6.3. Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi Potong PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung
Analisis pendapatan usaha pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diterima
perusahaan. Pendapatan usaha penggemukan sapi potong diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi. Apabila selisih tersebut bernilai positif, hal itu berarti bahwa usaha penggemukan sapi potong memperoleh keuntungan. Namun apabila selisihnya
negatif, maka usaha dikatakan menderita kerugian. Biaya dan penerimaan pada perusahaan juga terkait dengan koefisien
teknis dari masing-masing tipe sex sapi. Misalnya rataan bobot badan awal sapi untuk perhitungan biaya pembelian bakalan dan rataan bobot badan akhir untuk
perhitungan penerimaan. Koefisien teknis dari masing-masing tipe sex sapi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Koefisien Teknis Sapi Bulls, Steers, dan Heifers pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, Selama Satu Periode
Pemeliharaan, Tahun 2010 Uraian
Bulls Steers
Heifers Rataan bobot awal kg
288,043 293,8 287,081
Rataan konsumsi pakan konsentrat kgperiode 709,095 692,963 693,830
Rataan konsumsi pakan hijauan kgperiode 397,564 392,880 391,822
Rataan bobot akhir kg 404,166 401,667 388,103
Pertambahan bobot badan kghari 1,42
1,35 1,23
Sumber : Data Primer, diolah 2010
6.3.1. Biaya Usaha Penggemukan Sapi Potong PT Andini Persada Sejahtera,
Cikalong Bandung
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan produksi terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya-biaya tersebut dihitung dalam periode satu
masa pemeliharaan pada peternakan. Total biaya tetap dan biaya variabel pada perusahaan masing-masing adalah Rp 405.675.000 dan Rp 10.226.962.614.
Berdasarkan nilai tersebut, biaya tetap yang dikeluarkan hanya sebesar 3,815 persen dari keseluruhan biaya total, sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan
sebesar 96,185 persen. Biaya tetap merupakan biaya yang harus tetap dibayarkan berapapun
jumlah produksi yang dihasilkan dan tidak terkait langsung dengan ternak. Dalam biaya tetap ini terdapat juga biaya penyusutan yang berasal dari investasi awal
usaha yang mengalami penyusutan nilai seiring dengan penggunaannya selama produksi dilakukan. Nilai penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus,
yaitu nilai awal investasi dikurangi nilai sisa, kemudian dibagi dengan umur ekonomis dari investasi tersebut. Nilai sisa dalam penelitian ini mengacu pada
contoh yang terdapat dalam buku Gittinger 1986 yaitu sebesar 10 persen dari jumlah investasi awal untuk investasi seperti bangunan dan jembatan atau mesin-
mesin seperti mesin pompa atau traktor. Sedangkan nilai sisa untuk peralatan dianggap sangat kecil dan diabaikan. Biaya penyusutan dalam penelitian ini terdiri
atas berbagai peralatan, bangunan, dan mesin yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Jenis dan biaya penyusutan tersebut dapat dilihat secara lebih rinci
pada Tabel 12, 13, dan 14.
Tabel 12. Biaya Penyusutan Bangunan pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, Selama Satu Periode Pemeliharaan, Tahun
2010
Jenis Jumlah
unit Umur
Ekonomis bulan
Nilai Awal Rp Nilai Sisa Rp
Penyusutan Rpperiode
Kandang 7
120 10.752.000.000
1.075.200.000 241.920.000
87,120 Gudang
hijauan 1
120 32.400.000
3.240.000 729.000
0,263 Gudang
konsentrat 1
180 145.600.000
14.560.000 2.184.000
0,786 Kantor
1 240
240.000.000 24.000.000
2.700.000 0,972
Mushola 1
240 50.000.000
5.000.000 562.500
0,203 Mess
1 240
122.400.000 12.240.000
1.377.000 0,496
Total 11.342.400.000
1.134.240.000 249.472.500
89,840
Sumber : Data Primer, diolah 2010
Total biaya penyusutan bangunan merupakan yang terbesar dari keseluruhan biaya penyusutan yang ada yaitu sebesar 89,84 persen. Berdasarkan
Tabel 12 biaya penyusutan bangunan terbesar jika dilihat dari persentasenya adalah penyusutan kandang yaitu sebesar Rp 241.920.000 atau 87,12 persen dari
keseluruhan biaya penyusutan. Biaya penyusutan kandang ini juga merupakan yang terbesar dari keseluruhan biaya penyusutan yang terdapat pada peternakan.
