Simulasi Penggunaan Lahan Yang Akan Datang dan Dampak Emisinya

4.6.2. Emisi CO 2 Berbasis Simulasi Penggunaan Lahan Berdasarkan perhitungan emisi dari perubahan penggunaan lahan dengan pendekatan perbedaan simpanan karbon Stock Difference didapat ringkasan perhitungan seperti terdapat pada Tabel 4.20. Tabel tersebut menyajikan perkiraan emisi yang akan datang terdiri dari emisi bruto, sekuestrasi, dan emisi bersihnetto. Angka yang terdapat tersebut merupakan angka tahunan yang merupakan nilai emisi tahunan pada periode-periode tersebut. Emisi tahunan Kabupaten Merangin akan mengalami penurunan dari 12,5 juta ton CO 2 -eqtahun akan menjadi 3 juta ton CO 2 -eqtahun pada periode 2026- 2030. Apabila dilihat berdasarkan angka per hektar emisi netto yang ada di Kabupaten Merangin juga mengalami penurunan yaitu dari 17 ton CO 2 - eqha.tahun akan menjadi 4 ton CO 2 -eqha.tahun. Hal tersebut terjadi karena vegetasi hutan sudah secara terus menerus mengalami penurunan luas sehingga laju deforetasinyapun mengalami penurunan. Tabel 4.20 Perkiraan Nilai Emisi Kriteria Perhitungan Emisi Periode 2005-2010 2011-2015 2016-2020 2021-2025 2026-2030 Emisi Per-Ha ton CO2-eqha.tahun 18,12 11,68 8,31 6,30 5.02 Sekuestrasi Per-Ha Area ton CO2- eqha.tahun 1,03 0,77 0,78 0,80 0,83 Emisi Netto Per-Ha ton CO2- eqha.tahun 17, 08 10,91 7,53 5,49 4,19 Emisi Total ton CO2-eqtahun 13.312.613,70 8.584.574,11 6.103.760,99 4.632.314,97 3.691.688,48 Sekuestrasi Total ton CO2-eqtahun 761.364,08 566.343,80 572.284,51 594.655,34 614.536,10 Emisi Netto ton CO2-eqtahun 12.551.249,62 8.018.230,31 5.531.476,48 4.037.659,63 3.077.152,38 4.6.3. Membangun Baseline RL Emisi Kab Merangin BaselineRL dalam penelitian ini merupakan acuan nilai emisi yang akan dijadikan sebagai acuan dalam penurunan emisi suatu wilayah khususnya yang berkaitan dengan emisi dari kegiatan berbasis penggunaan lahan. Nilai baseline ini merupakan nilai kumulatif emisi yang terjadi pada rentang periode tertentu. Berdasarkan hasil proyeksi penggunaan lahan yang kemudian didapatkan nilai emisinya emisi kumulatif Kabupaten Merangin periode 2005-2030 berkisar sebesar 166 juta ton CO 2 -eq, angka inilah yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan aksi mitigasi. Gambar 4.29 Grafik BaselineRL Dengan Pendekatan Proyeksi Historis

4.7. RTRW Kabupaten Merangin, Penggunaan Lahan, dan Emisi Yang Akan Datang

Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Merangin merupakan salah satu panduan dalam kegiatan pembangunan berbasis keruangan dimana RTRW berperan sebagai sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Merangin. Dalam operasionalisasinya RTRW sebagai pedoman untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD, penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten, mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar sektor, penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, serta penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten. RTRW Kabupaten Merangin periode 2011-2031 secara jelas menyebutkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Merangin adalah “Mewujudkan Kabupaten Merangin Yang Maju, Mandiri, dan Berbudaya dengan Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan”. Hal tersebut menyiratkan adanya perhatian yang cukup seimbang antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan sebagai bagian dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Dokumen RTRW Kabupaten Merangin tersebut juga memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi, 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2005-2010 2005-2015 2005-2020 2005-2025 2005-2030 Em isi K u m u la tif ju ta to n CO 2 -e q Tahun serta kapasitas sumber daya wilayah sehingga disusunlah rumusan kebijakan penataan ruang Kabupaten Merangin sebagai berikut : 1. Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi Taman Nasional, hutan lindung, sempadan sungai dan mata air, kawasan dengan kelerengan diatas 40 empat puluh persen; 2. Peningkatan produktivitas potensi ekonomi wilayah dalam bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan; 3. Peningkatan pertumbuhan sektor ekonomi wilayah sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara terpadu dan ramah lingkungan; 4. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur wilayah dalam rangka pewujudan pelayanan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang Kabupaten Merangin; dan 5. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertanahan dan keamanan negara. Dalam kebijakan penguatan dan pemulihan kawasan lindung, Kabupaten Merangin mencetuskan strategi dengan menetapkan fungsi kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi, menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan fungsi Taman Nasional Kerinci Seblat dan hutan lindung yang berbasis masyarakat, dan meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan. Perlu disadari bahwa kebijakan penataan ruang secara ideal mengatur aspek perencanaan, implementasi, dan pemantauan. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa apa yang telah direncanakan didalam RTRW selayaknya dapat terjadi di lapangan, atau sinergis dengan apa yang terjadi dilapangan. Kenyataan terjadinya perbedaan antara aturan yang terdapat dalam RTRW dengan kenyataan sebenarnya merupakan bahan kajian lebih lanjut, akan tetapi penelitian ini mencoba melihat implementasi RTRW terhadap penggunaan lahan, dan dampaknya terhadap emisi di Kabupaten Merangin. 4.7.1. Pola Ruang Kabupaten Merangin Dalam melihat efektivitas implementasi penggunaan lahan terhadap penggunaan lahan dalam penelitian ini menggunakan pola ruang yang merupakan bagaian dari RTRW Kabupaten Merangin. Pola Ruang merupakan rencana alokasi penggunaan ruang di Kabupaten Merangin dilakukan dengan menetapkan kawasan-kawasan potensial sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya. Penentuan kawasan lindung didasarkan pada kriteria penetapan kawasan lindung Keppres 32 tahun 1990 dan UU No. 26 Tahun 2007 yang disesuaikan dengan kondisi pengembangan wilayah Kabupaten Merangin saat ini. Dalam menyeimbangkan kebutuhan demand dan ketersediaan supply ruang agar mendekati kondisi optimal, maka pendekatan perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan potensilitas sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Merangin berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah, mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang, sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun ke depan, dan sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang. Gambar 4.30 Peta Pola Ruang Kabupaten Merangin Gambar 4.30 menunjukkan secara keruangan konfigurasi pola ruang Kabupaten Merangin. Dilihat dari pola ruang yang disusun maka di Kabupaten Merangin terdapat beberapa alokasi ruang meliputi Hutan Konservasi. Hutan Lindung. Hutan produksi. Hutan Produksi Terbatas. Pertanian Lahan Basah. Pertanian Lahan Kering. Perkebunan. Hortikultura. Permukiman dan Pertambangan. Pola ruang tersebut yang dijadikan dasar untuk membangun jenis penggunaan lahan yang ada di masing-masing pola ruang tersebut. Identifikasi penggunaan lahan dilakukan bersama-sama dengan parapihak yang ada di Kabupaten Merangin dan melihat definsi dan identifikasi area secara detail dari masing-masing pola ruang yang ada. Kompleksitas aspek penggunaan lahan dan perbedaan interpretasi antara beberapa pihak terhadap pola ruang merupakan bagian dari proses untuk secara bersama-sama membahas secara detail mengenai maksud dan tujuan dari pola ruang dan dokumen RTRW yang telah disusun, dimana proses ini jarang sekali dilakukan. Tabel 4.21 Definsi Pola Ruang dan Identifikasi Rencana Penggunaan Lahannya No Dokumen RTRW Indikasi Rencana Penggunaan Lahan Pola Ruang Definisi dan Identifikasi Area Luas ha 1 Hortikultura Kawasan hortikultura dengan komoditas unggulan berupa kentang. sayur-sayuran. cabe dan nilam meliputi Kecamatan Lembah Masurai. Kecamatan Jangkat. dan Kecamatan Sungai Tenang. 