D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian. Dengan melihat hasil pengujian hipotesis pertama dapat diketahui bahwa guru dengan status
kepegawaian yang berbeda status kepegawaian PNS, guru yayasan, dan GTT memiliki persepsi yang sama terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada perhitungan Anova yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,564 lebih besar dari α = 0,05 dan F
hitung
sebesar 0,576 lebih kecil dari F
tabel
sebesar 3,09. Berdasarkan deskripsi data status kepegawaian diketahui bahwa
guru yang status kepegawaian PNS sebanyak 63 guru, status kepegawaian guru yayasan sebanyak 35 guru, dan status kepegawaiaan GTT sebesar 7.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden penelitian ini memiliki status kepegawaian PNS. Berdasarkan deskripsi
data tentang persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian diperoleh hasil bahwa
responden yang status kepegawaian PNS memiliki persepsi positif. Responden yang status kepegawaian guru yayasan memiliki persepsi
positif. Responden yang status kepegawaian GTT memiliki persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
positif. Dengan melihat hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seluruh responden memiliki persepsi positif terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan. Dalam Undang-Undang Tentang Guru pasal 13 tahun 2005
disebutkan bahwa guru tetap mempunyai hak profesional dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Bagi guru yang memiliki status
pegawai tetap baik negeri ataupun yayasan, diduga mereka berpandangan lebih positif dibanding dengan guru tidak tetap, honorer ataupun guru
bantu. Bagi guru yang memiliki status pegawai tetap baik negeri ataupun yayasan cenderung lebih tertarik mengikuti program sertifikasi melalui
penilaian portofolio karena selain mempunyai hak profesional yang berarti mereka sudah berpengalaman dalam hal keguruan. Disamping itu mereka
juga akan melalui suatu proses yang tidak begitu rumit dibanding dengan guru yang memiliki status kepegawaian tidak tetap, honorer ataupun guru
bantu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru yang
memiliki status kepegawaian PNS, guru yayasan, dan GTT pada kenyataannya memiliki persepsi positif terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan. Hasil penelitian menolak hipotesis yang menyatakan bahwa dengan adanya beberapa kelompok status kepegawaian
guru, maka akan terdapat juga perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan yang ditinjau dari status
kepegawaian. Dari hasil penelitian ini, guru-guru yang memliki status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepegawaian berbeda memandang bahwa penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan merupakan hal yang penting dan bermanfaat bagi para
guru. Program sertifikasi guru dalam bentuk penilaian portofolio merupakan upaya untuk meningkatan mutu guru yang disertai dengan
peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Disamping
itu pedoman penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan sudah dianggap rasional dan wajar karena dalam penilaiaannya sudah memiliki
kriteria yang sangat adil. Hal ini yang mendasari bahwa guru memiliki pandangan positif terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan.
2. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam