48
3.7. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3 Jadwal penelitian
Tahapan Penelitian
Mar 2013
Apr 2013
Mei 2013
Juni 2013
Pengajuan Judul Pengumpulan Data
Penulisan Laporan Penyelesaian
Laporan
Universitas Sumatera Utara
49
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Penelitian
Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang beroperasi di indonesia sebanyak 17 bank. Penelitian ini akan menganalisis
pengaruh rasio rentabilitas yang terinci dalam Return On Assets ROA dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operaional BOPO, serta rasio likuiditas yang
terinci dalam Loan to Deposit Ratio LDR terhadap Capital Adequacy Ratio CAR pada perusahaan Perbankan periode tahun 2009-2011.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data laporan
keuangan publikasi yang sudah diaudit selama periode 2009 – 20011.
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian
Berikut ini memaparkan data mengenai tiap-tiap variabel yang diteliti selama periode pengamatan untuk dianalisis lebih lanjut.
1. Data Return on assets ROA sampel
Universitas Sumatera Utara
50
Tabel 4.1 Daftar
Return on Assets ROA Perusahaan Sampel No
Kode Nama Perusahaan
2009 2010
2011
1. BBNI
PT. Bank Negara Indonesia 1,51
2,21 2,49
2. BBCA
PT. Bank Central Asia 3,17
3,28 3,57
3. BNGA
PT. Bank CIMB Niaga 2,02
2,36 2,63
4. BMRI
PT. Bank Mandiri Persero 2,74
2,74 2,47
5. MEGA
PT. Bank Mega 1,61
2,02 1,84
6. MCOR
PT. Bank Windu Kentjana Internasional
0,82 0,87
0,75 7.
AGRO PT. Bank Agroniaga
0,15 0,63
1,29 8.
BBNP PT. Bank Nuantara Parahyangan
1,06 1,20
1,40 9.
BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero 3,21
3,69 3,99
10. BBTN PT. Bank Tabungan Negara
1,28 1,83
1,71 11. BNLI
PT. Bank Permata 1,37
1,68 1,54
12. BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional 2,79
3,27 3,80
13. BVIC PT. Bank Victoria Internasional
0,85 1,28
1,78 14. MAYA
PT. Bank Mayapada internasional
0,78 1,05
1,78 15. PNBN
PT. Bank Pan Indonesia 1,81
1,74 2,19
16. BJBR PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten 3,08
2,81 2,42
17. BCIC PT. Bank Mutiara
3,27 2,02
1,85 Sumber Data: www.idx.com
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturut- turut PT. Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk menjadi bank yang memiliki
Return on Assets ROA terbesar, sedangkan PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk memiliki Return on Assets ROA terkecil dengan perincian
sebagai berikut: • Pada tahun 2009, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk memiliki
Return on Assets ROA terbesar yaitu 3,21 dan PT. Bank Windu
Universitas Sumatera Utara
51
Kentjana Internasional Tbk memiliki Return on Assets ROA terkecil yaitu 0,82.
• Pada tahun 2010, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk memiliki Return on Assets ROA terbesar yaitu 3,69 dan PT. Bank Windu
Kentjana Internasional Tbk memiliki Return on Assets ROA terkecil yaitu 0,87.
• Pada tahun 2011, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk memiliki Return on Assets ROA terbesar yaitu 3,99 dan PT. Bank Windu
Kentjana Internasional Tbk memiliki Return on Assets ROA terkecil yaitu 0,75.
2. Data Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Tabel 4.2 Daftar
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO Perusahaan Sampel
No Kode
Nama Perusahaan 2009
2010 2011
1. BBNI
PT. Bank Negara Indonesia 78,20
95,27 78,83
2. BBCA
PT. Bank Central Asia 68,70
29,93 60,90
3. BNGA
PT. Bank CIMB Niaga 82,98
13,86 76,10
4. BMRI
PT. Bank Mandiri Persero 44,60
27,17 41,60
5. MEGA
PT. Bank Mega 85,91
23,27 81,84
6. MCOR
PT. Bank Windu Kentjana Internasional
55,37 29,39
40,08 7.
