Pengenalan Subwilayah dan Potensi Intervensinya Melalui Unit Perencanaan
solusinya dengan para pihak. Berbagai perbedaan pandangan terhadap rekonsiliasi konflik merupakan bagian dari dinamika diskusi yang dilakukan.
Unit perencanaan disini menunjukkan karakteristik khusus dari kebijakan pengelolaan ruang dan penggunaan lahan yang diatur didalamnya. Terdapat 17
unit perencanaan yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis sumber-sumber emisi, mensimulasi penggunaan lahan masa yang akan datang, serta menuntun
dalam membuat aksi mitigasi di Kabupaten Merangin. Deskripsi singkat mengenai unit perencanaan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Penjelasan Unit Perencanaan
No Unit Perencanaan
Deskripsi Singkat Luas ha
1 Hortikultura
Unit perencanaan untuk pengembanan dan penanaman komoditas sayuran dataran tinggi
21.652 2
HTI Unit perencanaan untuk pengembangan hutan tanaman dan
pengambilan manfaat kayu hutan 26.770
3 HTR
Unit perencanaan untuk mengembangkan Agroforest 12.315
4 Hutan Desa
Unit perencanaan untuk pengembangan hutan yang dikelola oleh masyarakat desa dengan mendorong masyarakat menanam
tanaman hutan non kayu untuk mengembalikan kepada kondisi hutan
37.731 5
Hutan Lindung Unit perencanaan untuk mempertahankan luasan hutan agar tidak
dimanfaatkann untuk penggunaan lahan lain 27.904
6 Hutan Produksi
Unit perencanaan untuk mengelola hutan dengan aktivitas yang tidak merusak kawasan hutan
29.836 7
Hutan Produksi Terbatas
Unit Perencanaan untuk mengelola hutan dengan aktivitas yang tidak merusak kawasan dan dengan penggunaan yang terbatas
7.407 8
Izin Perkebunan Unit perencanaan untuk mengggunakan areal ijin menjadi
penggunaan untuk kelapa sawit, karet maupun komoditas tanaman perkebunan lainnya
165.109 9
Izin Pertambangan Unit perencaan yang akan dibuka menjadi areal pertambangan
dengan disertai kegiatan reklamasi lahan 60.436
10 Lahan Basah
Unit perencanaan untuk pengembangan tanaman pangan berupa sawah
10.908 11
Lahan Kering Unit perencanaan untuk pengembangan pertanian lahan kering
dan padang penggembalaan 3.975
12 Perkebunan Rakyat
Unit perencanaan untuk pengembangan tanaman perkebunan karet, sawit dan kopi
130.869 13
Permukiman Unit perencanaan untuk pengembangan permukiman diluar
kawasan hutan 28.491
14 Taman Nasional
Unit perencanaan untuk perlindungan kawasan dari kegiatan yang diperbolehkan dalam status taman nasional
152.192 15
Hutan Adat Unit perencanaan untuk memberikan pengakuan kepada
komunitas adat dalam pengelolaan hutan 2.696
16 Rencana Penggunaan
Lainnya Unit perencanaan yang akan dipergunakan untuk pengembangan
perkembangan perkebunan rakyat dan permukiman 21.641
17 Taman Wisata Alam
Unit perencanaan yang akan dipergunakan menunjang fungsi kawasan taman wisata alam
71
a. Unit Perencanaan Hortikultura Hortikultura merupakan salah satu areal pengembangan wilayah di
Kabupaten Merangin yang ditetapkan sebagai pengembangan berbagai tanaman semusim. Tujuan dari area ini adalah untuk memenuhi kebutuhan sayuran dan
umi-umbian baik untuk dalam wilayah maupun akan dipasarkan ke luar wilayah kabupaten, dengan komoditas unggulan berupa kentang, sayur-sayuran, cabe dan
nilam.
Gambar 4.4 Unit Perencanaan Hortikultura Unit Perencanaan Hortikultura terletak di bagian selatan Kabupaten
Merangin yang meliputi Kecamatan Lembah Masurai, Kecamatan Jangkat, dan Kecamatan Sungai Tenang. Kawasan ini terletak pada daerah dengan topografi
berbukit-bukit dengan kondisi suhu udara yang relatif dingin.
b. Unit Perencanaan Hutan Tanaman Industri HTI Dilihat dari pengertiannya, Hutan Tanaman Industri juga umum disingkat
HTI adalah sebidang luas wilayah yang ditanami dengan tanaman industri terutama kayu dengan tipe sejenis dengan tujuan menjadi sebuah hutan yang
secara khusus dapat dieksploitasi tanpa membebani hutan alami. Hasil hutan tanaman industri berupa kayu bahan baku pulp dan kertas jenis tanaman akasia
serta kayu pertukangan Meranti, mulai dikembangkan sejak tahun 1990.
Gambar 4.5 Unit Perencanaan HTI Unit perencanaan HTI di Kabupaten Merangin merupakan area yang
dialokasikan untuk pengembangan hutan tanaman. Karakteristik khusus dari pengelolan unit ini adalah pengelolan yang dilakukan oleh perusahaan yang
memegang ijin. Walaupun sebagian besar telah dikuasai oleh perusahaan pemegang ijin akan tetapi penggunaan lahan yang ada di unit perencanaan ini
masih menunjukkan berbagai penggunaan lahan yang sangat variatif.
c. Unit Perencanaan Hutan Tanaman Rakyat HTR Unit perencanaan HTR merupakan area dengan penggunaan lahan yang
berada di dalam kawasan Hutan Produksi dan Hutan Produksi Terbatas yang dibangun berdasarkan usulan ijin kawasan HP dan HPT yang manajemen
pengelolaannya berbasiskan masyarakat dalam Hutan Tanaman Rakyat. HTR merupakan hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi untuk
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan.
Gambar 4.6 Unit Perencanaan HTR
Pentingnya pembuatan unit perencanaan ini adalah dimana industri kehutanan saat ini kekurangaan pasokan bahan baku, untuk itu pemerintah
membuka peluang kepada masyarakat untuk turut mengantisipasi kekurangan bahan baku industri kayu melalui pembangunan hutan tanaman rakyat yang
melibatkan masyarakat luas. Dengan mengedepankan prinsip keadilan, maka masyarakat akan diberikan akses untuk ikut membangun Hutan Tanaman Rakyat
yaitu Hutan Tanaman skala kecil dan menengah dalam luasan 5 - 15 hektar per KK Kepala Keluarga. Pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat
dalam pengelolaan hutan ini merupakan gerbang menuju terwujudnya visi pembangunan kehutanan.
d. Unit Perencanaan Hutan Adat Hutan adat merupakan hutan negara yang berada dalam wilayah
masyarakat hukum adat. Unit perencanaan hutan adat dibangun berdasarkan penetapan wilayah hutan adat oleh Bupati Merangin yang berada baik di kawasan
budidaya maupun kawasan lindung. Adapun jumlah hutan adat yang ada di Kabupaten Merangin terdapat di delapan tempat yaitu Hutan Adat Desa Baru
Pangkalan Jambu, Hutan Adat Rimbo Penghulu Depati Gento Rajo, Hutan Adat Guguk, Hutan Adat Imbo Pasoko dan Imbo Parobokalo, Hutan Adat Bukit Pintu
Kato, Hutan Adat Bukit Temanang, dan Hutan Adat Limbur Merangin. Tujuan penyusunan unit perencanaan hutan adat ini adalah berkaitan dengan pengakuan
terhadap wilayah kelola hutan adat tersebut.
