17
Likuiditas parameternya Loan to Deposit Ratio LDR. Rentabilitas dan Likuiditas akan bertindak sebagai variabel independen, sedangkan Capital Adequacy Ratio
CAR, adalah rasio kecukupan modal sebagai variabel terikat dependen.
2.1.3 Bank
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Kasmir, 2001 : 23. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Pengertian bank yang
terdapat dalam PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan 2008:1, yaitu : bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial
intermediary antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Ada
tiga kegiatan pokok yang dilakukan oleh bank, yaitu: a. Penghimpun dana giro, deposito, tabungan dengan sasaran
meminimumkan biaya perolehan dana, b. Alokasi dana kredit dan investasi dengan sasaran memaksimumkan
pendapatan bank,
Universitas Sumatera Utara
18
c. Pelayanan jasa keuangan transfer, Letter Of Credit, cek perjalanan, money changer, bank garansi dan lain – lain dan jasa nonkeuangan pelatihan
pegawai pergudangan, kotak pengamanan dan jasa – jasa komputer dengan sasaran memaksimumkan kemampuan nasabah Siregar, 2010 .
2.1.4 Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan kata
lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur
tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Kasmir, 2008 : 297.
Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua indikator antara lain : 1 return on assets ROA, dan 2
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO.
2.1.4.1 Return On Assets ROA
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan.
Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
19
ketentuan Bank Indonesia. Secara teoretis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah
laba sebelum pajak Dendawijaya, 2005 : 118. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia 2004, kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank
bisa menjadi bank jangkar anchor bank memiliki rasio Return On Asset ROA minimal 1,5 Dendawijaya, 2005 : 190.
ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak earning before interest tax EBIT terhadap total assets. EBIT merupakan
pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan
untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia,
Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market dan penempatan dalam
bentuk kredit kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan Robert 1997: hal. 18.32- 18.33.
2.1.4.2 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
“Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu
perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya.” Dendawijaya, 2005:119 Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO, berarti semakin efisien
Universitas Sumatera Utara
20
kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Biaya operasional terdiri atas
biaya bunga, biaya valuta asing lainnya, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya penyusutan, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan operasional terdiri
atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank terdiri atas hasil
bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan pendapatan operasional lainnya Dendawijaya, 2009:111.
Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya.
Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI
Riyadi, 2004:141.
2.1.5 Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir 2008 : 286 rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pecairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang
telah diajukan. Bank dikatakan likuid jika bank dapat membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek tabungan, giro, dan deposito serta
mampu membayar dan dapat memenuhi semua permintaan kredit yang harus
Universitas Sumatera Utara
21
Suyatmin, 2006. Makin tidak likuid maka akan menimbulkan runtuhnya kepercayaan masyarakat yang dapat menyebabkan penarikan dana dan
menurunkan kinerja. Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan terutama
diukur dari Loan to Deposit Ratio LDR. LDR Loan to Deposit Ratio sangat penting dikarenakan bank menjalankan fungsi intermediasi yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit.
2.1.5.1 Loan to Deposit Ratio LDR
Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank Dendawijaya,
2005:116. Loan to Deposit Ratio LDR merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap
kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR Loan to Deposit Ratio paling
sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima
oleh bank.
Loan to Deposit Ratio LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Artinya seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk dapat segera memenuhi permintaan deposan yang ingin
Universitas Sumatera Utara
22
menarik kembali dananya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. LDR Loan to Deposit Ratio disebut juga rasio kredit terhadap total dana
pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh
karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau
simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan Rivai, 2006:156.
2.1.6 Capital Adequacy Ratio CAR
2.1.6.1 Modal Bank
Modal adalah faktor utama pada sebuah perusahaan, karena melalui modal inilah perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kegiatan
bisnisnya. Salah satu aspek terpenting dalam melihat kesehatan perbankan nasional adalah dengan melihat permodalan dari perbankan itu sendiri. Hal ini
salah satunya dapat dilihat dengan menggunakan rasio CAR Capital Adequacy Ratio atau kecukupan modal minimum. Modal dapat didefenisikan sebagai :
sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemilikinya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal
tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan – keuntungan yang diperolehnya Muljono, 2002:236.
Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Menurut PBI No. 1015PBI2008 Pasal 2
Universitas Sumatera Utara
23
Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 delapan persen dari Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Sebuah bank mengalami risiko modal
apabila tidak dapat menyediakan modal minimum sebesar 8.
2.1.6.2 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR
Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup
baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat
kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya
didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
Dalam menghitung Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR, terhadap masing-masing pos aktiva diberikan bobot risiko yang besar didasarkan pada
kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot yang didasarkan pada golongan nasabah, pinjaman, serta agunan. Khusus terhadap kredit yang
penarikannya secara bertahap, maka bobot risiko dihitung berdasarkan penarikan kredit pada tahap yang bersangkutan.
Dalam perhitungan kecukupan permodalan bank, bobot kategori risiko ATMR berperan dalam menentukan jumlah minimum permodalan yg harus
dimiliki oleh bank Capital Adequacy Ratio yaitu sebesar 8 dari total ATMR. Perhitungan ATMR berdasarkan Surat Edaran Nomor 212DPNP:
Universitas Sumatera Utara
24
1 Aktiva produktif dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet dalam penghitungan ATMR dinilai sebesar nilai buku.
Nilai buku adalah nilai Aktiva Produktif setelah dikurangi dengan cadangan khusus PPAP yang dibentuk.
2 Ketentuan mengenai Aktiva Produktif dan PPAP didasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31147KEPDIR tanggal 12
November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31148KEPDIR tanggal 12 November 1998
tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, 3 Bobot risiko Aktiva Produktif bank yang memperoleh jaminan dari Badan
Penyehatan Perbankan Nasional BPPN disetarakan dengan bobot risiko Aktiva Produktif yang dijamin oleh Pemerintah Pusat, yaitu dengan bobot
risiko sebesar 0 nol perseratus sebesar bagian yang dijamin oleh BPPN, a. Agar dapat disetarakan dengan jaminan dari Pemerintah Pusat maka
jaminan dari BPPN sebagaimana dimaksud dalam butir 3, wajib memenuhi persyaratan yaitu : 1 bersifat irrevocable, 2 Harus dapat
dicairkan selambat-lambatnya 7 tujuh hari sejak diajukannya klaim, 3 Jangka waktu jaminan sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu
aktiva produktif.
Universitas Sumatera Utara
25
2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.2.1 Kerangka Konseptual
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin
ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka
dapat dibuat suatu kerangka konseptual dari pengaruh rasio rentabilitas yang terinci dalam Return On Assets ROA, dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional BOPO, serta rasio likuiditas yang terinci dalam Loan to Deposit Ratio LDR terhadap Capital Adequacy Ratio CAR pada gambar
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Return On Assets ROA
X
1
Capital Adequacy
Ratio CAR
Y Rentabilitas
Biaya Operasional Terhadap
pendapatan Operasional
BOPO X
2
Loan to Deposit Ratio
LDR X
3
Likuiditas
Universitas Sumatera Utara
26
2.2.2 Hipotesis