AGRO PT. Bank Agroniaga
21,70 21,72
39,23 8.
BBNP PT. Bank Nuantara Parahyangan
56,67 89,67
85,38 9.
BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero 77,64
25,71 66,69
10. BBTN PT. Bank Tabungan Negara
66,57 46,05
53,12 11. BNLI
PT. Bank Permata 26,07
10,62 14,69
12. BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan
26,85 22,05
16,88
Universitas Sumatera Utara
52
Nasional 13. BVIC
PT. Bank Victoria Internasional 13,64
98,82 37,20
14. MAYA PT. Bank Mayapada
internasional 23,28
15,62 37,70
15. PNBN PT. Bank Pan Indonesia
84,27 17,70
80,26 16. BJBR
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
53,80 57,29
84,35 17. BCIC
PT. Bank Mutiara 12,05
33,31 50,61
Sumber Data: www.idx.com Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturut-
turut PT. Bank Negara Indonesia Tbk menjadi bank yang memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terbesar, sedangkan PT.
Bank Permata Tbk memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terkecil dengan perincian sebagai berikut:
• Pada tahun 2009, PT. Bank Negara Indonesia Tbk memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terbesar yaitu
78,20 dan PT. Bank Permata Tbk memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terkecil yaitu 26,07.
• Pada tahun 2010, PT. Bank Negara Indonesia Tbk memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terbesar yaitu
95,27 dan PT. Bank Permata Tbk memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terkecil yaitu 10,62.
• Pada tahun 2011, PT. Bank Negara Indonesia Tbk memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terbesar yaitu
78,83 dan PT. Bank Permata Tbk memiliki Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO terkecil yaitu 14,69.
Universitas Sumatera Utara
53
1. Data Loan to Deposit Ratio LDR sampel
Tabel 4.3 Daftar
Loan to Deposit Ratio LDR Perusahaan Sampel No
Kode Nama Perusahaan
2009 2010
2011
1. BBNI
PT. Bank Negara Indonesia 63,84
70,90 70,70
2. BBCA
PT. Bank Central Asia 50,54
55,46 62,53
3. BNGA
PT. Bank CIMB Niaga 96,04
87,94 93,28
4. BMRI
PT. Bank Mandiri Persero 61,69
62,28 71,12
5. MEGA
PT. Bank Mega 55,94
56,11 63,91
6. MCOR
PT. Bank Windu Kentjana Internasional
64,43 80,14
79,59 7.
AGRO PT. Bank Agroniaga
77,62 77,90
65,90 8.
BBNP PT. Bank Nuantara Parahyangan
73,13 79,71
84,98 9.
BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero 80,30
79,71 71,12
10. BBTN PT. Bank Tabungan Negara
96,33 102,43 95,75
11. BNLI PT. Bank Permata
91.61 88,83
82,39 12. BTPN
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
83,47 90,05
84,23 13. BVIC
PT. Bank Victoria Internasional 40,36
39,78 62,73
14. MAYA PT. Bank Mayapada
internasional 83,80
78,38 80,33
15. PNBN PT. Bank Pan Indonesia
71,07 73,97
80,56 16. BJBR
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
79,99 69,28
72,95 17. BCIC
PT. Bank Mutiara 57,51
56,50 81,88
Sumber Data: www.idx.com Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturut-
turut PT. Bank Tabungan Negara Tbk menjadi bank yang memiliki Loan to Deposit Ratio LDR terbesar, sedangkan PT. Bank Victoria Internasional Tbk
memiliki Loan to Deposit Ratio LDR terkecil dengan perincian sebagai berikut: • Pada tahun 2009, PT. Bank Tabungan Negara Tbk memiliki Loan to
Deposit Ratio LDR terbesar yaitu 96,33 dan PT. Bank Victoria
Universitas Sumatera Utara
54
Internasional Tbk memiliki Loan to Deposit Ratio LDR terkecil yaitu 40,36.
