commit to user
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, dan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan adalah hal
yang ingin dicapai individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar Dimyati, 2006:80-81. Ketiga komponen tersebut, yaitu
kebutuhan, dorongan, dan tujuan saling terkait satu sama lain. Wigfield, Eccles, dan Rogriguez 1998 dalam Arthur A. Carin 2001:143
menuliskan “when individuals are intrinsically motivated, they engage in activities for their own sake and out of interest in the activity”. Hal ini
mengandung maksud bahwa ketika seseorang termotivasi terhadap suatu aktivitas maka dia akan tertarik dan senang melaksanakan aktivitas tersebut. Bruner
mengungkapkan dalam tulisannya “.....most children are intrinsically motivated to learn about the natural world, particularly when learning involves novel,
hands-on experiences and is perceived as relevant and can be made meaningful”. Menurut Bruner, sebagian besar anak-anak suka dengan aktivitas dimana dia
sendiri terlibat di dalamnya. Dengan pengalaman seperti ini, anak-anak akan terus terkesan karena pengalaman tersebut adalah pengalaman yang penuh arti bagi dia.
8. Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap
secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai “an attitude is an idea charged with emotion which predis poses a
class of actions to aparcitular class of social situation”. Rumusan ini dapat
commit to user
diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan
suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang
senantiasa cenderung untuk berperilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek
http:PKab.wordpress.com. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap merupakan respon atau tanggapan seseorang ketika berada suatu kondisi tertentu.
Baharuddin 1982:34 mengemukakan bahwa sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka melakukan
kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah
secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo 1985 :31-34 yang biasa dilakukan
para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain sikap ingin tahu. Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka
ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk
menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen. Sikap kritis juga merupakan sikap yang sesuai dengan
metode ilmiah. http:PKab.wordpress.com. Hal ini mengandung maksud bahwa seseorang tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang
kuat, kebiasaan menggunakan bukti-bukti pada waktu menarik kesimpulan, tidak
commit to user
merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat Sikap-sikap tersebut yang
biasanya menjadi indikator sesorang dikatakan bersikap ilmiah. Sikap obyektif, yaitu melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu,
menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya
sebagai subjek. Sikap ingin menemukan, dimana ia selalu memberikan saran- saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen
dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. Sikap menghargai karya orang lain, dimana
ia tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
Sikap tekun, yaitu ia tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan
kegiatan-kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti. Sikap terbuka, yaitu seseorang bersedia
mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya, terbuka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya
http:PKab.wordpress.com. Seseorang dikatakan memiliki sikap ilmiah tinggi jika aspek-aspek sikap sebagaimana yang telah disebutkan di atas ditemukan pada
diri orang tersebut. Dengan kata lain, seseorang yang berjiwa ilmiah, dalam setiap perilakunya pasti mengindikasikan adanya sikap-sikap di atas.
commit to user
9. Prestasi Belajar