21.872 Tanaman semusim 2 Hutan Konservasi Hutan konservasi terdiri dari kawasan suaka alam. pelestarian alam dan cagar budaya di Kabupaten Merangin meliputi Suaka alam laut dan perairan lainnya. taman nasional. taman wisata alam dan kawasan cagar budaya. 168.785 Hutan primer 3 Hutan Lindung Kawasan hutan lindung di Kabupaten Merangin meliputi:hutan lindung Gunung Tungkat di Kecamatan Lembah Masurai dan Kecamatan Sungai Tenang. hutan lindung Bukit Muncung Gunung Gamut di Kecamatan Jangkat dan Kecamatan Sungai Tenang. hutan lindung Hulu Landai Bukit Pale di Kecamatan Tiang Pumpung. Kecamatan Muara Siau. Kecamatan Lembah Masurai. dan Kecamatan Sungai Tenang. 34.925 Hutan primer 4 Hutan Produksi Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Merangin didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan perkebunan Republik Indonesia Nomor 421Kpts-II1999 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jambi. Hutan produksi tetap dengan lokasi tersebar di Kecamatan Tabir Barat. Kecamatan Tabir Ulu. Kecamatan Nalo Tantan. Kecamatan Renah Pembarap. Kecamatan Sungai Manau. Kecamatan Pangkalan Jambu. Kecamatan Pamenang Selatan. Kecamatan Tiang Pumpung. Kecamatan Muara Siau. dan Kecamatan Lembah Masurai. 110.786 Hutan sekunder kerapatan rendah 5 Hutan Produksi Terbatas Kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Merangin yang lokasinya tersebar di Kecamatan Lembah Masurai dan Kecamatan Sungai Tenang. 35.376 Hutan sekunder kerapatan tinggi 6 Pertanian Lahan Basah Kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Merangin meliputi pertanian tanaman pangan lahan basah 11.287 Padi Sawah 7 Pertanian Lahan Kering Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Merangin. 4.262 Tanaman semusim 8 Perkebunan Perkebunan kelapa sawit yang meliputi wilayah Kecamatan Pamenang, Pamenang Barat, Renah Pamenang , Pamenang Selatan, Bangko Barat, Tabir, Tabir Ulu, Tabir Barat, Tabir Ilir, Tabir Timur, Tabir Selatan, Tabir Lintas, Margo Tabir, Renah Pembarap, Sungai Manau dan Pangkalan Jambu, Muara Siau, Lembah Mesuarai, dan Tiang Pumpung, Perkebunan karet yang meliputi wilayah Muara Siau, Lembah Masurai, Tiang Pumpung, Pamenang, Pamenang Barat, Renah Pembarap, Sungai Manau, Pangkalan Jambu, Bangko, Bangko Barat, Batang Masumai, Nalo Tantan, Tabir, Tabir Ulu, Tabir Barat; Tabir Lintas, dan Margo Tabir, Perkebunan kopi yang meliputi wilayah Lembah Masurai, Sungai Tenang, dan Jangkat, Perkebunan Nilam yang meliputi wilayah Lembah Masurai, Sungai Tenang, dan Jangkat, Perkebunan Tembakau yang meliputi wilayah Lembah Masurai, Sungai Tenang, dan Jangkat, 300.830 Sawit. Karet. Kopi Nilam dan Tembakau 9 Permukiman Kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Merangin yang terdiri dari kawasan peruntukan permukiman perkotaan. dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan meliputi seluruh permukiman di kawasan perkotaan sebagai PKWp. PKL. dan PPK seluruh dalam Kabupaten Merangin. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan meliputi seluruh permukiman di desa- desa yang tersebar di seluruh di wilayah. 28.674 Permukiman 10 Pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Merangin terdiri dari wilayah usaha pertambangan mineral dan batubara dan wilayah usaha pertambangan rakyat. Wilayah usaha pertambangan mineral dan batubara didasarkan pada hasil kajian mengenai potensi mineral dan batubara. 33.299 Tanah Terbuka Tabel 4.21 Lanjutan