• Pada tahun 2010, PT. Bank Tabungan Negara Tbk memiliki Loan to Deposit Ratio LDR terbesar yaitu 102,43 dan PT. Bank Victoria
Internasional Tbk memiliki Loan to Deposit Ratio LDR terkecil yaitu 39,78.
• Pada tahun 2011, PT. Bank Tabungan Negara Tbk memiliki Loan to Deposit Ratio LDR terbesar yaitu 95,75 dan PT. Bank Victoria
Internasional Tbk memiliki Loan to Deposit Ratio LDR terkecil yaitu 62,73.
2. Data Capital Adequacy Ratio CAR
Tabel 4.4 Daftar
Capital Adequay Ratio CAR Perusahaan Sampel
No Kode
Nama Perusahaan 2009
2010 2011
1. BBNI
PT. Bank Negara Indonesia 13,77
18,63 17,63
2. BBCA
PT. Bank Central Asia 15,33
13,50 12,75
3. BNGA
PT. Bank CIMB Niaga 13,61
13,27 13,09
4. BMRI
PT. Bank Mandiri Persero 12,48
13,36 15,13
5. MEGA
PT. Bank Mega 18,67
16,26 11,86
6. MCOR
PT. Bank Windu Kentjana Internasional
18,32 17,84
12,27 7.
AGRO PT. Bank Agroniaga
19,68 14,95
16,39 8.
BBNP PT. Bank Nuantara Parahyangan
12,56 12,76
13,45 9.
BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero 13,20
13,67 14,96
10. BBTN PT. Bank Tabungan Negara
21,54 16,74
15,03 11. BNLI
PT. Bank Permata 27,24
23,40 20,47
12. BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan
18,50 23,80
19,89
Universitas Sumatera Utara
55
Nasional 13. BVIC
PT. Bank Victoria Internasional 16,86
10,80 14,86
14. MAYA PT. Bank Mayapada
internasional 18,01
22,61 16,14
15. PNBN PT. Bank Pan Indonesia
15,63 24,22
22,97 16. BJBR
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
20,20 27,16
22,83 17. BCIC
PT. Bank Mutiara 10,35
19,06 12,73
Sumber Data: www.idx.com Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturut-
turut PT. Bank Permata Tbk menjadi bank yang memiliki Capital Adequacy Ratio CAR terbesar, sedangkan PT. Bank Nuantara Parahyangan Tbk memiliki Loan
to Deposit Ratio LDR terkecil dengan perincian sebagai berikut: • Pada tahun 2009, PT. Bank Permata Tbk memiliki Capital Adequacy Ratio
CAR terbesar yaitu 27,24 dan PT. Bank Nuantara Parahyangan Tbk memiliki Capital Adequacy Ratio CAR terkecil yaitu 12,56.
• Pada tahun 2010, PT. Bank Permata Tbk memiliki Capital Adequacy Ratio CAR terbesar yaitu 23,40 dan PT. Bank Nuantara Parahyangan Tbk
memiliki Capital Adequacy Ratio CAR terkecil yaitu 12,76. • Pada tahun 2011, PT. Bank Permata Tbk memiliki Capital Adequacy Ratio
CAR terbesar yaitu 20,47 dan PT. Bank Nuantara Parahyangan Tbk memiliki Capital Adequacy Ratio CAR terkecil yaitu 13,45.