Gambar 4.7 Unit Perencanaan Hutan Adat
e. Unit Perencanaan Hutan Desa Hutan Desa adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan
untuk kesejahteraan desa serta belum dibebani ijin hak. Hutan Negara yang dapat dijadikan areal kerja hutan desa adalah Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan
Hutan Produksi. Mulai tahun 2009, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Merangin bekerja sama dengan instansi Kehutanan yang kompeten Kementerian
Kehutanan UPT Teknis, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi serta beberapa LSM Peduli lingkungan NGO terus melaksanakan kegiatan pengembangan hutan desa
di desa-desa yang menjadi sasaran program hutan desa, adapun Hutan Desa Kabupaten Merangin yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Penetapan Hutan Desa Kabupaten Merangin
No Desa
Luas ha 1
Desa Jangkat 4465,37
2 Desa Gedang
1760,60 3
Desa Lubuk Beringin 2706,59
4 Desa Pematang Pauh
2956,43 5
Desa Beringin Tinggi 2907,01
6 Desa Tanjung Mudo
1012,20 7
Desa Tanjung Alam 851,80
8 Desa Koto Baru
761,99 9
Desa Tuo 2180,90
10 Desa Birun
3260,01 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merangin 20
14
Pembentukan unit perencanaan hutan desa bertujuan untuk memberikan akses kepada masyarakat setempat melalui desa dalam memanfaatkan sumber
daya hutan secara lestari, sedangkan tujuan pengembangannya hutan desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Gambar 4.8 Unit Perencanaan Hutan Desa
f. Unit Perencanaan Hutan Lindung Kawasan hutan lindung di Kabupaten Merangin memiliki luas kurang
lebih
27.904
hektar meliputi hutan lindung Gunung Tungkat di Kecamatan Lembah Masurai dan Kecamatan Sungai Tenang, hutan lindung Bukit Muncung
Gunung Gamut di Kecamatan Jangkat dan Kecamatan Sungai Tenang, dan hutan lindung Hulu Landai Bukit Pale di Kecamatan Tiang Pumpung, Kecamatan Muara
Siau, Kecamatan Lembah Masurai, dan Kecamatan Sungai Tenang.
Gambar 4.9 Unit Perencanaan Hutan Lindung
Unit perencanaan hutan lindung adalah unit perencanaan yang merupakan salah satu zonasi rencana pola ruang di dalam RTRW Kabupaten Merangin yang
fungsi kawasannya diperuntukkan sebagai kawasan lindung. Tujuan penggunaan unit ini adalah adanya suatu area yang diperuntukan untuk menjaga fungsi lindung
suatu kawasan dengan didukung oleh regulasi pemerintah yang sudah pasti.
g. Unit Perencanaan Hutan Produksi Kawasan peruntukan hutan produksi tetap di Kabupaten Merangin
memiliki luas kurang lebih 105 ribu hektar yang lokasinya tersebar di Kecamatan Tabir Barat, Kecamatan Tabir Ulu, Kecamatan Nalo Tantan, Kecamatan Renah
Pembarap, Kecamatan Sungai Manau, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kecamatan Pamenang Selatan, Kecamatan Tiang Pumpung, Kecamatan Muara Siau, dan
Kecamatan Lembah Masurai. Hutan produksi tetap diperuntukkan sebagai kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan
konsumsi masyarakat, industri dan ekspor, namun secara khusus pada areal hutan produksi tetap merupakan hutan yang dapat dieksploitasi dengan perlakuan cara
tebang pilih maupun dengan cara tebang habis.
Gambar 4.10 Unit Perencanaan Hutan Produksi
Dalam pembuatan unit perencanaan, hutan produksi yang dimaksud merupakan salah satu unit dalam rencana pola ruang di dalam RTRW Kabupaten
Merangin sebagai bagian dari fungsi kawasan budidaya yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan produksi. Luas kawasan hutan produksi tersebut adalah
luas hutan produksi yang telah dikurangi oleh luas unit hutan desa dan hutan tanaman rakyat yang berada di kawasan hutan produksi.
h. Unit Perencanaan Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Terbatas HPT merupakan hutan yang hanya dapat
dieksploitasi dengan cara tebang pilih. Hutan Produksi Terbatas merupakan hutan yang dialokasikan untuk produksi kayu dengan intensitas rendah. Hutan produksi
terbatas ini umumnya berada di wilayah pegunungan dimana lereng-lereng yang curam mempersulit kegiatan pembalakan.
Gambar 4.11 Unit Perencanaan Hutan Produksi Terbatas Pengertian Unit Perencanaan Hutan Produksi Terbatas adalah unit yang
merupakan bagian dari fungsi kawasan budidaya yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan produksi terbatas, luas kawasan hutan produksi terbatas dalam unit
ini juga merupakan luas hutan produksi terbatas yang telah dikurangi oleh luas unit hutan desa, unit hutan tanaman rakyat yang berada di kawasan hutan
produksi terbatas, dan unit pertambangan.
i. Unit Perencanaan Ijin Perkebunan Unit Perencanaan Ijin Perkebunan dimaksudkan untuk mengidentifikasi
wilayah konsesi yang penggunaannya diperuntukkan untuk perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet. Unit perencanaan ini dibangun menggunakan data
spasial Hak Guna Usaha HGU untuk perkebunan sawit dan perkebunan karet.
