Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian Multikolinieritas

Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov 1 Sample KS dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal Syafrizal, et al, 2008: 59. Menentukan kriteria keputusan: 1. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal. 2. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal. Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 100 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.15833831 Most Extreme Differences Absolute .095 Positive .056 Negative -.095 Kolmogorov-Smirnov Z .952 Asymp. Sig. 2-tailed .325 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2011 Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,325 dan diatas nilai signifikan 5 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Pengujian Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi. a. Model grafik Hipotesis: 1 Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas Gambar 4.2 Scatterplot Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2011 Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. b. Model Glejser Menentukan kriteria keputusan: 1 Jika nilai signifikan 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 Jika nilai signifikan 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Tabel 4.5 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.617 .815 1.985 .050 Nilai Kinerja Produk .017 .047 .042 .374 .709 Nilai Pelayanan -.071 .038 -.240 -1.881 .063 Nilai Harga .024 .046 .062 .515 .607 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2011 Pada Tabel 4.5 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

3. Pengujian Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 3.303 1.230 2.684 .009 Nilai Kinerja Produk .253 .070 .328 3.594 .001 .788 1.269 Nilai Pelayanan .124 .057 .223 2.158 .033 .616 1.624 Nilai Harga .149 .069 .212 2.160 .033 .682 1.466 a. Dependent Variable: Loyalitas Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2011 Hasil pengujian: Pedoman untuk melihat suatu model regresi bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas, tetapi jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance 0,1 maka variabel memiliki masalah multikolinieritas, tetapi jika Tolerance 0,1 maka variabel tidak memiliki masalah multikolinieritas Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan Tolerance 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini.

C. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif