Penyediaan Bahan Baku Pakan

Disamping itu, Hadi dan Ilham 2002 menambahkan untuk memperoleh sapi bakalan dalam jumlah besar cara impor lebih cepat dibanding pengadaan dari dalam negeri, biaya transportasi dari Australia Darwin juga lebih murah daripada dari Nusa Tenggara Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat. Dalam hal sapi yang dijual oleh perusahaan, jumlah sapi impor mencapai 99 persen dan sisa 1 persen untuk sapi lokal karena walaupun sapi lokal sendiri diminati masyarakat, namun pemeliharaan sapi lokal dapat menyebabkan kerugian. Strategi perusahaan sendiri dalam pengembangan usaha penggemukan sapi potong adalah terus meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia SDM dengan terus mengkaji dan mengadopsi teknologi penggemukan sapi potong dari pemerintah maupun swasta atau perusahaan sejenis, meningkatkan kapasitas dan kenyamanan sapi di kandang dalam satu kesatuan dengan kualitas pakannya, serta menghasilkan produk sapi potong yang diminati oleh pasar. Dalam upaya keberlanjutan penyediaan sapi bakalan ini perusahaan akan terus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pihak eksportir.

6.4.2. Penyediaan Bahan Baku Pakan

Pakan merupakan salah satu unsur terpenting dalam usaha pemeliharaan ternak. Keberhasilan dan kegagalan usaha ternak juga dapat ditentukan oleh pakan yang diberikan. Agustini 2010 menyatakan produktivitas ternak 70 persen dipengaruhi faktor lingkungan dan 30 persen dipengaruhi faktor genetik. Faktor lingkungan pakan memiliki pengaruh paling besar sekitar 60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun potensi genetik ternak tinggi, namun apabila pemberian pakan tidak memenuhi persyaratan potensi genetik yang dimiliki, maka produksi yang tinggi tidak akan tercapai. Beberapa informasi yang perlu diketahui dalam memilih bahan pakan adalah Santosa, 1995 : 1. Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan mencarinya. 2. Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan. 3. Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin mempunyai fluktuasi harga yang tidak besar. 4. Bahan pakan harus diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia yang sangat utama. Seandainya harus menggunakan bahan pakan yang demikian, usahakan agar bahan pakan tersebut hanya satu macam saja. 5. Bahan pakan harus dapat diganti oleh bahan pakan lain yang kandungan zat-zat makanannya hampir setara. 6. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak menampakkan perbedaan warna, bau, atau rasa dari keadaan normalnya. Bahan baku pakan ternak pada dasarnya berasal dari limbah atau hasil ikutan pertanian, perkebunan, dan industri kecil sehingga penggunaannya tidak bersaing dengan kebutuhan pangan manusia. Peternakan PT Andini Persada Sejahtera juga menggunakan limbah dan hasil ikutan tersebut dalam mengolah pakan konsentratnya. Bahan baku pakan konsentrat yang digunakan adalah bungkil sawit, bungkil biji kapuk, ampas kopi, ampas cokelat, bungkil kedelai, ampas tahu, onggok, katul, pollard, dan tumpi jagung dimana seluruh bahan-bahan tersebut memang biasa digunakan untuk pakan ternak dan tidak digunakan sebagai pangan manusia. Hijauan kering berupa jerami yang digunakan juga merupakan limbah pertanian. Sejauh ini, kendala dalam kuantitas penyediaan bahan baku pakan konsentrat dan hijauan belum pernah terjadi. Masalah yang biasanya terjadi hanyalah kenaikan harga-harga bahan baku karena biaya transportasi. Perubahan cuaca ekstrim yang terjadi serta hal-hal lain yang dapat menyebabkan kesulitan dalam penyediaan bahan baku pakan tersebut membuat perusahaan harus mendatangkan bahan pakan dari tempat yang lebih jauh sehingga biaya transportasi pun meningkat. Namun hal itu tidak banyak mempengaruhi kontinuitas produksi pakan dan kebutuhan pakan ternak masih tercukupi dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan pakan konsentrat, proses produksi pakan konsentrat yang digunakan peternakan dilakukan oleh management group sendiri, hal tersebut merupakan salah satu strategi perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan pakan konsentrat jangka panjang. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pakan hijauan, peternakan memiliki koordinator hijauan sendiri yang mengetahui wilayah-wilayah disekitar peternakan atau wilayah lain dimana terdapat hijauan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak bahkan ketika musim kemarau sedang berlangsung. Perusahaan juga telah menyiapkan strategi lain untuk pengembangan pengelolaan pakan ternak dimasa mendatang diantaranya adalah telah mempersiapkan dan menginventarisir bahan baku pokok dan bahan baku pengganti dalam kebutuhan jangka panjang, telah mempersiapkan lahan milik sendiri untuk mencukupi kebutuhan hijauan, serta secara substitusi dan selektif melakukan kemitraan dengan petani di daerah sentra-sentra tanaman padi. Hingga saat ini pemenuhan kebutuhan pakan ternak baik konsentrat maupun hijauan dapat terpenuhi dengan baik. Melalui berbagai upaya dan strategi yang dilakukan perusahaan, kedepannya pemenuhan kebutuhan pakan ternak tidak akan mengalami masalah yang berarti.

6.4.3. Pengelolaan Limbah