4.1.3 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata, variance serta standar deviasi data yang
Universitas Sumatera Utara
56
digunakan dalam penelitian. Statistik data penelitian disajikan dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ROA
51 .15
78.38 3.5716
10.72460 BOPO
51 10.62
98.85 47.8563
26.54594 LDR
51 39.78
102.43 74.1310
13.89340 CAR
51 10.35
27.24 16.8122
4.12308 Valid N listwise
51
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2013 1. Variabel independen pertama yaitu Return on Assets ROA, pada sampel
penelitian berjumlah 51, mempunyai nilai terendah yaitu 0,15 dan nilai tertinggi adalah 78,38 menunjukan bahwa bank-bank yang menjadi sampel
mempunyai nilai ROA bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai ROA-nya bernilai negatif. Nilai maksimum
rasio ini sebesar 78,38 menunjukkan bahwa pada penelitian ini, seluruh sampel yang diamati mempunyai nilai total aset yang lebih besar daripada
laba sebelum pajak yang dihasilkan dengan nilai standar deviasi sebesar 10,72460.
2. Variabel independen keempat yaitu Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, pada sampel penelitian berjumlah 51, mempunyai
nilai terendah yaitu 10,62 dan nilai tertinggi adalah 98,85, dengan nilai rata – rata adalah 47.8563. Hal ini menunjukkan bahwa bank – bank yang
Universitas Sumatera Utara
57
menjadi sampel mempunyai nilai BOPO bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai BOPO-nya bernilai negatif.
Nilai maksimum rasio ini sebesar 98,85 menunjukkan bahwa pada penelitian ini, seluruh sampel yang diamati mempunyai nilai total
pendapatan operasional yang lebih besar daripada biaya operasional yang dimilikinya dengan nilai standar deviasi sebesar 26.54594.
3. Variabel independen pertama yaitu Loan to Deposit Ratio LDR, pada sampel penelitian berjumlah 51, mempunyai nilai terendah yaitu 39,78 dan
nilai tertinggi adalah 102,43, dengan nilai rata – rata adalah 74.1310. Hal ini menunjukkan bahwa bank – bank yang menjadi sampel mempunyai nilai
LDR bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai LDR-nya bernilai negatif. Nilai maksimum rasio ini sebesar
102,43 menunjukkan bahwa pada penelitian ini, seluruh sampel yang diamati mempunyai nilai total simpanan deposit yang lebih besar daripada
nilai pinjaman kredit yang diberikan yang dimilikinya dengan nilai standar deviasi sebesar 13.89340.
4. Variabel dependen, yaitu Capital Adequacy Ratio CAR, pada sampel penelitian berjumlah 51, mempunyai nilai terendah yaitu 10,35 dan nilai
tertinggi adalah 27,24, dengan nilai rata – rata adalah 16.8122. Hal ini menunjukkan bahwa bank – bank yang menjadi sampel mempunyai nilai
CAR yang bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai CAR-nya bernilai negatif. Nilai maksimum rasio
ini sebesar 27,24 menunjukkan bahwa pada penelitian ini, seluruh sampel
Universitas Sumatera Utara
58
yang diamati mempunyai nilai Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR yang lebih besar daripada modal yang dimilikinya dengan nilai standar
deviasi sebesar 4.12308. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa data variable ROA,
BOPO, LDR dan CAR menunjukkan hasil yang baik, hal tersebut dikarenakan standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data variabel tersebut
ROA, BOPO, LDR dan CAR lebih kecil dari rata-ratanya.
4.1.4 Uji Asumsi Klasik
4.1.4.1 Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal.
Normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram dan normal probability plot yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
59
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Gambar 4.2
Normal Probability Plot
Regression Standardized Residual
3 2
1 -1
-2
Frequency
10 8
6 4
2
Histogram Dependent Variable: CAR
Mean =1.08E-16 Std. Dev. =0.97
N =51
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E xpect
ed C
um P
rob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: CAR
Universitas Sumatera Utara
60
Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik normal plot maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola distribusi yang tidak menceng ke
kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal, dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas data juga dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui dan memastikan apakah data di
sepanjang garis diagonal berdistribusi secara normal atau tidak dengan melihat data residualnya. Ghozali 2005:115, pedoman pengambilan keputusan rentang
data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov yang dapat dilihat dari:
• jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi data tidak normal, • jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi data normal.