Gambar 4.12 Unit Perencanaan Ijin Perkebunan
Unit perencanaan ijin perkebunan mengindikasikan adanya rencana penggunaan lahan yang sangat jelas dimana area ini merupakan area di bawah
kelola perusahaan swasta untuk pengembangan sawit dan karet. Luas area ini seperti terlihat pada Gambar 4.12 di atas menunjukkan penyebaran yang sangat
luas di Kabupaten Merangin, hal tersebut menunjukkan masif-nya rencana penggunaan lahan yang akan terjadi.
j. Unit Perencanaan Ijin Pertambangan Kabupaten Merangin memiliki beberapa potensi sumber daya alam yang
berasal dari pertambangan, banyak perusahaan tambang yang berminat untuk berinvestasi di bisnis ini. Pemerintah Kabupaten Merangin dengan sumber daya
alam yang dimilikinya saat ini juga telah memberikan ijin kepada perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan baik mineral maupun batubara. Potensi
pertambangan yang telah dieksploitasi yaitu bahan tambang bijih besi yang termasuk ke dalam pertambangan mineral, selain bijih besi, bahan tambang lain
yang sedang di eksplorasi yaitu emas dan batubara. Hingga saat ini jumlah Ijin Usaha Pertambangan IUP yang ada yaitu
sebanyak 17 tujuh belas ijin dimana 3 tiga perusahaan telah melakukan operasi produksi, sedangkan 14 perusahaan lainnya masih pada tahap eksplorasi.
Beberapa kegiatan pertambangan yang ada di Kabupaten Merangin terdiri dari Bijih Besi, Batubara dan Emas. Bijih Besi Iron Ore merupakan mineral yang
didominasi oleh Fe dimana sudah ada beberapa perusahaan yang mengeksploitasi Bijih Besi. Batubara juga dijumpai didaerah ini dengan adanya beberapa
perusahaan yang telah mengeksplorasi batu bara di Kecamatan Nalo Tantan, Tabir Ulu, dan Tabir Barat, sementara kegiatan eksplorasi emas baru dilakukan oleh dua
perusahaan semenjak tahun 2011.
Gambar 4.13 Unit Perencanaan Ijin Pertambangan Tujuan pembentukan unit perencanaan ijin pertambangan adalah untuk
mendefinisikan secara khusus mengenai informasi perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada area tersebut beserta kegiatan intervensi yang memungkinkan
dilakukan. Unit Perencanaan dibangun berdasarkan wilayah konsesi yang sudah mendapat ijin dari pemerintah untuk kegiatan pertambangan.
k. Unit Perencanaan Pertanian Lahan Basah Pertanian lahan basah adalah unit perencanaan yang merupakan salah satu
wilayah yang diatur dalam pola ruang RTRW Kabupaten Merangin, bagian dari fungsi kawasan budidaya yang diperuntukkan sebagai kawasan pengembangan
sawah. Wilayah ini perlu dimasukan dalam unit perencanaan mengingat perhatian Merangin terhadap upaya menjaga ketahanan pangan.
Gambar 4.14 Unit Perencanaan Pertanian Lahan Basah
l. Unit Perencanaan Pertanian Lahan Kering, Pertanian Lahan Kering yang dimaksud adalah unit atau wilayah yang
merupakan bagian dari fungsi kawasan budidaya yang diperuntukkan pengembangan pertanian lahan kering. Unit perencanaan ini akan dapat mewadahi
berbagai kepentingan penyediaan terhadap hasil pertanian yang terdapat di Kabupaten Merangin.
Gambar 4.15 Unit Perencanaan Pertanian Lahan Kering Unit perencanaan ini merujuk kepada polygon yang terdapat pada pola
ruang RTRW Kabupaten Merangin, dikarenakan tidak adanya data yang lebih rinci dari tiap komoditas yang ada pada unit perencanaan, maka unit perencanaan
inilah yang akan digunakan untuk melihat usulan strategi pembangunan rendah emisi yang memungkinkan.
m. Unit Perencanaan Perkebunan Rakyat Perkebunan rakyat adalah sub wilayah yang dibangun berdasarkan
eksisting penggunaan lahan yang berada di kawasan budidaya untuk perkebunan yang diusahakan sendiri oleh masyarakat diluar penggunaan lainnya. Fungsi unit
perencanaan ini adalah untuk mendefinisikan areal yang berfungsi sebagai kegiatan masyarakat secara umum dalam kegiatan masyarakat yang dikelola pada
skala rumah tangga.
