Dasar Hukum Larangan Tindak Pidana Pemalsuan Surat

28 Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu meng-imla-kan apa yang akan ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan jangannlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur.” Al-Baqarah : 282 Ayat di atas, berisi anjuran untuk menuliskan setiap transaksi yang dilakukan tidak secara tunai. Anjuran penulisan ini tentu saja dimaksudkan untuk dijadikan sebagai alat bukti seandainya pada suatu ketika terjadi perselisihan yang diakibatkan oleh sifat lupa manusia akan isi perjanjiannya atau karena kesengajaan salah satu pihak untuk berbuat curang kepada pihak lain.

2. Surat Al-Alaq ayat 1-5

خ ك أ ع أ خ كأ ك أ إ ع ع ا ع Artinya “1 Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. 2 Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3 Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. 4 yang mengajar manusiadengan perantaran kalam. 5 Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinnya. Dalam surat ini menerangkan bahwa Dia menciptakan manusia dari benda yang hina dari sperma menjadi segumpal darah, kemudian memuliakannya dengan mengajarkan membaca, menulis dan memberi ilmu pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi asalnya, karena dia tidak menysukuri nikmat Allah, 29 bahwa manusia bertindak melampaui batas melihat dirinya telah merasa serba cukup. Diantara kesimpulan surat ini, bahwa membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang hanya dilakukan seseorang jika ingin sukses dan berhasil dalam hidupnya. 13 Dalam tafsir ibnu abbas hakikat dari perintah Iqra ’ pada ayat pertama ini adalah perintah untuk membaca basmallah dalam memulai melakukan sesuatu pekerjaan.

3. Surat Al-Qalam ayat 1

ط Artinya “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis” 14 Dari beberapa hadist dan ayat di atas terungkap bahwa praktik pemalsuan sudah terjadi dimasa awal Islam. Namun yang berkaitan dengan praktik pemalsuan akta otentik secara khusus memang belum ada, karena pada masa itu kenotariatan belum dikenal. Notaris merupakan pejabat umum yang ditunjuk oleh undang-undang dalam membuat akta otentik dan sekaligus notaris merupakan perpanjangan tangan pemerintah. Dalam menjalankan jabatannya notaris harus dapat bersikap professional dan mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjunjung tinggi kode etik notaris. Notaris sebagai pejabat umum kepadanya dituntut tanggung jawab terhadap akta yang di buatnya, yakni tanggung jawab hukum dan tanggung jawab moral. Permasalaham ini adalah bagaimana 13 Arif, Notariat Syariah Dalam Praktik, jilid ke I hukum keluarga Islam., h.40. 14 Arif, Notariat Syariah Dalam Praktik., h.40-41. 30 pertanggung jawaban notaris terhadap akta otentik yang mengandung keterangan palsu, bagaimana sanksi yang diberikan kepada penghadap yang memberikan keterangan palsu dalam akta otentik, dan bagaimana akibat hukumnya terhadap akta otentik yang mengandung keterangan palsu. 15

4. Dalil As-Sunnah

“dari ubadah ibnu shamid ra, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “sesungguhnya pertama kali yang diciptakan oleh Allah adalah al- kalam atau pena. Allah memerinta hkan kepada pena “tulislah”. Pena itu bertanya: “Ya Tuhan, apakah yang saya harus tuliskan? Allah menjawab: “tulislah segala sesuatu yang ada sampai dating hari kiamat.HR Al-Baihaqi, Turmuzi, dan Abu Dawud “dari Annas Ibnu Malik meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: “ikatlah ilmu itu dengan tulisan. HR Turmuzi, Ad darimi 15 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, h. 24.

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

Kajian hukum pidana Islam terhadap putusan hakim tentang pemalsuan akta otentik oleh notaris : analisis putusan Mahkamah Agung nomor 1568 K/PID/2008

1 19 0

PENERAPAN TEORI PENAFSIRAN HUKUM OLEH HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN NOTARIS.

0 2 11

PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS PEMBUATAN AKTA OTENTIK (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 1873 K/PDT/2012).

0 0 14

TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1860 K/PID/B/2010.

0 1 13

Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam pemalsuan Akta Otentik (Studi tentang putusan Mahkamah Agung republik Indonesia Nomor:1014k/Pid/2013) Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam pemalsuan Akta Otentik (Studi tentang putusan Mahkamah Agung republik Ind

0 1 11