25 | P a g e
Bab 3 Baseline, Skenario dan Opsi Mitigasi
3.1 Baseline Secara Umum
Baseline adalah sebuah referensi untuk mengukur kuantitas yang terukur dimana hasil alternative dapat diukur dan pengurangan emisi merupakan selisih antara baseline dan kinerja nyata.
Baseline yang berhubungan dengan perubahan iklim merupakan tindakan atau skenario tanpa kebijakan intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim.
Secara umum baseline dapat diinterpretasikan sebagai: 1.
Skenario tanpa intervensi 2.
Bukan merupakan ekstrapolasi sederhana dari tren saat ini, tetapi lebih merupakan evolusi masa depan dari tindakan.
3. Tidak dianggap sebagai prediksi apa yang akan terdi di masa depan
4. Simulasi jangka panjang diperlukan dan harus memasukkan ketidakpastian
uncertainty
yang mungkin terjadi dalam evolusi sistem dan termasuk didalamnya hambatan- hambatan utama.
Skenario baseline dapat didefinisikan sebagai skenario yang memungkinkan dan memberikan penjelasan konsisten mengenai bagaimana sistem dapat berevolusi di masa depan tanpa
kebijakan mitigasi GRK.
mengukur dampak sektoral target = baseline
– kinerja
Gambar 3.1 Skenario Emisi
Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan baseline: 1.
Kasus efisiensi ekonomi: mengasumsikan alokasi sumber daya yang sempurna: mitigasi pasti ada implikasi pada kerugian ekonomi.
2. Kasus
Business as usual
: lanjutan dari tren saat ini.
Emissions Baseline with
own action.
Baseline with support.
Actual
Performance
BAU
2011
26 | P a g e
3. Kasus yang sangat mungkin terjadi
Most likely
: pasar dan institusi tidak
diasumsikan berperilaku sempurna. Dapat memiliki implikasi pada opsi mitigasi “no
regrets”. • Contoh nyata dari ekonomi yang tidak efisien, khususnya dalam sektor seperti
energy dan transportasi di OECD dan Negara berkembangan kesenjangan efisiensi.
• “
Efficiency gap
” terjadi karena distorsi pasar dan hambatan atau alas an sosial, politik dan budaya.
•
Plausible baselines
dapat dianggap“
most likely ca se
”: sejauhmana persistensi dari “
efficiency gap
”, pada tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan potensi pertukaran capat dari saham teknologi.
Baseline dapat merefleksikan pengembangan business-as-usual BAU yang tergantung pada jenis emisi sektoraltarget, atau dapat merefleksikan scenario, seperti tindakan yang akan
dilakukan.
Evolusi dari kegiatan yang mempengaruhi sumber-sumber GRK terdiri dari: 1.
Trend makro-ekonomi dan demografis 2.
Pergeseran struktur di ekonomi 3.
Proyeksi inti dari kegiatan emisi GRK 4.
Evolusi teknologi dan prakteknya, termasuk efek saturation dan kemungkinan adopsi dari teknologi yang efisien yang mempengaruhi emisi GRK.
Baseline pada tingkat provinsi merupakan baseline multisektoral yang perlu ditetapkan melalui proses integrasi dengan menjumlahkan baseline setiap sektor dalam nilai absolute sehingga dapat
digunakan sebagai referensi provinsi untuk mengukur apakah target pengurangan emisi provinsi tercapai atau tidak. Baseline dapat digambarkan seperti pada gambar berikut:
27 | P a g e
Gambar 3.2 Aksi Mitigasi Berdasarkan Sektor
Berdasarkan kewenangan yang dimiliki administrative dan pelibatan dalam proses penyusunan BAUBaseline serta opsi mitigasi kemampuan teknis, maka dapat dilakukan pembagian sektor.
Pembagian sektor merupakan pembagian peran pemerintah pusat dan daerah provinsi dalam penyusunan BAU dan opsi mitigasi atau disebut juga dengan menu sektoral. Berdasarkan
karakteristik-karakteristik ini terdapat tiga kategori yaitu:
1. Sektor Campuran
Mixed sektor
Sektor campuran adalah sektor yang sulit dibagi kewenangannya antara pusat dan daerah. Pusat memiliki otoritas pada sektor ini, tetapi pada tahap implementasi, bantuan dari daerah untuk
mewujudkan pelaksanaan kebijakan akan sangat besar. Karena itu, sektor ini melibatkan koordinasi bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam kegiatan
pengurangan emisi. Dalam kategori sektor campuran adalah sektor kehutanan, lahan gambut dan pertanian. Pemerintah pusat atau kelompok kerja nasional National working group yang
dikoordinasi oleh Bappenas akan membuat nasional BAUBaseline dan kemudian mendistribusikan hasil BAU tersebut ke provinsi-provinsi misalnya Papua, Kaltim
berkoordinasi dengan Bappeda dan dinas kehutanan sehingga Provinsi-provinsi dapat membuat BAU masing-masing. Pemerintah pusat akan memberikan bimbingan teknis dan arahan
menyangkut penyusunan BAU dan opsi mitigasi. Pemerintah daerah dan pusat kelompok kerja dan Bappendadinas dapat membuat usulan opsi mitigasi untuk setiap provinsi. Usulan-usulan
pemerintah provinsi digabung
aggregated
oleh kelompok kerja nasional untuk menjadi rencana tindak mitigasi nasional NAMAs.
Waktu T
n
T
1
T
Sektor 1 Sektor 2
Sektor 3 Sektor 4
Sektor - Sektor 6
Aksi Mitigasi Setiap Sektor
Baseline Multi sektoral
tren masa lalu dan keadaan
emisi saat ini
Emisi Gas Rumah Kaca
Emisi GRK masa depan
28 | P a g e
2. Sektor Tertutup
Isolated sektor
Sektor ini disebut sektor tertutup karena pada sektor ini pemerintah provinsi memiliki kewenangan penuh untuk menangani penyusunan BAU dan opsi mitigasi dimana secara
administratif dan teknis sektor ini merupakan kewenangan penuh daerah, yang termasuk ke dalam sektor tertutup adalah sektor persampahan. Provinsi Bappeda dan dinas terkait perlu
menentukan metodologi BAU dan opsi mitigasi berdasarkan dokumen yang disusun oleh nasional. Masing-masing provinsi akan menyerahkan BAU dan opsi mitigasi itu diserahkan ke
kelompok kerja nasional untuk diseleksi dan bilamana terpilih dapat dijadikan satu menjadi National BAU dan usulan opsi mitigasi.
3. Sektor Terbuka
Open sektor
Sektor ini disebut sektor terbuka karena pada sektor ini penyusunan BAU dan opsi mitigasi sifatnya yang lintas daerah atau lebih tepat menjadi kewenangan pemerintah nasional, yang
termasuk ke dalam sektor ini adalah sektor industri dan sektor transportasi . Pada sektor ini, Pemerintah provinsi memiliki keterbatasan dalam pelibatan penyusunan BAU dan opsi mitigasi.
Peran daerah adalah penyediaan data-data yang diperlukan untuk menyusun BAU, pada tahap implementasi dan reporting. Contohnya yang langsung ditangani oleh pusat adalah sektor
industri dan transportasi. Daerah tidak terlibat secara penuh atau terbatas keterlibatannya dalam proses penyiapan BAU dan opsi mitigasi, karena sudah ditangani langsung oleh nasional
working groupsektor. Keterlibatan daerah pada sektor ini adalah dalam tahap implementasi dan
reporting
saja, juga penyediaan data-data awal.
3.2 Skenario Mitigasi