Peternakan memiliki 7 buah kandang dan masing-masing kandang terdapat 8 pen berukuran 8 x 16 meter. Pembuatan kandang sendiri mengeluarkan biaya sebesar
Rp 1.500.000 per m
2
-nya. Jadi untuk pembuatan satu buah kandang memerlukan biaya sebesar Rp 1.536.000.000. Biaya tersebut sudah termasuk pembuatan jalan
dalam kandang, saluran air dan pembuangan, serta tenaga kerja pembangunnya. Biaya penyusutan bangunan terbesar kedua adalah penyusutan kantor yaitu
sebesar Rp 2.700.000 dengan persentase 0,972 persen dari keseluruhan biaya penyusutan. Kantor tersebut berukuran 8 x 12 meter dengan biaya pembuatan
sebesar Rp 2.500.000 per m
2
. Biaya pembuatan kantor lebih mahal dari biaya pembuatan gudang konsentrat yaitu sebesar Rp 1.300.000 per m
2
. Hal ini dikarenakan kualitas bangunan kantor dibuat lebih baik dari bangunan gudang
konsentrat. Umur ekonomis kantor pun lebih lama daripada gudang konsentrat. Gudang konsentrat ini berukuran 8 x 14 meter. Biaya penyusutan gudang
konsentrat sendiri menempati urutan ketiga berdasarkan biaya penyusutan bangunan yaitu sebesar Rp 2.184.000 atau 0,786 persen dari keseluruhan biaya
penyusutan pada peternakan.
Tabel 13. Biaya Penyusutan Mesin pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, Selama Satu Periode Pemeliharaan, Tahun
2010
Jenis Jumlah
unit Umur
Ekonomis bulan
Nilai Awal Rp
Nilai Sisa Rp
Penyusutan Rpperiode
Truk 1
60 180.000.000
18.000.000 8.100.000
2,917 Pick up
1 60
80.000.000 8.000.000
3.600.000 1,296
Mini bus 1
60 120.000.000
12.000.000 5.400.000
1,945 Motor
3 60
30.000.000 3.000.000
1.350.000 0,486
Chopper besar 1
60 100.000.000
10.000.000 4.500.000
1,621 Chopper kecil
1 60
5.000.000 500.000
225.000 0,081
Jet pump 1
60 7.000.000
700.000 315.000
0,113 Total
522.000.000 52.200.000
23.490.000 8,459
Sumber : Data Primer, diolah 2010
Biaya penyusutan mesin terbesar berdasarkan tabel di atas adalah penyusutan truk. Truk pada peternakan digunakan untuk mengangkut hijauan
serta untuk transportasi ternak. Besarnya biaya penyusutan truk ini adalah Rp 8.100.000 atau sebesar 2,917 persen dari keseluruhan biaya penyusutan.
Biaya penyusutan mesin terbesar kedua adalah penyusutan mini bus yaitu sebesar 1,945 persen dari keseluruhan biaya penyusutan atau tepatnya sebesar Rp
5.400.000. Mini bus ini digunakan untuk mobilitas bagi keperluan operasional perusahaan seperti mengurus surat-surat, dan sebagainya.
Biaya penyusutan mesin terbesar ketiga adalah mesin chopper besar. Mesin chopper yang digunakan untuk mencacah hijauan ini bentuk dan ukurannya
hampir seperti mobil pick-up. Mesinnya menggunakan mesin mobil, cara menyalakan dan bahan bakarnya pun sama dengan mobil. Oleh karena itu
harganya juga tidak jauh beda dengan harga mobil pada umumnya. Biaya penyusutan mesin chopper besar ini adalah sebesar Rp 4.500.000 atau 1,621
persen dari keseluruhan biaya penyusutan.