Hipotesis yang digunakan : 1 Ho: Data residual berdistribusi normal,
2 Ha: Data residual tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov
adalah seperti yang ditampilkan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.6 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROA BOPO
LDR CAR
N 51
51 51
51 Normal
Parametersa,b Mean
2.0553 47.8563
74.1310 16.8122
Std. Deviation .93444
26.54594 13.89340
4.12308 Most Extreme
Differences Absolute
.097 .123
.109 .123
Positive .097
.123 .052
.123 Negative
-.064 -.111
-.109 -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .691
.877 .778
.876 Asymp. Sig. 2-tailed
.726 .425
.580 .427
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Data berdistribusi normal apabila nilai signifikansinya berada di atas 0.05. Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi ROA sebesar
0.726, nilai signifikansi BOPO sebesar 0.425, nilai signifikansi LDR sebesar 0.580, dan nilai signifikansi CAR sebesar 0.427. Hal ini menunjukkan bahwa
masing-masing variabel yaitu ROA, BOPO, LDR, dan CAR memiliki nilai signifikansi di atas 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat variabel
memiliki data yang terdistribusi normal.
4.1.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel
bebasindependen Imam Ghozali, 2009: 25. Uji multikolinieritas dengan
Universitas Sumatera Utara
62
melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut:
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Mode l
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
B Std.
Error 1
Constant 12.742
3.571 3.568
.001 ROA
-.260 .599
-.059 -.434
.666 .993
1.007 BOPO
-.033 .021
-.213 -1.573
.122 .995
1.005 LDR
.084 .040
.281 2.068
.044 .989
1.011 a Dependent Variable: CAR
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Hasil uji multikolinearitas diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance 10 dan VIF 10. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut terdapat problem multikolinieritas, artinya seluruh variabel independen dalam persamaan regresi ini
memiliki korelasi yang lemah antar variabel.
4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
dengan residualnya. Hasil uji heteroskedastisitas berdasarkan grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut :
Universitas Sumatera Utara
63
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Gambar 4.3 Grafik
Scatterplot
Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas melalui grafik plot adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa data titik-titik menyebar
secara merata di atas dan di bawah garis nol, dan tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa pada uji
regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Regression Standardized Predicted Value
1 -1
-2 -3
R egressi
on S
tandardi zed
R esi
dual
3 2
1
-1 -2
Scatterplot Dependent Variable: CAR
Universitas Sumatera Utara
64
4.1.4.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW-test. Hasil uji autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .374a
.140 .085
3.94369 1.402
a Predictors: Constant, LDR, BOPO, ROA b Dependent Variable: CAR
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam uji Durbin- Watson test adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson dengan tabel DW
Jika Keputusan
d dL Ada autokorelasi positif
d 4 - dL Ada autokorelasi negatif
dU dW 4 - dU Tidak ada autokorelasi
dL d dU Tidak dapat disimpulkan
Sumber: dikutip oleh Chynthia Edginarda dalam Imam Ghozali 2009:80 Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai
DW sebesar 1.402. Apabila menggunakan kriteria tabel 4.7 dalam tabel DW untuk “k”= 3 dan N= 51 besarnya DW-tabel: dl batas bawah = 1.210; du batas atas =
1.650; 4 – du = 2.79; dan 4 – dl = 2.35 maka dari perhitungan disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
65
DW-test terletak di antara dl d du 1.210 1.402 2.790 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Menurut Makridakis 1983 untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW dengan ketentuan
sebagai berikut :
Tabel 4.10 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson
No. Nilai DW
Kesimpulan 1.
1,65 DW 2,35 Tidak Terjadi Autokorelasi
2. 1,21 DW 1,65
Tidak Dapat Disimpulkan 3.
2,35 DW 2,79 4.
DW 1,21 Terjadi Autokorelasi
5. DW 2,79
Sumber: dikutip oleh Chynthia Edginarda dalam Wahid Sulaiman 2004: 89. Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.402,
nilai tersebut berada di antara 1.21 dan 1.65 berarti tidak terjadi autokorelasi.
