12
tingkatan OCB, dimana wanita memiliki perilaku menolong lebih besar daripada pria.
b. Faktor Eksternal Faktor Eksternal yang mempengaruhi OCB yaitu Budaya dan Iklim
Organisasi Menurut Organ 2006 mengemukakan bahwa budaya
merupakan suatu kondisi awal yang memicunya munculnya OCB. Sloat dalam Soegandhi, 2013 berpendapat bahwa karyawan cenderung
melakukan tindakan yang melampaui tanggung jawab mereka apabila karyawan merasa puas akan pekerjaannya, menerima perlakuan yang
sportif serta mendapat perhatian penuh dari para pengawas.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi OCB yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal antara
lain, kepribadian,
persepsi terhadap
Perceived
Organizational Support POS, Persespi terhadap kualitas hubungan antara atasan bawahan, persepsi terhadap keadilan organisasi, masa kerja dan
jenis kelamin. Faktor eksternalnya yaitu budaya dan iklim organisasi.
4. Bentuk Organizational Citizenship Behavior OCB
OCB dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilihat atau dirasakan ketika melakukan perilaku seperti, membantu rekan dalam timnya, secara
sukarela melakukan pekerjaan ekstra, menghindari konflik yang tidak perlu, menghargai semangat serta aturan dan peraturan yang ada di organisasi atau
perusahaan Robbins dalam Brahmasari, 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut McShane dan Von Glinov dalam, Brahmasari, aktivitas OCB termasuk perilaku; membantu orang lain tanpa tujuan untuk mementingkan diri
sendiri Selfish, berperan aktif dalam berbagai aktivitas organisasi serta melaksanakan berbagai tugas melebihi persyaratan peran normalnya.
Selain itu Organ 2006 juga memberikan beberapa contoh aktivitas OCB seperti, ekspresi kepedulian terhadap perusahaan, melatih orang baru,
menghargai semangat dari karyawan lain serta peduli terhadap properti yang ada di organisasi.
C. Dinamika Hubungan antara Keadilan Prosedural dengan Organizational
Citizenship Behavior OCB
Keadilan prosedural menurut Thinbanlt dan Walker dalam, Damayanti,2003 mendefinisikan keadilan prosedural sebagai keadilan yang dipersepsikan terhadap
suatu alokasi misalnya, adil atau tidaknya prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mengambil keputusan. Selain itu, dalam Penelitian Alotabi
2001 keadilan prosedural memiliki hubungan yang signifikan kuat dengan OCB, dimana karyawan yang merasa di perlakukan adil dalam pekerjaan akan
meningkatkan perilaku OCB sedangkan karyawan yang merasa adanya ketidakadilan ditempat kerja akan mengurangi perilaku OCB. Semakin tinggi
keadilan prosedural maka semakin tinggi juga OCB sebaliknya semakin rendah keadilan prosedural maka semakin rendah OCB. Ketika karyawan puas dengan
kesetaraan prosedur, maka mereka lebih mungkin untuk membalas dengan ikut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI