Keterkaitan ke Depan Analisis Keterkaitan

untuk nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung diperoleh dari matriks kebalikan Leontief terbuka.

5.2.1. Keterkaitan ke Depan

Pada Tabel 5.7., tersaji analisis keterkaitan output ke depan dan ke belakang baik secara langsung, maupun langsung dan tidak langsung. Dapat dilihat bahwa untuk nilai keterkaitan ke depan baik secara langsung maupun langsung dan tidak langsung, sektor agroindustri menempati urutan kelima dengan nilai keterkaitan langsung sebesar 0,26377, yang mengandung arti bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka output sektor agroindustri yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor agroindustri itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 0,26377 rupiah. Untuk nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung sektor agroindustri menempati urutan kedelapan dengan nilai sebesar 1,36197. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka output sektor agroindustri yang dijual atau dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung ke sektor lainnya termasuk sektor agroindustri itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 1,36197 rupiah. Apabila ditelusuri per subsektor agroindustri yang terlihat pada Tabel 5.8., didapat bahwa subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau mempunyai nilai terbesar baik dalam keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke depan, dengan nilai 0,13845 untuk nilai keterkaitan langsung yang artinya bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka output subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 0,13845 rupiah. Tabel 5.7. Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Sektor Keterkaitan ke Depan Keterkaitan ke Belakang Langsung Langsung dan Tidak Langsung Langsung Langsung dan Tidak Langsung Pertanian 0,29419 1,40380 0,19715 1,25731 Pertambangan dan Penggalian 0,21425 1,25354 0,09173 1,10999 Agroindustri 0,26377 1,36197 0,29373 1,38430 Non Agroindustri 0,97174 2,18537 0,06194 1,07447 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,05408 1,07796 0,36370 1,43232 Bangunan 0,08775 1,12128 0,71699 1,85905 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,49974 1,63014 0,30153 1,42025 Pengangkutan dan Komunikasi 0,18538 1,25548 0,43019 1,55938 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,30383 1,43028 0,26852 1,40789 Jasa-jasa 0,20537 1,26905 0,35462 1,48391 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor diolah Sedangkan nilai 1,21049 untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung mengandung arti bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka output subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau yang dijual atau dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung ke sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 1,21049 rupiah. Berdasarkan Tabel I-O Kabupaten Ciamis tahun 2008 klasifikasi 10 sektor, jumlah distribusi output sektor agroindustri yang digunakan untuk memenuhi proses produksi seluruh sektor perekonomian yaitu sebesar Rp 1.194,66 miliar. Sektor pertanian sebagai sektor yang mendominasi dalam penggunaan output dari sektor agroindustri sekitar 32,18 persen. Sehingga sektor agroindustri dapat dikatakan memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengembangkan sektor pertanian dibandingkan sektor-sektor lainnya, meskipun dalam hal keterkaitan ke depan sektor agroindustri menempati urutan kelima. Tabel 5.8. Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008