Manajemen Peserta Didik

A. Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik merupakan bagian dari pengelolaan sekolah sepertihalnya pengelolaan personalia, kurikulum, keuangan, sarana prasarana, layanan khusus yang dipandang ikut menentukan mutu pendidikan (Tini & Irawati, 2013:55). Manajemen kesiswaan atau manajemen pemuridan atau peserta didik merupakan salah satu bidang operasional atau MBS. Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah (Imron, 2011:6). Manajemen peserta didik bukan hanya membentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Menurut Kurniawati & Roesminingsih (2014:206) manajemen peserta didik merupakan proses pendampingan pada peserta didik, dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik agar dapat berkembang secara maksimal.

Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam peserta didik agar pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur, serta mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen peserta didik sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan. Ketiga tugas pokok tersebut yaitu

1) Penerimaan peserta didik baru, 2) Kegiatan kemajuan belajar, dan 3) Bimbingan pembinaan disiplin peserta didik.

Berdasarkan tiga tugas utama tersebut, Sutisna (Mulyasa, 2009:46) menjabarkan tanggung jawab kepada sekolah dalam mengelola peserta didik berkaitan kehadirannya di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu, mencakup:

Drs. Lukas Manu, M.Pd. & Jusuf Blegur, S.Pd., M.Pd.

1. Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penujukan peserta didik ke kelas dan program studi.

2. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.

3. Program supervisi bagi peserta didik yang mempunyai kelaianan, seperti pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luas biasa.

4. Pengendalian disiplin peserta didik.

5. Program bimbingan dan penyuluhan.

6. Program kesehatan dan keamanan.

7. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional. Penerimaan peserta didik baru perlu dikelola sedemikan rupa

mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah peserta didik baru yang akan diterima, yaitu dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal kelas atau mengulang kegiatan penerimaan peserta didik baru biasanya dikelola panitia penerimaan siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan siswa baru (PMB). Dalam kegiatan ini kepala sekolah membentuk panitia untuk menunjuk para peserta didik diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental, dan emosional agar siap dalam mengikuti pendidikan di sekolah.

Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para peserta didik memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan yang tinggi. Data ini diperlukan untuk mengeidentifikasi dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolahnya. Kemajuan belajar peserta didik ini secara periodik harus dilaporkan kepada orangtua, sebagai masukan untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar (baik di rumah maupun di sekolah). Agar adanya berkerjasama pula dalam membina anak-anaknya.

Manajemen Berbasis Sekolah

Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, disamping keterampilan-keterampian lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap peserta didik yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan seimbang sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Selain itu, aspek penting dalam manajemen peserta didik adalah soal intensitas dan eksistensinya dalam implementasinya (Nurkholis, 2003:46; Rohiat, 2008:67). Sekolah juga perlu melakukan pendataan dan ketatalaksanaan peserta didik dalam bentuk buku induk, buku klaper, buku laporan keadaan peserta didik, buku prestasi peserta didik buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi dan sebagainya.