Tabel 14. Biaya Penyusutan Peralatan pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, Selama Satu Periode Pemeliharaan, Tahun
2010
Jenis Jumlah
unit Umur
Ekonomis bulan
Nilai Awal Rp
Nilai Sisa Rp
Penyusutan Rpperiode
Timbangan sapi 2
60 44.000.000
2.200.000 0,792
Tangki air 4
60 20.000.000
1.000.000 0,360
Komputer 4
60 18.000.000
900.000 0,324
TV 1
60 2.000.000
100.000 0,036
Meja kursi 5
60 1.500.000
75.000 0,027
Sofa 2
60 6.000.000
300.000 0,108
Air cooler 1
60 1.500.000
75.000 0,027
Audio 1
60 1.500.000
75.000 0,027
Total 94.500.000
4.725.000 1,701
Sumber : Data Primer, diolah 2010
Biaya penyusutan peralatan merupakan yang terkecil bila dibandingkan dengan penyusutan bangunan dan kendaraan, yaitu hanya sebesar 1,701 persen
dari total biaya penyusutan yang ada. Biaya penyusutan peralatan terbesar adalah timbangan sapi yaitu sebesar Rp 2.200.000 dengan persentase 0,792 persen dari
keseluruhan biaya penyusutan. Penyusutan peralatan terbesar selanjutnya adalah tangki air yang jumlah
penyusutannya sebesar Rp 1.000.000 atau 0,36 persen dari keseluruhan biaya penyusutan. Kemudian diurutan ketiga adalah penyusutan komputer dengan biaya
penyusutan sebesar Rp 900.000 atau 0,324 persen dari keseluruhan biaya penyusutan. Total biaya penyusutan pada peternakan adalah sebesar Rp
277.687.500. Dalam keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk berproduksi,
biaya tetap memiliki persentase yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan persentase biaya variabel yaitu hanya sebesar 3,815 persen. Biaya tetap terbesar
yang harus dikeluarkan perusahaan adalah biaya penyusutan yaitu sebesar Rp 277.687.500 per periode pemeliharaannya atau jika dilihat berdasarkan persentase
dari biaya total adalah sebesar 2,612 persen.
Biaya tetap terbesar selanjutnya adalah gaji karyawan tetap sebesar Rp 72.000.000 dan listrik sebesar Rp 13.500.000. Persentase masing-masing biaya
tersebut adalah 0,677 dan 0,127 dari total biaya. Biaya tenaga kerja tersebut sudah termasuk tunjangan kesehatan. Untuk konsumsi karyawan, perusahaan
menyediakan makanan yang dipesan dari catering dengan biaya Rp 100.000 per harinya. Komponen biaya tetap secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Biaya Tetap pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, Selama Satu Periode Pemeliharaan, Tahun 2010
Jenis Satuan
Jumlah unit
Jumlah periode
Biaya Satuan
Total Biaya Tetap
periode Gaji TK tetap
Rpbln 8
24 3.000.000
72.000.000 0,677
Catering kantor Rphr
1 90
100.000 9.000.000
0,085 Alat tulis kantor
Rpbln 1
3 700.000
2.100.000 0,020
Listrik Rpbln
1 3
4.500.000 13.500.000
0,127 Telepon
Rpbln 1
3 1.500.000
4.500.000 0,042
Internet Rpbln
1 3
300.000 900.000
0,009 Pajak Bumi
Bangunan Rpthn
1 0,25
1.800.000 450.000
0,004 BBM operasional
Rpbln 1
3 3.000.000
9.000.000 0,085
Lingkungan Rpbln
1 3
1.500.000 4.500.000
0,042 Dinas
Rpbln 1
3 2.000.000
6.000.000 0,056
Pemeliharaan bangunan
Rpbln 1
3 1.500.000
4.500.000 0,042
Penyusutan Rpperiode
1 1
277.687.500 277.687.500
2,612 Pajak kendaraan
Rpperiode 1
1 1.537.500
1.537.500 0,014
Total 299.125.000
405.675.000 3,815
Sumber : Data Primer, diolah 2010
Bahan bakar minyak diatas digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan transportasi operasional kantor seperti mengurus surat-surat perizinan,
keperluan ke bank, keperluan ke pelabuhan, dan sebagainya. Biaya yang dikeluarkan untuk BBM operasional ini sebesar Rp 3.000.000 per bulannya atau
sebesar 0,085 dari keseluruhan biaya. Biaya lingkungan yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan secara
rutin oleh perusahaan untuk instansi sekitar lingkungan peternakan seperti polsek, rukun tetangga, dan lain-lain. Sedangkan biaya dinas adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk instansi peternakan seperti dinas peternakan dan
dinas kesehatan hewan yang melakukan kunjungan dan monitoring ke lokasi peternakan. Dalam satu bulan, dinas-dinas tersebut melakukan kunjungan dan
monitoring 1 sampai 3 kali. Perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.500.000 dan Rp 2.000.000 per bulannya untuk biaya lingkungan dan dinas tersebut atau
sebesar 0,042 dan 0,056 persen dari keseluruhan biaya. Biaya pemeliharaan bangunan dikeluarkan perusahaan untuk memperbaiki
atau mengganti apabila ada kerusakan pada bangunan di peternakan seperti adanya
kebocoran pada
atap kandang,
dan sebagainya.
