secara menyeluruh. Agroindustri sebagai down-stream agribusiness sub-system, akan mempunyai hubungan keterkaitan dengan on-farm agribusiness sub-system.
Oleh karena itu, dalam pengembangan agroindustri akan dipengaruhi oleh kinerja sub-sistem pertanian primer, lembaga penopang, kebijakan pemerintah dan
berbagai perubahan pada faktor eksternal lainnya. Dengan adanya agroindustri maka akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan produk pertanian, baik
kuantitas, kualitas, maupun keragamannya. Kemampuan menghasilkan komoditas pertanian dengan karakteristik yang sesuai dengan keinginan konsumen,
merupakan salah satu “sumber kekuatan keunggulan kompetitif”.
2.3. Kerangka Teoritis
2.3.1. Model Input-Output
Leontief dalam Daryanto 2010 menjelaskan bahwa analisis Input-Output merupakan suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik
diantara beberapa sektor yang terdapat dalam sistem ekonomi yang kompleks. Analisis ini fokus pada hubungan antar sektor di dalam suatu wilayah dan
mendasarkan analisisnya terhadap keseimbangan. Model Input-Output juga dianggap sebagai pengembangan penting dari teori keseimbangan umum.
Tabel I-O adalah suatu tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antarsektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa
matriks Priyarsono, et al., 2007. Dengan menggunakan tabel I-O dapat dilihat bagaimana output dari suatu sektor di dalam perekonomian didistribusikan ke
sektor-sektor lainnya dan bagaimana pula suatu sektor memperoleh input yang diperlukan dari sektor yang lainnya.
Dalam BPS 2009, tabel I-O sebagai suatu metode kuantitatif yang memberikan gambaran menyeluruh tentang :
1. Struktur perekonomian negarawilayah yang mencakup output, input, dan
nilai tambah masing-masing sektor. 2.
Struktur input antara, yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-sektor produksi.
3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri
maupun barang impor atau yang berasal dari negarawilayah lain. 4.
Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh berbagai sektor produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi, dan ekspor.
Priyarsono, et al. 2007 menyatakan tentang beberapa kegunaan dari analisis I-O adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai
tambah, impor, penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor.
2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa
terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya.
3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian.
4. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasi
karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.
Dalam suatu model Input-Output yang bersifat terbuka statis static model menurut Jensen dan West dalam Priyarsono, et al. 2007 bahwa transaksi-
transaksi yang digunakan dalam penyusunan tabel I-O diperlukan tiga asumsi atau prinsip dasar, yaitu berikut ini ;
1. Keseragaman Homogenity, yaitu asumsi dimana hanya dihasilkan secara
tunggal, artinya setiap sektor hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input sektor yang berbeda.
2. Kesebandingan Proportionality, yaitu asumsi hubungan antara output dan
input pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor sebanding dengan kenaikan dan
penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut. 3.
Penjumlahan Additivitas, yaitu total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor sebagai penjumlahan dari efek pada kegiatan sektor secara terpisah.
2.3.2. Kerangka Dasar Tabel Input-Output