52 | P a g e
Bab 4 Mekanisme Pendanaan Kegiatan Pengurangan Emisi GRK
4.1 Kebijakan Pendanaan
Pendanaan  adalah  sumber,  mekanisme,  alatsistem  untuk  membiayai  infrastruktur,  mencapai tujuan  dan  sasaran  kegiatan  pengurangan  emisi  GRK.  Pendanaan  untuk  kegiatan  pengurangan
emisi  GRK  dapat  menjadi tantangan bagi pemerintah provinsi. Namun dengan  menyusun RAD maka pemerintah harus mengalokasikan dana khusus untuk kegiatan mitigasi perubahan iklim.
Kebijakan  pendanaan  untuk  kegiatan  mitigasi  perubahan  iklim  di  pemerintah  pusat  pada  masa lalu  dimasukkan  ke  dalam  program  pembangunan  regular,  tanpa  alokasi  anggaran  khusus
nasional untuk perubahan iklim yaitu dengan diarusutamakan ke dalam program yang telah ada. Namun  saat  ini,  perubahan  iklim  sudah  masuk  ke  dalam  program  pembangunan  dan  memiliki
alokasi anggaran khusus.
Kebijakan  pendanaan  nasional  untuk  kegiatan  pengurangan  emisi  GRK  tertuang  dalam dokumen-dokumen adalah sebagai berikut:
1. National Development Planning : Indonesia Response to Climate Change Yellow book,
BAPPENAS, 2010 2.
Second National Communication SNC, 2010 3.
National Sektor  Strategy on Forestry and Energy,  2010 4.
Rencana Aksi Nasional, 2010 5.
Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap ICCSR, 2010
Sumber: Yellow Book 2010
Gambar 4.1 Keterkaitan Antara Dokumen Perubahan Iklim, Perencanaan Pembangunan dan Proses Penganggaran
RPJMN 2010-2014
Perubahan Iklim
Inisiatif saat ini dan dokumen:
 Komunikasi nasional
 Strategi Nasional untuk
Sektor Kehutanan dan Energi
 Rencana Aksi Nasional
 Roadmap Perubahan
Iklim RPJP
2004-2025 RPJMN
2004-2009 2010-2014
RKP 2010
YELLOW BOOK RKP
2010
Anggaran Tahunan Pemerintah
Anggaran Tahunan Pemerintah
PROJECT DIGEST
53 | P a g e
Gambar diatas menunjukkan keterkaitan antara inisiatif  perubahan iklim yang telah ada dengan dokumen-dokumen  yang  ada  dan  juga  proses  penganggaran  pemerintah,  dimana  kegiatan
perubahan  iklim  dianggarakan  dalam  Rencana  Kerja  Pemerintah  dan  Rencana  Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014. Inisiatif  yang ada  tertulis dalam beberapa dokumen dan inisiaitif
tersebut perlu dimasukkan dalam dokumen perencanaan di tingkat nasional dan dianggarkan.
Penyusunan anggaran untuk perubahan iklim terkait dengan struktur komunikasi dan koordinasi dalam  perencanaan  pembangunan  yang  dilakukan  oleh  pemerintah  pusat  yang  dipimpin  oleh
Bappenas.  Pada  dasarnya,  mekanisme  perencanaan  pembangunan  tetap  digunakan    oleh pengambil  keputusan  menyangkut  isu  yang  berhubungan  dengan  inisiatif  perubahan  iklim.
Dokumen-dokumen terkait perencanaan  pembangunan seperti RPJPN, RPJMN, RKP dan Buku Biru  buku  yang  berisikan  daftar  proyek  dan  proposal  bantuan  teknis  menjadi  pedoman  untuk
semua  kementrian  dan  lembaga  pemerintah  KL  untuk    melaksanakan  inisitiatif  pengurangan emisi  GRK.  Fungsi  dari  tim  koordinasi    perubahan  iklim    adalah  untuk  menjadi  katalis  dan
harmonisasi  dari  masukan  terkait  perubahan  iklim  ke  dalam  rencana  pembangunan  dan  proses anggaran.  Tim  ini  juga  melakukan  monitoring  dan  evaluasi  kebijakan,  strategi  dan  program
perubahan iklim. Tim juga membantu donor untuk berkomunikasi secara langsung dengan mitra kerja  mereka  di  Kementrian  dan  Lembaga  KL.  Dalam  hal  isu  trust  fund,  tim  akan  menjadi
perwakilan dari pemerintah Indonesia dalan
Trust Fund Steering Committee
.
Sumber: Yellow Book 2010
Gambar 4.2  Struktur Komunikasi dan Koordinasi Terkait Integrasi Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan dan Penyusunan Anggaran
Koordinasi Tim, Dialog Kebijakan dan
Koordinasi
Koordinator : Bappenas Anggota :
KementerianBadan yang berhubungan
Strategi Nasional
dan Rencana
Aksi
RPJP, RPJMN, RKP, BLUE
BOOK Strategi
Sektor
Strategi Regional
Komitmen Internasional
Donor
KL
Peraturan Pemerintah No.22006 Alokasi Anggaran
54 | P a g e
Selain struktur komunikasi dan koordinasi, ada beberapa peraturan yang memberikan dasar bagi kebijakan pendanaan terkait dengan perubahan iklim, diantarnya adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang  Nomor  17  Tahun  2003  tentang  Keuangan  Negara:  memuat  tentang
pembiayaan kegiatan pembangunan nasional dan daerah.  Implikasinya pada penyusunan rencana keuangan berupa anggaran untuk keuangan nasional dan daerah yaitu APBN dan
APBD.
2. Undang-Undang  Nomor  252004  tentang  Sistem  Perencanaan  Pembangunan  Nasional:
memuat  mengenai  asas,  ruang  lingkup,  penyusunan,  penetapan,  pengendalian  dan evaluasi rencana pembangunan nasional dan daerah.
3. Peraturan  Pemerintah  No.22006  tentang  Pedoman  Proses  Pinjaman  dan    atau
Persetujuan Grant dan Anak Perusahaan Pengaturan tentang Pinjaman dan  atau Hibah: memuat  kewenangan  melakukan  pinjaman  luar  negeri,  sumber,  jenis  dan  persyaratan
pinjaman,  perencanaan  dan  pengadaan  pinjaman  hibah  luar  negeri,  pelaksanaan  dan penatausahaan pinjaman dan atau hibah luar negeri.
4. Keputusan  Menteri  Negara  Perencanaan  Pembangunan  Nasional    Ketua  BAPPENAS
No 052006 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Proposal dan Menilai Proyek yang  didanai  oleh  Pinjaman  Eksternal  danatau  Hibah:  memuat    ketentuan  mengenai
sumber pendanaan luar negeri.
5. Keputusan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Nomor PER-67PB2006 tentang
Tata Cara Pendaftaran dan Pengesahan Hibah Luar Negeri Pemerintah  daerah  memiliki  kewajiban  untuk  mendanai  kegiatan  pengurangan  emisi  di
daerahnya  melalui  dana  APBD.  Kegiatan  pengurangan  emisi  ini  harus  dilakukan  dahulu, kemudian  mereka  dapat  mengusulkan  kegiatan  mitigasi  ke  Bappenas  untuk  dilihat  apakah  bisa
masuk  ke  dalam  NAMAs.  Setelah  dikaji  oleh  pemerintah  pusat  maka  dapat  diputuskan  apakah kegiatan  daerah  tersebut  dapat  memperoleh  pendanaan  dari  pusat.  Daerah  harus  memberikan
kontribusi  berupa  pengurangan  emisi  dahulu  untuk  target  pengurangan  emisi  secara  nasional yaitu 26.
Ada  beberapa  tahap  yang  harus  dilakukan  dalam  merumuskan  kebijakan  pendanaan  untuk kegiatan pengurangan emisi gas rumah kaca, yaitu:
1. Melakukan penghitungan biaya mitigasi,
2. Mengidentifikasi sumber dana,
3. Merumuskan strategi pendanaan.
4.2 Perhitungan Biaya Mitigasi