Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

BAB IV PEMBAHASAN Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II, maka Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mu’în. Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut:

A. Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

1 ﻭﺍ ﻧﻤ ﺎ ﻳ ﺆﺛ ﺮ ﺘﻟﺍ ﻴﻐ ﺮ ﻥﺍ ﹶﻛ ﹶﻥﺎ ﹺﺑ ﺨ ﻠﻴ ﻂ ﹶﺍ ﻱ ﻣ ﺨ ﻟﺎ ﺎﹰﻄ ﻟﹾﻠ ﻤ ِﺀﺎ ﻭ ﻫ ﻮ ﻣﺎ ﹶﻻ ﻳﺘ ﻤﻴ ﺰ ﻓ ﻲ ﺭْﺃ ﹺﻱ ﹾﻟﺍﻌ ﻴﹺﻦ ﹶﻃ ﻫﺎ ﹴﺮ ﻭﹶﻗ ﺪ ﹶﻏﹺﻨ ﻲ ﹶﳌﺍ ُﺀﺎ ﻋﻨ ﻪ ﹶﻛ ﺰ ﻋﹶﻔ ﺮ ﹶﻥﺍ ﹶﺛﻭ ﻤ ﹺﺮ ﺷ ﺠ ﹴﺮ ﻧﺒ ﺖ ﹸﻗﺮ ﺏ ﹾﻟﺍ ﻤ ِﺀﺎ ﻭ ﻭﺭ ﹺﻕ ﹶﻃ ﹺﺮ ﺡ ﹸﺛﻢ ﺗﹶﻔﺘ ﺖ ﹶﻻﺗ ﺮ ﹴﺏﺍ ﻭ ﻣﹾﻠ ﹴﺢ ﻣ ٍﺀﺎ ﻭ ِﺇ ﹾﻥ ﹸﻃ ﹺﺮ ﺣﺎ ﻓﻴ ﻪ. Terjemahannya: Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya, jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat , yang suci, dan air terhindar daripadanya; seperti za’faran, buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur. Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam, walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya. 41 41 ‘Aly, As’ad, Tarjamah Fath al-Muîn 1, Kudus: Menara Kudus, 1980, hal. 20, Baris 3. Analisis: Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya, sehingga membingungkan para pembaca. Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu karena tidak adanya objek serta predikatnya. Selain itu adanya kata ﺎﻤّﻧاو yang diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam teks sasaran. Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil P dan fail S. Yang menjabat sebagai fiil P yaitu pada kata ﺮﺛﺆﯾ , sedangkan yang menjabat sebagai fail S yaitu pada kata ﺮّﯿﻐﺘﻟا . Pada kata ﺎﻤّﻧاو itu tidak usah diterjemahkan karena tidak mengandung arti apa-apa, jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang. Pesan pada terjemahan di atas pun belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan. Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat. Kemudian munculkan kata oleh setelah kata disebabkan, karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus didampingi dengan kata oleh setelahnya, agar sesuai antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air, maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut. Jadi terjemahan yang sesuai yaitu: Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu dari campuran yang tidak terlihat, yang suci dan air yang terhindar dari campuran tersebut, seperti za’faran, buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya itu dibuang ke dalam air tersebut, lalu hancur. Bukan campuran yang berwujud tanah atau air garam, walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya. 2 ﻭﹸﺍ ﺟ ﺮﹸﺓ ﺗﻌ ﻠﻴ ﻤﻪ ﹶﺫﻟ ﻚ ﹶﻛ ﹾﻟﺎﹸﻘ ﺮﺁ ﻥ ﻭ ﹾﻟﺍﹶﺎ ﺩ ﹺﺏﺍ ﻓ ﻰ ﻣﻟﺎ ﻪ ﹸﺛﻢ ﻋﹶﻠ ﻰ ﹶﺍﹺﺑﻴ ﻪ ﹸﺛﻢ ﻋﹶﻠ ﻰ ﹸﺍﻣ ﻪ Terjemahannya: Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qur’an adab, diambilkan dari harta anak itu sendiri. Kemudian diambil dari harta ayah, baru harta ibunya. 42 Analisis: Pada terjemahan no 2. tidak jelas kesatuan gagasannya, karena terjemahan di atas tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut ﺪﻨﺴﻣ P dan ﺪﻨﺴﻣ ﮫﯿﻟا S. Musnad ilaih S adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan, atau unsur yang diberi penjelasan oleh musnad P. Sedangkan musnad P adalah unsur jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih. 43 Subjek dan predikat ini merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat sederhana. Posisi musnad ilaih S mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus 42 ‘Aly, As’ad, Tarjamah Fath al-Muîn 1, Kudus: Menara Kudus, 1980, hal 14, baris 5 43 Abdul Munip, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Teras, 2009, hal. 76-77 seperti fungsi ﻞﻋﺎﻔﻟا ﺪﺘﺒﻤﻟا أ، dan lain sebagainya. Begitu juga posisi musnad P dalam jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus, seperti fungsi ﻞﻌﻔﻟا ﺮﺒﺨﻟا ، dan lain sebagainya. Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ُا ْﺟ َﺮ ُة َﺗْﻌ ِﻠْﯿ ِﻤ ِﮫ yang diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang, sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan, dan ini menyebabkan hilangnya subjek dalam bahasa sasaran. Dalam bahasa Arab subjek itu disebut sebagai mubtada, sedangkan predikat disebut sebagai khabar. Teks sumber di atas yang menempati sebagai mubtada pada frasa ْﺟا َﺮ ُة َﺗْﻌ ِﻠْﯿ ِﻤ ِﮫ َذِﻟ َﻚ , sedangkan yang menempati sebagai khabar di sini pada frasa ِﻓ َﻣ ﻰ ِﻟﺎ ِﮫ . Pada mubtada dan khabar di sini disebut mubtada jumlah, karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut tarkib. Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah, karena khabarnya itu terdiri dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa tarkib dan dapat diketahui pula khabar itu karena adanya tanda jar majrur. Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf, terkadang juga memakai jar majrur. Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam sebagai berikut: ﻭﹶﺍ ﺧﺒ ﺮ ﻭﺍ ﹺﺑﹶﻈ ﺮ ﻑ َﺃ ﻭ ﹺﺑ ﺤ ﺮ ﻑ ﺟ ﹴﺮ ﻦﻳﻭﺎﻧ ﻣﻌ ﻨﻰ ﹶﻛ ﺋﺎ ﹴﻦ َﺃ ﻭ ﺍﺳ ﺘﹶﻘ ﺮ “mereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk makna kaa-in atau istaqarra.” 44 Supaya terjemahan di atas terdapat subjek mubtada dan predikat khabar, Penulis merubah terjemahan di atas menjadi: Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri, kemudian diambil dari harta ayah, baru harta ibunya, yaitu seperti biaya pengajaran al-Qur’an dan adab tingkah laku. 3 ﻭ َﺃ ﻭ ﹸﻝ ﻭ ﹺﺟﺍ ﹴﺐ ﺣﺘ ﻰ ﻋﹶﻠ ﻰ ﹾﻟﺍﹶﺎ ﻣﹺﺮ ﹺﺑ ﺼﻟﺎ ﹶﻼ ﺓ ﹶﻛ ﻤﺎ ﹶﻗﹸﻟﺎ ﻮﺍ ﻋﹶﻠ ﻰ ﹾﺍ َﻷ ﺑ ِﺀﺎ ﹸﺛﻢ ﻋﹶﻠ ﻰ ﻣ ﻦ ﻣﺮ ﺗﻌ ﻠﻴ ﻤﻪ ﹶﺍ ﻱ ﹾﻟﺍ ﻤ ﻤﻴ ﹺﺰ : ﺃﱠﻥ ﻧﹺﺒﻴ ﻨﺎ ﻣ ﺤ ﻤ ﺪﺍ ﺑﻌ ﹶﺚ ﹺﺑﻤ ﱠﻜ ﹶﺔ ﻭ ﻭﻟ ﺪﹺﺑ ﻬﺎ ﻭ ﺩﻓ ﻦ ﹺﺑﹾﻟﺎ ﻤ ﺪﻳ ﻨﺔ ﻭ ﻣ ﺕﺎ ﹺﺑﻬ ﺎ. Terjemahannya: Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas, adalah mengajar anak mumayiz bahwa: Nabi Muhammad itu diutus di Makkah, lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah. 45 Analisis: Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya no.2, yaitu tidak adanya kesatuan gagasan, yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan 44 Bahaud Din Abdullah Ibnu ‘Aqil, Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn ’Aqil 1, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009, cet. 9, hal. 139. 45 ‘Aly, As’ad, Tarjamah Fath al-Muîn 1, Kudus: Menara Kudus, 1980, hal 15, baris 4 predikat, disebabkan karena di awali dengan kata adapun. Pada kata adapun ini seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur subjek pada awal kalimat. Subjek mubtada di sini terletak pada frasa ا ﺐﺟاو لّو , sedangkan yang menempati sebagai predikat khabar yaitu َﺗْﻌ ِﻠْﯿ ِﻤ ِﮫ . Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat. Kemudian kata termasuk, tersebut, juga seharusnya dihilangkan saja, karena tidak mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan, namun yang ada hanya pemborosan kata. Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi: Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini, sebagaimana para ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa: Nabi Muhammad itu diutus di Makkah, lahir di sana, wafat serta dikebumikan di Madinah.

B. Subjek Ganda