S : dia nulis BAB trus habis itu.... S : apa misalnya apa adalah titik-titiknya disuruh nyari
Pernyataan 1 P : Pak X tuh ngajar, itu membuat kalian penasaran gak?
S : enggak Pernyataan 2
S : Kalau ibu Z itu enak mbak. P : Jadi gimana pertama mengajar, masuk kelas lalu?
S : masuk kelas itu sudah sumringah, tersenyum. Dia crita dulu
sebentar. Lanjut ya?lanjut.”
Pernyataan 3
Dari ketiga pernyataan ini sudah membuktikan bahwa guru dalam tahap membentuk induksi ini kurang baik dan dapat dilihat bahwa siswa
senang jika guru ketika masuk kelas guru tersebut bisa menunjukkan sikap yang menenangkan siswa dengan tersenyum.
d. Tahap Perencanaan bagian Metodologi
Proses pembelajaran dibagi dengan beberapa tahap pembelajaran saintifik dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.
Walaupun SMA X Yogyakarta menggunakan kurikulum KTSP peneliti menggunakan dasar pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 karena
tahapan-tahapan dalam pembelajaran jelas. Pada tahap metodologi ini guru X merencanakan tahap ini dengan baik, guru melihat keberagaman siswa
hal ini terlihat saat peneliti melakukan wawancara guru X menyatakan bahwa:
P :” bagaimana persiapan bapak?” G: “persiapan yang saya lakukan seperti, bagaimana materi ini
bisa diterima anak”
Pernyataan 1
P : “ iya kalo dalam segi penggunaan buku ajar, itu kan dari buku X. Nah kenapa bapak memilih buku tersebut?
Perti mbangan itu seperti apa?”
G : “ oh ya, kita memilih itu kan harus sesuai dengan kemampuan anak, dari banyak buku, buku B yang paling
mudah. “
Pernyataan 2
Dari pernyataan 1 dan pernyataan 2 pada wawancara di atas, disini dapat terlihat bahwa guru merencanakan baik materi dan sumber
belajar disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Perencanaan guru di dalam pembelajaran fisika pun sudah baik ini didukung dari pernyataan guru di
bawah ini “Misalkan kita belajar fluida keseharian, melihat keran air
mancur tapi anak sudah diajak untuk membayangkan “oh itu belajar
fluida”, tapi kan sebenarnya gak pernah memperhatikan, memperhatikan kalo ternyata keran lubangnya kecil padahal yang bak itu kan
besar........anak pertama kan diajak membayangkan .....Anak diajak untuk mengamati, mengamati pipa yang disalurkan, kok yang disalurkan hanya
kecil-
kecil.” Pernyataan 3. “ untuk menentukan kecepatan gerak GLBB,
anak saya ajak keluar pas kereta lewat kan kecepatannya stabil kereta itu. Logikanya sudah ada gambaran seperti itu, tapi ya butuh waktu lama. Loh
itu pada belajar GLB kan logis sekali. Dengan menggunakan bendera dari
sana dan melihat, oh ya jarak bisa diukur pake meteran.” Pernyataan 4.
Dari pernyataan 3 dan 4 yang diperoleh dari wawancara guru
dapat kita lihat bahwa guru merencanakan pembelajaran ini dengan terlebih dahulu mengajak siswa untuk mengamati lalu membuat siswa
bertanya. Dimana rencana guru X ini sangat sederhana dan tidak lepas dari kehidupan sehari-hari.
Selain itu juga hal yang menarik yang peneliti dapatkan adalah guru menghargai proses siswa belajar saat pembelajaran fisika
berlangsung yang terlihat dari pernyataan guru, “kan saya mengamati ya, anak itu, beberapa anak tapi ya gak
semua, penjabaran itu ya kadang mengeluh. Penjabaran kadang itu gak penting yang penting rumus yang di kotak i, pak guru itu kan ada gambar
tak gambarke, kemudian tak jabarke, kemudian rumus terakhir kan tak
kotak’i”Pernyataan 5
P ernyataan 5 ada kata “tak jabarke” yang berarti “ dibahas atau
dicari” sehingga siswa mengetahui asalnya rumus. Hal ini juga didukung pernyataan guru “Maka anak itu ya proses itu lebih penting menurut saya,
daripada menulis rumus yang akhir ”.
Selain itu di dalam pembelajaran guru juga mendorong siswa dengan menganalis rumus yang diberikan dengan melibatkan siswa dan
guru seperti pada pernyataan dibawah ini “ Kadang elaborasi pak guru hanya begini, kadang muncul kadang tidak.
Artinya apa? Oh ketika ini pak guru enak ya pak guru bolak kita misalkan ada materi kita kerjakan bersama, pak guru melempar kasus, kemudian
kok bisa seperti itu. Kalo tidak bisa, mandekberhenti, yo dikerjakan bareng-bareng. Artinya apa? Bukan hasilnya itu tuangan kita sendiri
tetapi pak guru itu mendengarkan dari anak, maka kalau saya menulis di papan tulis itu adalah bukan saya, tetapi ada satu langkah satu langkah
itu pola pikir anak saya tulis di papan tulis.”Pernyataan 6
Dari pernyataan guru diatas ini menyimpulkan bahwa guru selalu melibatkan siswa dalam proses ini dan ingin membuat siswa lebih aktif
dengan mengajukan kasus. Hal baik dari perencaan yang dilakukan guru adalah guru tidak melepaskan siswa begitu saja, namun membimbing
siswa untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dan tepat. Dari observasi yang dilakukan guru mengajar lebih baik dengan
perencanaan guru saat wawancara karena disini guru melakukan praktikum tegangan permukaan dimana siswa dapat praktikum dengan
panduan Lembar Kerja Siswa LKS. Siswa dapat mengamati sendiri ketika mereka melakukan praktikum, mencoba, dan dalam praktikum pasti
siswa timbul pertanyaan kenapa tidak tenggelam padahal massa jenis air lebih kecil dari pada massa jenis jarum, disitu siswa bisa mencari
referensi-referensi seperti buku dan internet agar mereka juga dapat menemukan jawabannya. Selain itu, selama percobaan guru juga
membantu siswa dengan selalu memberi pertanyan-pertanyaan yang mengarah pada jawaban. Siswa juga dapat melaporkan hasil penelitian
dalam bentuk laporan tertulis. Tahap perencanaan pada bagian metodologi ini untuk guru sudah
baik dalam memahami perbedaan karakteristik siswa dan situasi kelas pada kenyataannya guru dapat mempersiapkan dan memilih materi yang
bisa diterima oleh anak seperti praktikum tegangan permukaan dan guru X dapat memilih dengan baik buku yang dipakai selama proses pembelajaran
agar dapat membantu siswa memahami pembelajaran di dalam kelas. Pada tahap perencanaan bagian metodologi ini, yaitu antara
pemikiran guru yang dilihat dari wawancara guru dengan realita memang menunjukkan kesesuaian dimana guru ingin agar siswanya berpikir kritis
dan menumbuhkan rasa ingin tahu dengan kegiatan praktikum tegangan pemukaan.
e. Tahap Perencanaan bagian Asesmen