7 | P a g e
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Tanggapan Indonesia terhadap Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada iklim baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang mempengaruhi komposisi dan konsentrasi
emisi gas rumah kaca di atmosfir secara global dan juga mengakibatkan variasi iklim alami dalam periode waktu tertentu. Menurut IPCC 2006, perubahan iklim berakibat pada perubahan
siklus alam, secara khusus perubahan pada temperatur, permukaan air laut, presipitasi dan juga meningkatkan kejadian-kejadian yang terkait dengan bencana perubahan ekstrim. Dalam
beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan suhu sebesar antara 0.20
– 0.60 Celsius pada skala global Prasad et al. 2009, 30.
Jumlah emisi CO
2
di Indonesia tergolong tinggi, yaitu 1,55 ton karbon 5,67 ton CO
2
– eq per kapita. Angka ini dapat mencapai sebesar 3,22 ton karbon per kapita pada tahun 2050 mengikuti
pertumbuhan penduduk dan peningkatan PDRM jika tidak dilakukan mitigasi atau kegiatan berjalan seperti biasanya
business as usual
. Pada sektor-sektor yang memproduksi emisi CO
2
yang tinggi.
1
. Pemerintah Indonesia telah mengusulkan untuk mengurangi emisi GRK sampai menjadi 26 pada tahun 2020 Kesepakatan Internasional Copenhagen, 2009. Sebagaimana
perubahan iklim telah menjadi sebuah agenda nasional, akan diperlukan dukungan yang besar dari provinsi-provinsi dan sektor-sektor untuk mencapai target pengurangan emisi. Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten akan memainkan peran yang penting karena terdapat aktivitas-aktivitas yang memproduksi emisi dan berlokasi di daerah atau dibawah kewenangan daerah. Sejalan
dengan itu, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dapat memproduksi kebijakan atau rencana aksi daerah untuk mendukung proses pengurangan emisi ini.
1.2 Peran Mitigasi pada Tingkat Daerah
Pemerintah daerah dapat berperan serta dalam pengurangan emisi GRK dalam konteks pembangunan berkelanjutan di daerah mereka. Ini dapat dicapai melalui perencanaan strategis,
pembuatan konsensus dan peran koordinasi. Pemerintah daerah dapat mendorong keterlibatan publik dan swasta untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap dampak perubahan
iklim. Untuk dapat mengurangi emisi pada tingkat lokal, penting bagi pemerintah lokal untuk memiliki Rencana Aksi Daerah-Gas Rumah Kaca atau disingkat RAD-GRK. Setiap provinsi
yang membuat RAD-GRK dapat merumuskan kegiatan pengurangan emisi GRK sampai dengan tahun 2020.
1
Dewi Retno Gumilang 2009, Indonesia Scenario Towards Low Carbon Societies, Center for Research on Energi Policy
–ITB, 2009
8 | P a g e
Untuk mendukung pelaksanaan RAN GRK, pemerintah daerah perlu merumuskan kegiatan pada setiap sektor. Panduan RAD-GRK ini akan membantu pemerintah daerah untuk melakukan
penyusunan kegiatan pengurangan emisi GRK di tingkat provinsi. Pada akhirnya apabila usulan yang terdapat pada RAD GRK tidak terpilih untuk masuk ke dalam NAMAs, usulan
– usulan tersebut masih dapat bersifat proaktif dalam turut membangun rencana pembangunan di daerah.
Lebih lanjut, usulan – usulan tersebut dapat dikaitkan dengan prinsip – prinsip
sustainable development
.
1.3 RAN-GRK