Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

28 dengan pengumuman penambahan anggota baru, yaitu Abdul Fatah Hasan, Asikin Natanegara, Surio Hamidjojo, Muhammad Noor, Besar, dan Abdul Kaffar. Kemudian Ir. Soekarno selaku Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil kerjanya, bahwa Panitia Kecil telah menerima usulan-usulan tentang Indonesia merdeka yang digolongkannya menjadi sembilan kelompok, yaitu: usulan yang meminta Indonesia merdeka selekas-lekasnya, usulan mengenai dasar negara, usulan tentang unifikasi atau federasi, usulan tentang bentuk negara dan kepala negara, usulan tentang warga negara, usulan tentang daerah, usulan tentang agama dan negara, usulan tentang pembelaan negara, dan usulan tentang keuangan. Pada sidang BPUPKI tanggal 11 Juli 1945, setelah mendengarkan pandangan dan pemikiran 20 orang anggota, maka dibentuklah tiga Panitia Kecil, yaitu: a. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, dengan ketua Ir. Soekarno. b. Panitia Perancang Keuangan dan Perekonomian, dengan ketua Moh. Hatta. c. Panitia Perancang Pembelaan Tanah Air, dengan ketua Abikusno Tjokrosujoso. Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang Undang- Undang Dasar melanjutkan sidang yang antara lain menghasilkan kesepakatan: a Membentuk Panitia Perancang “Declaration of Rights”, yang beranggotakan Subardjo, Sukiman, dan Parada Harahap. b Bentuk “Unitarisme”. c Kepala Negara di tangan satu orang, yaitu Presiden. d Membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Supomo Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, pada tanggal 13 Juli 1945 berhasil membahas beberapa hal dan menyepakati antara lain ketentuan tentang Lambang Negara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Djajadiningrat, Salim, dan 29 Supomo. Rancangan Undang-Undang Dasar diserahkan kepada Panitia Penghalus Bahasa. Pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang dengan agenda “Pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan”. Sedangkan sidang pada tanggal 15 Juli 1945 melanjutkan acara “Pembahasan Rancangan Undang- Undang Dasar”. Setelah Ketua Perancang Undang-Undang Dasar, Soekarno memberikan penjelasan naskah yang dihasilkan dan mendapatkan tanggapan dari Moh. Hatta, lebih lanjut Soepomo, sebagai Panitia Kecil Perancang Undang- Undang Dasar, diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan terhadap naskah Undang-Undang Dasar. Naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima dengan suara bulat pada Sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945.

b. Penetapan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI yang menggantikan BPUPKI, yakni pada tanggal 18 Agustus 1945 melaksanakan sidang. Keputusan sidang PPKI adalah sebagai berikut. 1 Mengesahkan UUD Negara Republik IndonesiaTahun 1945. 2 Menetapkan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. 3 Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat. 3. Semangat Kebangsaan Dalam Perumusan Dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Semangat para pendiri negara dalam merumuskan dan mengesahkan UUD 1945 telah mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan, para pendiri negara yang berbeda suku, ras dan antar golongan diantar sesamanya tetap mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia demi terwujudnya bangsa ini. Para pendiri negara dalam merumuskan UUD 1945 memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut: a. memiliki semangat persatuan dan nasionalisme; b. adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia; 30 c. selalu bersemangat dalam berjuang; d. mendukung dan berupaya secara aktif mencapai cita-cita bangsa; dan e. melakukan pengorbanan pribadi.

4. Semangat Kebernegaraan Dalam Perumusan Dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Semangat kebernegaraan para pendiri negara pada saat perumusan dan penetapan sudah memikirkan, merencanakan tentang kondisi bangsa Indonesia setelah merdeka. Hal ini terbukti dengan disusunnya UUD 1945 pada saat sidang BPUPKI kedua tanggal 10 -16 Juli 1945 yang di dalamnya mengatur tentang pemegang kedaulatan, struktur negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan, kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan, dan berbagai lembaga negara serta hak- hak rakyat. Semangat itupun juga nampak pada pengesahan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 satu hari setelah bangsa Indonesia merdeka, yakni dengan memilih Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta dalam rangka untuk mempertahankan bangsa Indonesia tetap merdeka dengan memiliki pemerintaha yang berdaulat tanpa ada campur tangan dari negara lain.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Semangat kebangsaan dan kebernegaraan dalam perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945” dengan diskusi kelompok, rinciannya sebagai berikut : Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.

c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi