87,61 diikuti persampahan 6,26 , energi dan transportasi 4,95, pertanian 1,04 dan industri 0,13.
Dalam menyusun aksi mitigasi perlu didefinisikan dan diukur terlebih dahulu baseline yang menjelaskan fakta yang terjadi pada masa lalu dan kondisi
yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam konteks emisi dan mitigasi perubahan iklim, Tingkat Emisi Acuan Reference Level merupakan pedoman
yang perlu diacu untuk melihat dan mengukur kinerja suatu aksi mitigasi. Beberapa pendekatan telah direkomendasikan untuk menyusun Tingkat Emisi
Acuan tersebut, diantaranya historical, adjusted historical dan forward looking.
2.5. Wilayah dan Pewilayahan
Pengertian wilayah seringkali bersinggungan dengan istilah-istilah lain seperti kawasan, daerah, regional, area, ruang dan beberapa istilah-istilah sejenis
yang mirip dalam penggunaaannya walaupun masing-masing memiliki penekanan pemahaman yang berbeda-beda. Terdapat beberapa definisi yang telah dibuat oleh
para ahli, sedangkan definsi formal yang termuat dalam UU No 26 tahun 2007 bahwa wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.
Definsi umum yang banyak digunakan adalah wilayah merupakan suatu unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-
komponennya memiliki arti dalam pendeskripsian fenomena, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pembangunan, namun demikian tidak ada konsep
wilayah yang benar-benar diterima secara luas Notohadiprawiro, 1978. Perkembangan kemudian adalah bahwa para ahli cenderung mengabaikan
perbedaan-perbedaan konsep wilayah yang terjadi, namun lebih berfokus pada masalah dan tujuan pengembangannya.
Secara singkat bahwa fokus dan tujuan-tujuan pengembangan wilayah merupakan wahana untuk melakukan penyederhanaan, wahana untuk
mendeskripsikan, dan penggunaannya sebagai landasan dalam pengelolaan. Dalam penelitian ini konsepsi wilayah sangat penting artinya untuk membantu
mengkarakterisasi wilayah dan sub wilayah menjadi suatu unit perencanaan yang akan digunakan dalam pengelolaan wilayah tersebut.
Jika dilihat dari pendekatan homogen seperti dalam Gambar 2.6, homogen diartikan bahwa wilayah yang dibatasi berdasarkan pada kenyataan bahwa faktor-
faktor dominan pada wilayah tersebut bersifat homogen, sedangkan faktor-faktor yang tidak dominan bisa saja beragam heterogen. Berdasarkan pendekatan
sistem maka wilayah dapat dikelompokan menjadi sistem sederhana dan kompleks, sedangkan berdasarkan wilayah perencanaan, wilayah dibatasi
berdasarkan kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah baik sifat alamiah maupun non alamiah sehingga perlu perencanaan secara integral dan dalam prakteknya,
wilayah perencanaan umumnya didasarkan atas asumsi-asumsi wilayah alamiah Rustiadi et al., 2012.
Sumber : Rustiadi et al., 2012
Gambar 2.6. Klasifikasi Konsep Wilayah
Konsepsi pewilayahan dalam kegiatan perencanaan memegang peranan yang sangat penting, sehingga mutlak perlu dipahami oleh semua pihak termasuk
didalamnya perencana. Hal tersebut didasarkan pada bahwa pewilayahan sangat
berguna untuk mengetahui variasi karakter dalam suatu wilayah tertentu. Pewilayahan diartikan sebagai usaha untuk membagi-bagi permukaan bumi atau
bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula. Pembagiannya dapat mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu seperti administratif, politis,
ekonomis, sosial, kultural, fisik, dan geografis. Konsepsi pewilayahan selanjutnya digunakan untuk mendefinisikan unit
perencanaan dalam penelitian, dimana seluruh bagian wilayah akan dikarakterisasi berdasarkan beberapa kriteria seperti fungsional, administrasi dan kebijakan
politik. Pewilayahan ini dilakukan mentikberatkan kepada tujuan yang akan dibangun dibandingkan dengan aplikasi secara merta terhadap suatu definisi
wilayah tertentu.
2.5. Perencaaan Tata Ruang dan Mitigasi Perubahan Iklim