Kecamtan Kejobong, Kabupaten Purbalingga dengan masing-masing daya tampung sebesar 2500 dan 1000 ekor sapi.
Lokasi peternakan Cikalong, yang merupakan objek dalam penelitian ini terletak di lereng gunung. Jarak antara pemukiman dengan peternakan sendiri
kurang lebih 500 - 1000 meter. Jarak tersebut cukup jauh sehingga tidak terlalu mengganggu masyarakat sekitar. Untuk jarak kandang dengan bangunan tinggal
dalam lokasi peternakan kurang lebih 100 - 200 meter. Jarak tersebut memang sengaja dibuat tidak terlalu jauh untuk memudahkan pengawasan pada ternak.
Luas peternakan itu sendiri adalah 6,7 hektar, dimana sekitar 1,5 hektar lahannya digunakan untuk membuat beberapa bangunan seperti kandang, kantor,
gudang pakan hijauan, gudang pakan konsentrat, dan mess. Peternakan ini juga memiliki lahan kosong yang belum dimanfaatkan sehingga ditumbuhi tanaman
liar. Disekitar lokasi peternakan juga terdapat pertanian padi, jagung, dan perikanan milik masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar biasanya memanfaatkan
pupuk dari limbah kotoran ternak yang diberikan oleh peternakan.
5.2. Sejarah Perkembangan Perusahaan
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2002 oleh Bapak Ir. H Prihatin Nugroho. Selama perjalanannya, perusahaan ini selalu melakukan penyesuaian
dan pembaruan dalam upaya memperluas kegiatan usaha. Sebelum nama PT Andini Persada Sejahtera ditetapkan, perusahaan ini sempat beberapa kali
mengganti nama perusahaan. Pada awal pendiriannya, perusahaan ini bernama CV Makmur Nugroho. Kemudian pada tahun 2007 berubah menjadi PT Bonita Farm.
Baru di tahun 2008 nama PT Andini Persada Sejahtera ditetapkan. Dasar yang
melatarbelakangi pendirian usaha adalah keluarga dari pemilik yang juga melakukan usaha di bidang peternakan.
Sejak awal didirikan perusahaan ini sudah menspesifikasikan usahanya pada kegiatan penggemukan sapi potong fattening ditambah dengan penjualan
sapi potong trading. Jumlah ternak yang dipelihara awalnya hanya sekitar 20 ekor sapi potong bakalan yang berasal dari dalam negeri sapi potong lokal.
Setiap tahunnya jumlah ternak yang dipelihara mengalami peningkatan. Namun selama memelihara sapi potong lokal, penambahan jumlah ternak tidak terlalu
signifikan, kurang lebih penambahannya sekitar 50 persen dari jumlah ternak awal. Tahun 2008 perusahaan ini mulai mengimpor sapi bakalan dari luar negeri.
Jumlah awal ternak yang diimpor adalah 1800 ekor sapi per bulan. Setelah perusahaan melakukan impor sapi, jumlah ternak bertambah cukup banyak.
Sekitar 6 bulan kemudian, jumlah ternak yang diimpor meningkat menjadi 3000 ekor sapi per bulan. Sampai awal tahun 2010 perusahaan mengimpor kurang lebih
6000 ekor sapi per bulan dimana jumlah ternak yang masuk ke peternakan bertahap setiap minggunya kurang lebih sejumlah 1500 ekor.
Selama perusahaan mulai berkonsentrasi pada komoditas sapi impor, pemeliharaan sapi lokal pun tetap dilakukan, namun jumlahnya tidak banyak,
maksimal hanya sekitar 150 ekor sapi lokal yang dipelihara. Sebenarnya permintaan akan sapi lokal cukup bagus, hanya saja ketersediaan sapi bakalan
lokal sangat terbatas dan sulit ditemukan sehingga pemeliharaannya tidak banyak dilakukan. Berbagai faktor lain mengenai pemeliharaan sapi lokal juga menjadi
alasan sedikitnya jumlah sapi lokal yang dipelihara disini. Faktor-faktor tersebut juga turut mendorong banyaknya impor sapi yang dilakukan di Indonesia.
Selama perusahaan mengkonsentrasikan usahanya pada kegiatan fattening dan trading, perusahaan mampu menjual sapi potong hingga 6000 ekor per
bulannya. Trading disini maksudnya sapi impor yang telah sampai dikarantina sampai beberapa waktu kemudian langsung dijual. Pemasaran pada waktu ini
mencakup wilayah Jawa Barat 60 persen, Jabodetabek 30 persen, luar wilayah tersebut Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung 10 persen. Namun sejak Mei 2010
perusahaan mulai menerapkan sistem full fattening dimana seluruh sapi yang diimpor harus melalui tahap pemeliharaan terlebih dahulu sampai batas waktu
tertentu hingga mencapai bobot ideal siap jual. Dalam upaya mengembangkan usaha peternakan, pemilik pernah
mengikuti beberapa kegiatan yang berkaitan dengan peternakan diantaranya adalah pelatihan dan penyuluhan mengenai inseminasi buatan yang diadakan oleh
pemerintah, seminar mengenai pemasaran komoditas ternak, serta pelatihan dan penyuluhan mengenai penyesuaian kondisi pakan dengan daerah dimana
peternakan berada. Disamping itu pemilik juga pernah mencoba bekerja di peternakan lain sebagai karyawan.
Perusahaan yang baik harus memiliki visi dan misi dalam menjalankan usaha agar tujuan dari masing-masing pemegang kepentingan dapat diseragamkan
serta segala sesuatunya dapat berjalan sesuai dengan koridor yang seharusnya. Visi PT Andini Persada Sejahtera adalah menjadi perusahaan terpadu dalam
bidang usaha ternak dari hulu sampai hilir berwawasan global. Misi PT Andini Persada Sejahtera yaitu : 1 membudidayakan dan memperdagangkan ternak,
produk hasil olahan dan produk turunan, serta penunjang lainnya dengan kualitas terbaik sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, mitra usaha,
dan masyarakat; 2 membantu program pemerintah dalam rangka swasembada ternak dan memasyarakatkan peternakan; 3 memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik pemegang saham, karyawan, mitra usaha, dan masyarakat. Visi dan misi ini akan berjalan dengan baik jika didukung
oleh setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu koordinasi dan kerjasama antar pihak harus terjalin dengan baik.
5.3. Tatalaksana Pemeliharaan