Gambar 4.16 Unit Perencanaan Perkebunan Rakyat
n. Unit Perencanaan Permukiman Permukiman adalah sub wilayah yang merupakan salah satu bagian dari
rencana pola ruang di dalam RTRW Kabupaten Merangin, yang berada di kawasan budidaya dimana penggunaannya diperuntukkan rencana pengembangan
pemukiman. Pembentukan unit ini didasarkan kepada eksisting keterdapatan permukiman, dan rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh Kabupaten
Merangin.
Gambar 4.17 Unit Perencanaan Permukiman Unit perencanaan permukiman sebagaimana Gambar 4.17 di atas tersebar
diseluruh bagian Kabupaten Merangin. Hal tersebut menunjukkan sebaran pola permukiman dan rencana pengembangan yang akan dilakukan. Sebagai unit
analisis dalam menentukan kontribusi dan rencana aksi mitigasi unit perencanaan permukiman selayaknya dipertimbangkan mengingat pola sebarannya yang relatif
merata.
o. Unit Perencanaan Taman Nasional Taman Nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata, dan rekreasi. Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional diantaranya memiliki sumber daya alam hayati
dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik, memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh, mempunyai
luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami, dan merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona
rimba, danatau zona lainnya sesuai dengan keperluan. Sesuai dengan fungsinya Taman Nasional dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan seperti : penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam, penyimpanan danatau penyerapan
karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam, pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar, pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk
penunjang budidaya, dan pemanfaatan tradisional.
Gambar 4.18 Unit Perencanaan Taman Nasional
Unit perencanaan Taman Nasional yang ada di Kabupaten Merangin adalah sub wilayah dari Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS, yang masuk
dalam rencana pola ruang di dalam RTRW Kabupaten Merangin yang fungsinya sebagai kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya. Unit
perencanaan ini harus dibuat secara khusus mengingat luasnya wilayah dan arti penting bagi pembangunan di Kabupaten Merangin, namun demikian tidak
menutup kemungkinan masyarakat di sekitar Taman Nasional melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat sepeerti pengembangan desa konservasi, pemberian
ijin untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok pemanfaatan, ijin pemanfaatan tradisional, serta ijin pengusahaan jasa wisata alam, dan fasilitasi
kemitraan pemegang ijin pemanfaatan hutan dengan masyarakat.
p. Unit Perencanaan Taman Wisata Alam, Taman Wisata Alam adalah salah satu sub wilayah yang terdapat dalam
pola ruang RTRW Kabupaten Merangin yang fungsinya sebagai kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya. Unit perencanaan yang relatif tidak luas
dibandingkan dengan unit lain maka dapat dikatakan dalam analisis, dan penyusunan rencana aksi mitigasi pada unit perencanaan ini tidak akan
memberikan dampak yang sangat signifikan, akan tetapi karena aspek pengelolan yang sangat jelas sehingga unit ini perlu diperhatikan secara khusus.
Gambar 4.19 Unit Perencanaan Taman Wisata Alam
q. Unit Perencanaan Rencana Penggunaan Lainnya Rencana penggunaan lainnya didefinisikan berdasarkan usulan perubahan
fungsi lahan kawasan hutan menjadi kawasan budidaya oleh Pemerintah Kabupaten Merangin yang peruntukannya digunakan untuk permukiman,
pertanian, perkebunan dan lainnya sesuai dengan potensi lahan yang akan dilepaskan. Berdasarkan pengertian di atas mengindikasikan tingginya harapan
kabupaten untuk melakukan kegiatan pembangunan pada unit perencanaan tersebut.
Gambar 4.20 Unit Perencanaan Rencana Penggunaan Lainnya
Unit Perencanaan Rencana Penggunaan lainnya menjadi penting karena pada saat ini terdapat dua fungsi nyang akan sangat berlainan apabila ijin tersebut
akan dikeluarkan atau tidak oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Hal tersebut terkait dengan rencana pembangunan yang akan dilakukan dan sekaligus
rencana penggunaan lahan yang akan berubah pada unit perencanaan ini nantinya.