalnya untuk makan siang, istirahat dan makan malam. Rutinitas tersebut dilaksanakan oleh para pengrajin selama ada pesanan atau barang yang harus dikerjakan. Tetapi di masa-masa luang ketika tidak ada pesanan atau pada hari libur bagi mereka, digunakan untuk beristirahat dan tidak melakukan kegiatan produktif secara ekonomi. Di sela-sela kesibukan tersebut, beberapa pengrajin dapat mengikuti pameran-pameran atau mengisi pelatihan me ngenai kerajinan. Bagi pengrajin ini, biasanya memiliki tenaga kerja yang dapat diandalkan untuk menggantikan dia ketika terdapat pesanan barang. 5 Sawah yang terdapat di Kelurahan Purbayan merupakan tanah ladang yang ditanami sayuran bukan sawah basah untuk tanaman padi. Dalam satu bulan rata-rata sekitar empat atau lima pesanan yang diperoleh oleh pengrajin lepas. Dalam satu kal i pemesanan jumlah besar dapat diselesaikan dalam waktu antara empat hari hingga satu minggu. Pada saat musim liburan, yaitu sekitar bulan Juni hingga Agustus, waktu lebaran dan bulan Desember merupakan waktu sibuk bagi pengrajin karena pada waktu itu banyak pengunjung yang datang dan memesan barang. Hal tersebut terjadi pula pada usaha industri pengolahan makanan. Pada waktu tersebut lebih banyak pendatang dan membeli oleh-oleh baik berupa souvenir seperti perak maupun makanan khas Jogja atau Kota Gede berupa Yangko, serabi atau kipo. Barang-barang yang diproduksinya kemudian dipasarkan baik ke dalam maupun ke luar wilayah Kota Gede ini. Pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin juga berbeda-beda mulai dari menjualnya sendiri di toko atau galerinya, disetorkan ke toko- toko lain atau bekerjasama dengan berbagai perusahaan atau lembaga yang bergerak dibidang yang sama. Di sisi lain, berbeda dengan kegiatan para pengrajin, warga yang bekerja pada industri makanan yang terdapat di Kelurahan Purbayan, melakukan kegiatannya setiap hari. Mereka menjalani rutinitas tersebut dari pagi hingga sore atau malam hari. Pembuatan makanan tersebut dilakukan di rumah-rumah penduduk atau rumah produksi yang di khususkan untuk memproduksi makanan-makanan tersebut. Usaha industri makanan ini biasanya merupakan usaha keluarga yang kemudian mengikutkan warga sekitar untuk bergabung sebagai tenaga kerja. Barang produksi yang dihasilkan kemudian dipasarkan ke toko-toko yang menjual makanan ringan. Selain di jual ke toko-toko, mereka j uga melayani pembelian langsung ke tempat usaha mereka. Usaha lain yang banyak ditekuni oleh penduduk Purbayan adalah sebagai pedagang. Sebanyak 22,5 persen dari penduduk angakatan kerja di kelurahan ini yang bekerja sebagai pedagang. Pekerjaan sebagai pedagang ini menjadi alternatif pekerjaan untuk berusaha. Hal tersebut terjadi pada saat masa krisis moneter, banyak pengrajin yang beralih profesi menjadi pedagang karena kemudahan akses. Curahan waktu yang diberikan untuk berdagang tergantung pada komoditas yang dijualnya. Bagi pedagang yang berjualan dipasar, mereka menghabiskan waktu dari pukul 04.00 hingga sore atau malam hari. Keramaian pasar pada hari tertentu membuat semakin banyak para pedagang yang bermunculan. Pedagang yang membuka warung atau toko dirumah akan lebih fleksibel dalam meluangkan waktunya. Rata rata mereka membuka warungnya pukul 07.00 hingga malam pukul 19.00 atau pukul 20.00. Rumah tangga yang membuka usaha berdagang lebih memiliki kesempatan untuk bekerja di bidang lain. Hal tersebut dikarenakan tidak atau kurang memerlukan keahlian khusus untuk membuka usaha ini dan dapat menggunakan tenaga pembantu. Sehingga para pemilik toko dapat membuka usaha lain di samping usaha dagang. 4.4. Kelembagaan, Pelapisan Sosial dan Aktivitas Sosial Budaya 4.4.1. Kelembagaan