4.1.5 Pengujian Hipotesis
4.1.5.1 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R
2
terletak antara 0 sampai dengan 1 0
≤ R
2
≤ 1. Nilai R
2
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .374a
.140 .085
3.94369 1.402
a Predictors: Constant, LDR, BOPO, ROA b Dependent Variable: CAR
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen
X dengan variabel dependen Y. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0.374 atau 37.4. Artinya hubungan antara variabel independen yaitu
ROA, BOPO, dan LDR terhadap variabel dependen yaitu CAR adalah 37.4. Pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai R Square R
2
sebesar 0.140 atau 14. Artinya variabel independen yaitu ROA, BOPO, dan LDR dapat
menerangkan variabel dependen yaitu CAR sebesar 14. Sedangkan sisanya sebesar 86 diterangkan oleh variabel lain yang tidak di masukkan dalam modal
regresi pada penelitian ini. Adjusted R Square merupakan nilai R
2
yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model, dari tabel di atas dapat
dilihat bahwa nilai Adjusted R Square R
2
adalah sebesar 0.085 atau 8.5. Nilai Standard Error of The Estimate merupakan kesalahan standar dari penaksiran
sebesar 3.94.
4.1.5.2 Uji Simultan Uji Statistik F
Pengaruh ROA, BOPO, LDR secara simultan terhadap CAR dapat diketahui dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.10 berikut :
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 119.014
3 39.671
2.551 .037a
Residual 730.977
47 15.553
Total 849.991
50 a Predictors: Constant, LDR, BOPO, ROA
b Dependent Variable: CAR
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013 Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai F
hitung sebesar 2.551 dengan signifikansi sebesar 0.037. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen
yaitu ROA, BOPO, dan LDR berpengaruh secara simultan terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Apabila menggunakan cara lain yaitu
dengan membandingkan F hitung dengan F tabel maka Ftabel dapat dilihat dalam tabel F pada alfa 0,05 dengan derajat bebas pembilang sebesar 3, dan derajat
penyebut 47 51-3-1 sehingga dapat diketahui bahwa nilai F tabel adalah sebesar 2,95. Nilai F tabel tersebut lebih kecil daripada nilai F hitung pada tabel ANOVA
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan yaitu ROA,
BOPO, dan LDR berpengaruh secara simultan terhadap Capital Adequacy Ratio CAR diterima. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen
yaitu ROA, BOPO, dan LDR secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada CAR pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
68
4.1.5.3 Uji Parsial Uji Statistik t
Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
1. Membandingkan nilai t hitung dalam tabel coefficients dengan t tabel. Jika t hitung t tabel maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika t hitung t tabel maka H0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
atau 5 maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang
diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan. Pengaruh ROA, BOPO, LDR secara parsial terhadap CAR dapat diketahui
dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial Uji Statistik t
Coefficientsa
Mode l
Unstandardized Coefficients
Standardize d
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF B
Std. Error
1 Constant
12.742 3.571
3.568 .001
ROA -.260
.599 -.059
-.434 .666
.993 1.007
BOPO -.033
.021 -.213
-1.573 .022
.995 1.005
LDR .084
.040 .281
2.068 .044
.989 1.011
a Dependent Variable: CAR
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Universitas Sumatera Utara
69
4.1.5.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen Imam Ghozali,
2009:13. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris pertama
menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel di atas maka model regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut.
CAR = 12.742 - 0.260ROA – 0.033BOPO + 0.084LDR
Berdasarkan model regresi dan tabel 4.11 di atas maka hasil regresi berganda dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Persamaan regresi linear berganda diatas, diketahui mempunyai konstanta sebesar 12.742. Besaran konstanta menunjukkan bahwa jika variabel-
variabel independen diasumsikan konstan, maka variabel dependen yaitu CAR akan naik sebesar 12.74.
2. Koefisien variabel ROA =-0.260 berarti setiap kenaikan ROA sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan CAR sebesar 0.26.