Perusahaan menganggarkan biaya pemeliharaan bangunan sebesar Rp 1.500.000 per bulannya
atau sebesar 0,042 persen dari total biaya yang dikeluarkan. Pajak kendaraan mencakup pajak untuk keseluruhan kendaraan yang
dimiliki perusahaan yaitu truk, pick-up, mini bus, dan motor yang sudah dikonversikan ke dalam satu periode pemeliharaan. Pajak kendaraan tersebut
sebesar Rp 1.537.500 atau 0,015 persen dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Komponen biaya terakhir dan juga merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan perusahaan dalam produksi adalah biaya variabel yaitu sebesar
96,185 persen dari keseluruhan biaya. Biaya variabel terbesar adalah pembelian sapi bakalan sebesar Rp 8.506.092.960 atau mencapai 80 persen dari total biaya
yang dikeluarkan perusahaan. Biaya yang sangat besar ini dikarenakan sapi bakalan merupakan input utama dari produksi. Komponen biaya variabel secara
keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Biaya Variabel pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, Selama Satu Periode Pemeliharaan, Tahun 2010
Jenis Satuan
Jumla h
unit Jumlah
diberikan Biaya
Satuan Total Biaya
Variabel periode
Bakalan Bulls Rpkgekor
703 288,04
22.000 4.454.826.640
Bakalan Steers Rpkgekor
224 293,8
22.500 1.480.752.000
Bakalan Heifers Rpkgekor
407 287,08
22.000 2.570.514.320
Biaya bakalan 8.506.092.960
80,000 Pakan konsentrat
Rpkgekor 1334
698,981 1.500
1.398.661.557 Pakan hijauan
Rpkgekor 1334
393,905 250
131.367.480,3 Transport pakan
Rpekor 1334
1 2.000
2.668.000 Biaya pakan
1.532.697.037 14,415
Elektrolit Rpekorhr
1334 41,25
26,667 1.467.400
Vitamin Rpekorhr
1334 4
1.500 8.004.000
Obat cacing Rpekor
1334 1
3.437,5 4.585.625
Starbio Rpekorhr
1334 82,5
120 13.206.600
Urea Rpekorhr
1334 82,5
16,8 1.848.924
Biaya obat 29.112.549
0,274 Gaji TK harian
Rpmggu 10
120 300.000
36.000.000 Perlengkapan
Rpbln 1
3 1.000.000
3.000.000 Transport ternak
Rpkgekor 1334
398,848 225,65
120.060.068,3 Biaya teknis
159.060.068,3 1,496
Total 75.350,967
10.067.902.546 96,185
Sumber : Data Primer, diolah 2010
Biaya variabel terbesar kedua adalah biaya pembelian pakan sebesar 14,415 persen dari total biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk pakan ini sebesar Rp
1.532.697.037 per periode pemeliharaannya. Pakan juga merupakan input penting dalam kegiatan usaha penggemukan sapi potong.
Biaya variabel terbesar selanjutnya adalah biaya teknis yang turut menunjang kegiatan usaha dan berkaitan langsung dengan ternak. Biaya teknis
disini meliputi gaji tenaga kerja harian, biaya perlengkapan, dan transportasi ternak ke tempat pembeli. Biaya perlengkapan mencakup alat-alat yang digunakan
untuk keperluan pada peternakan yang memiliki umur ekonomis kurang dari satu tahun. Perlengkapan tersebut diantaranya terdiri dari sepatu boot, sikat, sapu lidi,
lap, sekop, sabit, ember, perlengkapan kesehatan seperti desinfektan, dan sebagainya. Perusahaan menganggarkan biaya perlengkapan sebesar Rp 1.000.000
setiap bulannya. Biaya teknis ini sebesar Rp 159.060.068,3 atau sebesar 1,496 persen dari total biaya.
Biaya variabel terakhir adalah biaya pembelian obat-obatan yang mencakup vitamin, elektrolit, obat cacing, dan pakan penguat untuk sapi. Biaya
obat-obatan sebesar Rp 29.112.549 per periode pemeliharaan atau sebesar 0,274 persen dari total biaya. Biaya obat terbesar dikeluarkan untuk pembelian pakan
penguat berupa starbio. Starbio ini digunakan bersama-sama dengan urea sebagai bahan fermentasi jerami untuk meningkatkan daya cerna sapi. Biaya starbio
sebesar Rp 120 per ekor per harinya. Masa pemeliharaan berkisar antara 75 - 90 hari sehingga rata-rata masa pemeliharaan adalah 82,5 hari. Total keseluruhan
biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Total Biaya pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, Selama Satu Periode Pemeliharaan, Tahun 2010
Komponen Biaya Jumlah
Persentase Biaya Tetap
405.675.000 3,815
Biaya Variabel 10.226.962.614
96,185 Total
10.632.637.614 100
Sumber : Data Primer, diolah 2010
6.3.2. Penerimaan Usaha Penggemukan Sapi Potong PT Andini Persada