Pengertian Motivasi Motivasi belajar PAI

2. Fungsi Motivasi

Motivasi tidak bisa ditinggalkan dari tujuan yang ingin dicapai. Motivasi juga mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan rumusan tujuan. c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasiguna mencapai tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan agar dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan mengahbiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. 14 Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik, dengan kata lain jika adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. “Moitivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. ” 15 “Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan doronagan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tapi, kedua faktor tersebut disebabkan 14 Sadirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, h. 85 15 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukuran “Analisis di Bidang Pendidikan” Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006,. Hal. 23 oleh rangsangan tertentu, sehingga berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. ” 16 Dalam proses pendidikan agama islam , motivasi belajar pendidikan agama islam adalah suatu kondisi seorang siswa yang mendorong untuk mempelajari pendidikan agama islam . Seorang siswa membutuhkan motivasi untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, tidak hanya dalam belajar pendidikan agama islam tetapi belajar bidang studi yang lainnya. Jadi, motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul untuk merubah perilaku seseorang melalui pengalaman. Dorongan ini timbul bisa dari dalam maupun dari luar individu sesorang karena ingin menjadikan perubahan yang lebih baik daripada sebelumnya.

3. Jenis- jenis Motivasi

Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi merupakan tenaga dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat atau berkehendak. Tenaga dari dalam atau dorongan keaktifan biasanya tertuju pada tujuan tertentu. Dorongan manusia untuk berbuat atau bertingkah laku yang berasal dari dalam diri seseorang yang disebut motivasi internal, sedangkan dorongan yang berasal dari luar diri seseorang disebut dengan motivasi eksternal. Oleh sebab itu seseorang ketika melakukan suatu kegiatan disebabkan karena adanya dorongan dari dalam dirinya, maka ia tidak akan merasa bosan dan terbebani dari kegiatan yang dilakukannya 16 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukuran “Analisis di Bidang Pendidikan” Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006,hal 23 Menurut Sumadi Suryabrata mengemukakan Motif dibagi menjadi dua, yaitu motif-motif ekstrinsik dan motif-motif intrinsik . “Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, seperti orang belajar dengan giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu hal itu harus dilakukan sebelum dia dapat melamar kerja, dan sebagainya. ” 17 “Sedangkan Motif- motif intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang didalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. ” 18 Misalnya orang yang gemar membaca, tidak usah ada yang mendorongnya ia akan mencari sendiri buku- buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando dari orang lain maka dengan sendirinya dia sudah belajar dengan sebaik- baiknya. Uno juga menggolongkan “indikator-indikator dalam motivasi belajar terdiri dari faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. ” 19 Seorang individu dalam melakukan suatu kegiatan secara sadar maupun tidak sadar, terdapat unsur yang menggerakan individu tersebut untuk melakukan hal yang dia inginkan dan dorongan tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya sendiri. Setiap individu yang akan melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan, baik itu atas keinginan dari diri sendiri maupun rangsangan dari luar pada darsarnya 17 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995, h.72 18 Ibid., h.72 19 Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 23 diawali dengan adanya kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan maka individu akan berusaha untuk mencapainya. Seperti halnya dengan mata pelajaran PAI yang terdapat disekolah SDN Pinang Ranti 03 PT, dengan adanya program sekolah gratis diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mau menjalankan pendidikan tanpa harus memusingkan biaya pendidikan yang besar. Serta kemampuan guru mengimprofisasi cara mengajar yang disampaikan kepada para siswa sehingga dapat terkesan menyenangkan dan menarik bagi para siswa, hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor pendorong bagi para siswa untuk dapat antusias terhadap pelajaran PAI, yang dimana sebelumnnya guru tersebut telah berimprofisasi dalam penyampaian meterinya sehingga pelajaran PAI tersebut menjadi menarik bagi para siswa dan implikasi terhadap siswa yaitu para siswa dapat bersemangat pada saat mengukuti pelajaran PAI. Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa tidak masuk sekolah yang seharusnya bersekolah, maka perlu diselidiki penyebabnya. Penyebabnya itu bisa bermacam-macam, mungkin ia tidak senang denga pelajaran disekolah, mungkin sakit, mungkin ada masalah pribadi, dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk bersekolah, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan penyebabnya kemudian mendorong siswa tersebut untuk mau bersekolah yang seharusnya dia lakukan yaitu belajar.dengan kata lain siswa perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai. Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi : a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik 20 Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula tujuan pembelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha-usaha belajar bagi para siswa.

4. Pengertian Pendidikan Agama Islam

“Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life pandangan dan sikap hidup seseorang ”. 21 Pendidikan agama Islam sendiri menurut Ahmad Tafsir adalah “bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengta ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin ”. 22 Kemudian menurut Muhaimin di dalam GBPP PAI 1994 di sekolah umum, dijelaskan bahwa “pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa alam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam 20 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukuran “Analisis di Bidang Pendidikan” Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006, h.31 21 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2005, hlm. 7. 22 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 131 melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. ” 23 Jadi dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan. Sedangkan pendapat Zuhairini, Abdul Ghafir dan Slamet A. Yusuf dalam bukunya metode khusus Pendidikan Agama Islam menyatakan “pendidikan agama berarti usaha-usaha sistematis dan praktis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. ” 24 Dari definisi diatas dapat diambil unsur yang merupakan karakteristik pendidikan agama Islam yakni: a. Pendidikan Agama Islam merupakan bimbingan, latihan, pengajaran secara sadar yang diberikan oleh pendidik terhadap siswa. b. Proses pemberian bimbingan dilaksanakan secara sistematis, kontinu dan berjalan setahap demi setahap sesuai dengan perkembangan kematangan siswa. c. Tujuan pemberian agar kelak anak berpola hidup dengan nilainilai ajaran agama Islam. d. Dalam pelaksanaan pemberian bimbingan tidak terlepas dari pengawasan sebagai proses evaluasi. Menurut muhaimin pendidikan agama islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan islam. Istilah “pendidikan islam” dapat dipahami dalam beberapa perspektif, yaitu : 23 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2005, hlm. 75. 24 Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhan, 1993, hlm. 27