3. Koefisien variabel LDR = 0.084 berarti setiap kenaikan BOPO sebesar 1 akan menyebabkan penurunan CAR sebesar 0.0084.
Universitas Sumatera Utara
70
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
1. Return On Asset ROA Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar -
0.434 dengan signifikansi 0,666, serta t tabel sebesar 2,048. Karena nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05 dan nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel
maka dapat disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan yaitu ROA berpengaruh terhadap CAR
secara parsial ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pada rentabilitas yaitu ROA tidak akan mempengaruhi nilai CAR, yang berarti
bahwa naik atau turunnya rentabilitas yaitu ROA tidak berpengaruh terhadap CAR.
Beberapa bank yang modalnya di bawah rata-rata serta mengalami penurunan antara lain disebabkan oleh manajemen bank yang lemah terutama
karena pengelolaan rentabilitas yang kurang tepat. ROA yang tidak berpengaruh terhadap CAR menunjukkan efisiensi perbankan dalam mengelola rentabilitasnya
yaitu ROA, dimana keuntungan atas asset tidak lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah dana yang dihimpun sehingga bank tidak perlu menambah dananya
melalui modal sendiri untuk membiayai keuntungan atas asset. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Cynthia Edginarda
2012 dan Netty Siregar 2010 yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh secara parsial terhadap CAR. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu
dikarenakan objek penelitian, jumlah sampel, ada beberapa rasio yang digunakan berbeda, dan tahun penelitian yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
71
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar -
1.573 dengan signifikansi 0.022, serta t tabel sebesar 2,048. Karena nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel
maka dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan yaitu BOPO berpengaruh secara parsial terhadap
CAR diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pada BOPO akan berpengaruh signifikan terhadap CAR.
Koefisien BOPO sebesar -0.033 menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negative terhadap CAR. Setiap terjadi penurunan BOPO sebesar 1 akan diikuti
oleh kenaikan nilai CAR sebesar 0.033. Semakin kecil BOPO berarti semakin efisien kegiatan operasional perbankan, maka CAR akan mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan karena efisiensi kegiatan operasional akan memungkinkan bank untuk memperoleh laba yang akan memperkuat modal pada perbankan.
Sebaliknya, semakin besar BOPO berarti kegiatan operasional perbankan kurang efisien, maka CAR perbankan akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
karena modal yang dimiliki akan digunakan untuk menyerap kerugian dari kegiatan operasional.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Cynthia Edginarda 2012, Artin Shitawati 2006 yang menunjukkan bahwa BOPO secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap CAR. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Netty Siregar 2010 yang menunjukkan bahwa BOPO secara parsial
tidak berpengaruh terhadap CAR.
Universitas Sumatera Utara
72
3. Loan to Deposit Ratio LDR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar
2.068 dengan signifikansi 0.044, serta t tabel sebesar 2,048. Karena nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel
maka dapat disimpulkan bahwa LDR berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan yaitu LDR berpengaruh secara parsial terhadap
CAR diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pada likuiditas yaitu LDR akan berpengaruh signifikan terhadap CAR.
Koefisien LDR sebesar 0.084 menunjukkan ROA berhubungan positif terhadap CAR. Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh LDR mengindikasikan
bahwa apabila LDR mengalami kenaikan maka CAR akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Semakin besar LDR mengindikasikan keuntungan yang diperoleh
Perbankan atas jumlah kredit yang diberikan juga meningkat sehingga akan menambah kemampuan perbankan dalam meningkatkan modal dan hal ini akan
meningkatkan CAR. Sebaliknya, semakin kecil LDR mengindikasikan jumlah kredita yang diberikan mengalami penurunan atau perbankan mengalami kerugian
atas jumlah kredit yang diberikan sehingga hal tersebut akan mengurangi kemampuan modal perbankan dan pada akhirnya akan menurunkan CAR.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Cynthia Edginarda 2012 dan Netty Siregar 2010 yang menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap CAR.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan