Pengujian Hipotesis Regresi linear Berganda

43 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.2.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara uji signifikansi pengaruh nyata variabel independen Xi terhadap variabel dependen Y baik secara parsial, dilakukan dengan menggunakan uji statistik t t-test, dan untuk melihat kelayakan model dilakukan dengan uji statistik F F-test, pada level 5 α = 0,05. 1. Uji Simultan Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- samasimultan terhadap variabel dependen Imam Ghozali, 2009:16. Uji ini digunakan untuk menguji kelayakan model goodness of fit. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel.  Kriteria uji : Jika f hitung f tabel maka H0 ditolak Jika f hitung f tabel maka H0 diterima.  Adapun hipotesisnya adalah : H0 = b1, b2, b3 = 0 Universitas Sumatera Utara 44 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. H1 = b1, b2, b3 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji dominasi variabel independen Xi terhadap variabel dependen Y dilakukan dengan melihat pada koefisien beta. Pengambilan keputusan uji hipotesis secara simultan juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik sebagai berikut: a. Jika signifikansi 0,05 maka H0 diterima. b. Jika signifikansi 0,05 maka H0 ditolak. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan H a diterima dan H ditolak, artinya secara simultan variabel bebas X 1 sd X 3 berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y = hipotesis diterima. Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan H a ditolak dan H diterima, artinya secara simultan variabel bebas X 1 sd X 3 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y = hipotesis ditolak. Universitas Sumatera Utara 45 2. Uji Parsial Uji Statistik t Uji statistik ”t” atau uji signifikan parameter individual atau uji parsial yaitu untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2005 : 84. Untuk mengetahui nilai t statistik tabel ditentukan tingkat signifikansi 5 dengan derajat kebebasan yaitu df = n-k-1, dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel.  Adapun hipotesisnya yaitu : H0 = b1, b2, b3 = 0 Yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. H1 = b1, b2, b3 ≠ 0 Yang artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel dependen terhadap variabel independen.  Kriteria uji : Jika t hitung t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima atau dikatakan signifikan, artinya secara parsial variabel bebas Xi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y = hipotesis diterima. Jika t hitung t tabel α, n - k, maka H diterima dan H a ditolak maka dikatakan tidak signifikan, artinya secara parsial variabel bebas Xi berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen Y = hipotesis ditolak. Universitas Sumatera Utara 46 Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel coefficients kolom sig atau significance. Pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik dalam Singgih, 2004:168 sebagai berikut: a. Jika signifikansi 0,05 maka H diterima. b. Jika signifikansi 0,05 maka H ditolak. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan H a diterima dan H ditolak, artinya secara parsial variabel bebas X 1 sd X 3 berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y = hipotesis diterima, sementara jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan H 1 ditolak dan H diterima, artinya secara parsial variabel bebas X 1 sd X 3 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y = hipotesis ditolak. 3. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 terletak antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ R 2 ≤ 1. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika dalam proses mendapatkan nilai R 2 yang tinggi adalah baik, tetapi jika nilai R 2 rendah tidak berarti model regresi jelek Ghozali, 2009:15. Universitas Sumatera Utara 47 Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut: R 2 = ESS TSS R 2 = Koefisien determinasi majemuk multiple coeficient of determinant, yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama. ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya. TSS = Total sum of squares, atau total variabel nilai variabel terikat sebenarnya di sekitar rata-rata sampelnya. Bila R 2 mendekati 1 100, maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R 2 mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya garis regresi untuk mengukur data observasi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 , nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen di tambahkan ke dalam model. Imam Ghozali, 2009 : 15. Universitas Sumatera Utara 48

3.7. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal penelitian Tahapan Penelitian Mar 2013 Apr 2013 Mei 2013 Juni 2013 Pengajuan Judul Pengumpulan Data Penulisan Laporan Penyelesaian Laporan Universitas Sumatera Utara 49 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang beroperasi di indonesia sebanyak 17 bank. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh rasio rentabilitas yang terinci dalam Return On Assets ROA dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operaional BOPO, serta rasio likuiditas yang terinci dalam Loan to Deposit Ratio LDR terhadap Capital Adequacy Ratio CAR pada perusahaan Perbankan periode tahun 2009-2011. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data laporan keuangan publikasi yang sudah diaudit selama periode 2009 – 20011.

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Capital Adequacy Ratio, Dan Leverage Terhadap Opini Audit Going-Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

2 77 80

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh LDR CAR NPL BOPO ROA DAN DPK Te

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 0 7

Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 0 11