selalu ada Unit Sekolah Baru yang didirikan untuk menampung anak-anak yang membutuhkan proses pendidikan.
”
42
2. Dasar pelaksanaan sekolah gratis
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang mengamanatkan bahwa
“setiap warga Negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Dalam pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah
menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar
merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
”.
43
Konsekuensi dari amanat undang- undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan
pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar SD dan SMP serta satuan pendidikan lain yang sederajat.
“Pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan merancangkan program wajib belajar bagi anak bangsanya. Program wajib belajar adalah program
yang mewajibkan semua anak usia sekolah mengikuti proses belajar belajar sesuai dengan tingkat usia. Dengan program wajib belajar ini, tidak ada alas an apapun bagi
anak-anak usia sekolah untuk tidak bersekolah. Pada awalnya Wajar 6 tahun, artinya anak usia
sekolah dasar harus bersekolah.”
44
“Hal ini mengisyaratkan bahwa anak bangsa minimal berpendidikan setingkat sekolah dasar. Selanjutnya program tersebut
dikembangkan hingga menjadi Wajar 9 tahun. Artinya, anak usia Sekolah Menengah Pertama harus bersekolah sehingga anak bangsa minimal berpendidikan setingkat
sekolah menengah pertama. ”
45
“Selanjutnya program ditingkatkan menjadi program Wajar 12 tahun. Wajar 12 tahun artinya anak-anak usia Sekolah Menengah Atas
42
Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013 Hal. 35
43
Departemen Pendidikan Nasional. undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional jakarta, 2003 hal 24
44
Saroni. Loc. Cit.
45
Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013 Hal. 35
harus bersekolah. Program indi mengisyaratkan bahwa anak bangsa minimal berpendidikan setingkat sekolah Menengah Atas. Dengan demikian pola pemikiran
mereka semakin bagus. ”
46
“Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar APK SD dan SMP. Pada tahun 2005 APK
SD telah mencapai 115, sedangkan SMP pada tahun 2009 telah mencapai 98,11, sehingga program wajar 9 tahun telah tuntas 7 tahun lebih awal dari target deklarasi
Education For All EFA di Dakar.”
47
“Program Bantuan Operasional Sekolah BOS yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar
9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju
peningkatan kualitas.”
48
“Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar yang bermutu.
”
49
“Secara khusus program BOS bertujuan untuk menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri dari biaya operasi sekolah, kecuali RSBI dan SBI;
menggratiskan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta; meringankan beban biaya operasi sekolah bagi
siswa di sekolah swasta. ”
50
Dengan adanya program BOS diharapkan anak-anak Indonesia mampu mengenyam pendidikan dasar minimal 12 tahun. Sehingga mutu pendidikan di negara
kita bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Pelaksanaan dan pengelolaan dana BOS harus dilakukan dengan tepat dan penuh tanggung jawab. Tim manajemen BOS
harus mampu mengelola dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.
46
Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013 Hal 190
47
Direktorat jendral pendidikan dasar kementrian pendidikan nasional. Petunjuk teknis penggunaan dana bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2011. Hal. 1
48
Ibid.hal.1
49
Ibid., Hal.2
50
Ibid.hal.2
Tujuan dari program BOS adalah menggratiskan seuruh siswa SD negeri dan SMP negeri dari biaya operasi sekolah, namun pada kenyataannya siswa masih
diharuskan membeli buku LKS, membayar sumbangan pembangunan, seragam sekolah, alat tulis dan lain-lain. Banyak sekolah yang menarik biaya sumbangan per
bulan yang diatasnamakan komite sekolah. Jadi sekolah itu memang tidak mutlak gratis.
3. Problematika dan dampak sekolah gratis
“Pasal 34 UUD 45 telah menjamin bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Akan tetapi, pada tataran empiris sehari-hari jaminan tersebut
masih menjadi cita-cita utopis bagi warga Indonesia, khususnya mereka yang miskin.
”
51
Kemunculan sekolah gratis ini ternyata bukan menyelesaikan masalah, namun justru memunculkan masalah yang lebih serius. Sekolah gratis mengancam eksistensi
sekolah swasta yang berbiaya mahal karena harus menanggung biaya sendiri. Kehadiran sekolah gratis dimungkinkan dapat merugikan sekolah swasta karena
masyarakat lebih tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang gratis. Masalah kedua yaitu menyangkut masalah kualitas. Kualitas sekolah gratis sering
dipertanyakan masyarakat. Minimnya dana yang disediakan pemerintah menjadi alasan bahwa sekolah tidak mungkin menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas
dengan biaya yang minim.
“Dalam rangka transparansi pelaksanaan program BOS, program ini juga dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yag terdapat di
sekolah, kabupatenkota, provinsi dan pusat. Lembaga tersebut melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaksanaan program BOS disekolah, namun
51
Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013 Hal.7