PEMBAHASAN ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

53 Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang memiliki persepsi dukungan organisasi pada kategori rendah adalah 1 orang 0.38, jumlah subjek penelitian yang memiliki persepsi dukungan organisasi pada kategori sedang adalah 139 orang 53.06 dan jumlah subjek penelitian yang memiliki persepsi dukungan organisasi pada kategori tinggi adalah 122 orang 46.56.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap work-life balance dengan nilai R 2 = 0.336 dan p = 0.000. Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi dukungan organisasi seseorang maka semakin tinggi tingkat work-life balance nya, sebaliknya semakin negatif persepsi dukungan organisasi seseorang maka semakin rendah tingkat work-life balance nya. Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap work-life balance. Pertama, persepsi dukungan organisasi dimaknai karyawan sebagai bentuk keinginan organisasi untuk membantu karyawan dalam mengatur kehidupan kerja dan keluarganya Shafter, Harrison, Gilley Luk, 2001. Hal ini ditandai dengan kebijakan organisasi dalam menyediakan waktu kerja yang fleksibel bagi karyawan Warren Jhonson, 1995; Khan, Saleem, Khan Khan, 2016. Selain itu, Kossek, Pichler, Bodner dan Hammer 2011 menambahkan bahwa adanya perhatian merupakan salah satu bentuk dukungan tidak langsung yang diberikan organisasi terhadap kehidupan keluarga karyawan. Dengan demikian, karyawan yang merasakan adanya Universitas Sumatera Utara 54 dukungan dari organisasi akan lebih mampu mengurangi tingkat stres dalam kehidupan keluarganya sehingga karyawan tersebut mampu memenuhi peran di pekerjaan dan keluarga dengan seimbang Thakur dan Kumar, 2015. Kedua, work-life balance ditandai dengan adanya pembagian waktu dan komitmen yang baik oleh karyawan dalam memenuhi tuntutan peran di kehidupan pekerjaan dan keluarganya Greenhaus Allen, 2011. Keseimbangan pemenuhan tuntutan pekerjaan dan keluarga tidak hanya menjadi fokus karyawan, tetapi juga menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh organisasi. Ketika karyawan merasa bahwa kehidupannya diperhatikan oleh organisasi, maka karyawan akan mempersepsikannya sebagai dukungan organisasi Rhoades dan Eisenberger, 2002. Hal ini sejalan dengan penelitian Kumarasamy, dkk 2015 yang menyatakan bahwa dukungan organisasi dapat membantu karyawan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dan keluarga. Ketiga, bagi karyawan yang sudah menikah, setiap organisasi sebaiknya meletakkan peran pekerjaan dan keluarga dalam kedudukan yang sama penting sehingga karyawan dapat menjalankan kedua perannya dengan seimbang Thompson Prottas, 2006; Sinha, 2012. Berkaitan dengan hal itu, dukungan terhadap kehidupan pekerjaan dan keluarga merupakan sebuah bentuk penghargaan organisasi terhadap kontribusi karyawan. Hal ini yang kemudian membuat karyawan merasa bahwa mereka tidak perlu mengorbankan kehidupan keluarga demi memenuhi tuntutan pekerjaannya sehingga mereka dapat menaruh perhatian kepada kehidupan pekerjaan dan keluarganya secara seimbang Kossek, Colquitt Noe, 2001. Universitas Sumatera Utara 55 Berdasarkan hasil tambahan penelitian diperoleh bahwa aspek keadilan, dukungan yang diterima dari atasan, dan penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan berkorelasi dengan work-life balance. Pada aspek keadilan, Shore dan Shore 1995 menyatakan bahwa keadilan dalam membuat keputusan merupakan bentuk perhatian organisasi terhadap kesejahteraan karyawan. Hal ini menjadi penting karena ketika karyawan merasa bahwa organisasi memperhatikan kesejahteraannya, maka tidak sulit bagi karyawan untuk memenuhi tuntutan peran pekerjaan dan keluarganya. Pada aspek dukungan yang diterima dari atasan, adanya dukungan dari atasan terhadap kehidupan pekerjaan dan keluarga merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh karyawan Stachowski, 2013. Atasan memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan dalam menjalankan perannya di dalam pekerjaan dan keluarga dimana hal ini merupakan indikasi dari adanya persepsi dukungan organisasi McCarthy, Cleveland, Hunter, Darcy Grady, 2013; Kumarasamy, Pangil Isa, 2015. Pada aspek penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan, Karasek Theorell, 1990; Fagan, Lyonette, Smith Tejeda, 2012 menjelaskan bahwa kondisi beban kerja yang terlalu berat akan menimbulkan stres yang membuat karyawan kesulitan menyeimbangkan tuntutan peran pekerjaan dan keluarganya. Selain itu, kondisi kerja yang tidak aman juga akan menghambat karyawan dalam memenuhi tuntutan pekerjaan dan keluarga dengan seimbang. Sementara itu, Lazar, Osoian dan Ratiu 2010 menjelaskan bahwa sistem penggajian yang baik dari organisasi akan mendukung keseimbangan pemenuhan tuntutan pekerjaan Universitas Sumatera Utara 56 dan keluarga karyawan. Beham dan Drobnic 2010 juga menambahkan bahwa kemandirian karyawan dalam bekerja akan membawa dampak positif bagi kehidupan pekerjaan dan keluarga karyawan. Rhoades dan Eisenberger 2002 kemudian menyimpulkan bahwa beban kerja, ketidakamanan dalam bekerja, sistem penggajian dan kemandirian merupakan hal yang dipersepsikan karyawan sebagai dukungan organisasi. Hasil tambahan dalam penelitian ini mengemukakan bahwa ada dua aspek persepsi dukungan organisasi yang berpengaruh terhadap work-life balance, yaitu aspek keadilan dan aspek dukungan yang diterima dari atasan. Universitas Sumatera Utara 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran- saran yang dapat digunakan untuk penelitian yang berkaitan berikutnya.

A. KESIMPULAN

1. Ada pengaruh positif persepsi dukungan organisasi terhadap work-life balance. Persepsi positif karyawan terhadap dukungan organisasi meningkatkan work-life balance pada karyawan. Sebaliknya, persepsi negatif karyawan terhadap dukungan organisasi menurunkan work-life balance pada karyawan. 2. Ada pengaruh aspek-aspek persepsi dukungan organisasi, yaitu aspek keadilan dan dukungan yang diterima dari atasan terhadap work-life balance dimana aspek keadilan berpengaruh paling dominan terhadap work-life balance, diikuti oleh aspek dukungan yang diterima dari atasan. 3. Berdasarkan gambaran persepsi dukungan organisasi, rata-rata subjek penelitian memiliki persepsi dukungan organisasi netral. 4. Berdasarkan gambaran work-life balance, rata-rata subjek penelitian memiliki work-life balance tinggi. Universitas Sumatera Utara