3. Analisa Bangunan 3.1. Bentuk ANALISA

IV. 3. Analisa Bangunan IV. 3.1. Bentuk Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri atas elemen- elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan. Jenis bentuk yang dapat diterapkan dalam rancangan, sebagai berikut : a. Segitiga, bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya. b. Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya. c. Lingkaran, bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat. Kompleks Vihara sebagai bangunan ibadah yang bersifat sakral perlu menampilkan bentuk-bentuk yang teratur, skala monumental, dan massa bangunan yang sesuai dengan simbol yang ingin ditampilkan. Kriteria tampilan bentuk bangunan sebagai berikut : a. Landmark, menciptakan tampilan baru dalam lingkungan tapak. b. Filosofi, massa yang mewakili ketiga aliran Buddhis. c. Tema, simbolis yang modern tanpa terlalu menekan ke aspek agama. d. Wujud karakter yang mengundang, mendidik, sederhana, jujur, dan kuat. Universitas Sumatera Utara Unsur-unsur yang digunakan untuk mendapatkan penampilan bangunan yang diharapkan : a. Bangunan yang membentuk simbol dalam agama Buddha b. Perbedaan ketinggian masing-masing massa bangunan dalam hubungannya dengan simbol dari kesakralan tiap-tiap bangunan tersebut. c. Kesan entrance yang megah, area kebaktian mengundang dan terbuka ke arah altar, membentuk sumbu dengan entrance site. d. Permainan bidang dinding dan bahan dinding akan membentuk pembayangan dan sesuai dengan simbol filosofis yang ingin ditampilkan e. Permainan tinggi rendah atap dan bahan atap terhadap fungsi ruang untuk menunjukkan simbolisasi dari kesakralan ruang f. Penempatan elemen-elemen arsitektural yang menunjukkan simbol ajaran agama pada fasade ataupun dinding bangunan. g. Bidang yang dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan tuntutan fungsi ruang dan simbol dari bangunan h. Pemakaian dan perbedaan bahan lantai sesuai tuntutan fungsi ruang dan simbolisasi dari bahan terhadap berbagai aktifitas.

IV. 3.2. Orientasi dan View