Prosentase afektif siswa =
Setelah diperoleh perhitungan peneliti dapat menentukan kesimpulan berdasarkan target yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Peningkatan hasil belajar siswa ranah afektif selama mengikuti proses pembelajaran lebih atau sama dengan 70 termasuk dalam kategori tinggi.
4. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan mencari makna dari data yang didapat selama proses kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan teknik Picture and Picture.
H. Indikator Keberhasilan Penelitian
Adapun indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan teknik pembelajaran Picture and Picture. Indikator yang ingin dicapai peneliti tersaji dalam dalam tabel sebagai berikut ini:
Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan Penelitian Variable
Instrument Hasil yang diharapkan
Motivasi Kuesioner awal
dan kuesioner akhir
Motivasi akhir mencapai ≥
70 termasuk dalam kategori tinggi
Hasil Belajar Aspek Kognitif
Post-test akhir siklus 1 dan post-
test akhir siklus 2 Persentase hasil belajar
kognitif siswa yang mencapai KKM ≥ 75
sebanyak 75.
Hasil Belajar Aspek Afektif
Lembar observasi Hasil belajar aspek afektif
siswa selama mengikuti proses pembelajaran
mencapai 70 dengan kategori tinggi.
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di SMA Negeri 10 Yogyakarta dengan subyek penelitian kelas XD yang berjumlah 28 siswa. Obyek
penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas XD SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi Animalia.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus pertama dan siklus kedua dilakukan masing-masing sebanyak dua kali pertemuan. Untuk mengetahui
motivasi awal siswa, peneliti memberikan kuesioner mengenai motivasi siswa dalam belajar biologi sebelumnya yaitu pada pertemuan pertama siklus I,
sedangkan untuk mengetahui motivasi akhir siswa terhadap model pembelajaran Picture and Picture, peneliti memberikan kuesioner pada pertemuan terakhir siklus
II. Pada setiap akhir siklus dilakukan post-test untuk mengetahui hasil belajar dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
B. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 24 Maret 2016 dan pertemuan kedua pada hari
Sabtu 26 Maret 2016 . Pada pertemuan pertama materi pokok yang dibahas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah mengenai Porifera dan Coelenterata sedangkan pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes. Pada awal
pertemuan siswa mengisi kuesioner awal pembelajaran selama 10 menit, kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan,
melakukan pembelajaran dengan metode Picture and Picture, siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS dan mempresentasikan hasil dari diskusi
kelompok. a.
Perencanaan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan observasi. Observasi dilaksanakan pada masa PPL di SMA Negeri 10 Yogyakarta dengan bantuan guru pembimbing. Observasi
pertama dilakukan untuk menentukan subyek dan obyek penelitian. Dari hasil observasi dan juga wawancara dengan guru biologi yang menjadi
obyek dalam penelitian ini adalah materi Animalia dengan subyek penelitian siswa kelas X D SMA Negeri 10 Yogyakarta.
Setelah selesai melakukan observasi, peneliti mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
Perangkat pembelajaran ini berupa proposal yang mencakup silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, kuesioner, lembar observasi, media atau kartu gambar
yang akan digunakan untuk pembelajaran tipe Picture and Picture. Setelah selesai mempersiapkan semuanya peneliti memulai penelitian pada tanggal
24 Maret 2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis 24 Maret 2016 dan hari Sabtu 26 Maret 2016. Pada pertemuan
pertama sebelum memulai proses pembelajaran, terlebih dahulu peneliti membagikan kuesioner pembelajaran awal kepada siswa untuk
mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran biologi sebelumnya. Berikut merupakan tabel data hasil kuesioner motivasi awal
siswa.
Tabel 4.1 Data Motivasi Awal Siswa
Setelah selesai mengisi lembar kuesioner awal pembelajaran, siswa melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Picture and Picture. Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan pada pertemuan I yaitu.
1 Pembagian Kelompok
Sebelum membagi siswa dalam kelompok diskusi peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa. Cara
memotivasi siswa adalah dengan menanyakan kepada siswa tentang materi pelajaran dengan menampilkan gambar untuk menggali rasa
ingin tahu siswa dan membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok dan masing-
Siklus I Persentase
25-50 Rendah
51-74 Sedang
11 39.29
75-100 Tinggi
17 60.71
Kriteria Hasil
masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Pada siklus I pertemuan pertama ini, pembagian kelompok dihitung secara acak oleh siswa.
Setelah itu siswa yang bernomor sama membaur menjadi satu kelompok. Peneliti kemudian menjelaskan secara singkat langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan sesuai Lembar Kerja Siswa LKS.
2 Diskusi Kelompok
Peneliti kemudian memberikan Lembar Kerja Siswa LKS dan kartu gambar pada setiap kelompok. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya
masing-masing.
Gambar 4.1 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok
3 Presentasi Setiap Kelompok
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan
kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah siswa mempresentasikan hasil diskusi, siswa menempelkan kartu
gambar yang telah dibagikan di papan tulis dengan mengelompokkan masing-masing kartu gambar pada kelasnya.
Gambar 4.2 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok dan Menempelkan Kartu Gambar di Papan Tulis.
4 Presentasi Kelas
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya peneliti mengoreksi dan memberi klarifikasi pada kartu gambar yang
telah ditempelkan tiap kelompok di papan tulis. Setelah itu peneliti menjelaskan materi yang telah digunakan selama kegiatan diskusi dan
mengklarifikasi materi pokok yang belum jelas. 5
Mengerjakan Post-test Setelah selesai melaksanakan diskusi kelas, peneliti membagikan
soal post-test Siklus I. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal post-test adalah 20 menit dan siswa diminta untuk mengerjakan soal
post-test secara individu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Observasi
Pada tahap observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebanyak dua orang dan observer bertugas melakukan pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa selama kegiatan pembelajaran siklus I. Observasi dilakukan pada setiap kelompok siswa sehingga observer bertugas untuk mengamati
setiap kelompok siswa di kelas. Pada siklus I ini terdapat 8 kelompok yang beranggotakan 3-4 orang siswa. Pada tahap ini terdapat 20 aspek kategori
dalam ranah afektif yang harus diamati, kemudian skor yang harus diisi oleh observer dalam rentang 1, 2, 3 dan 4. Skala tersebut diisi sesuai dengan
pernyataan di lembar observasi. Berdasarkan skala tersebut didapatkan skor maksimal 80. Pada setiap pertemuan terdapat 2 hasil observasi untuk satu
kali pertemuan. Untuk melihat hasil observasi setiap kelompok, peneliti menghitung hasil rata-rata dari kedua observer kemudian diperoleh rata-rata
untuk setiap pertemuan. Setelah diperoleh rata-rata pada setiap pertemuan, hasil dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dirata-rata kembali
sehingga diperoleh hasil observasi kelompok aspek afektif siswa pada siklus I. Berikut merupakan hasil observasi kelompok aspek afektif siswa pada
siklus I.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus I
No Kelompok
Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata
Persentase Kategori
1 Kelompok I
52.5 62
57.25 71.5625
Sedang 2
Kelompok II 51
54 52.5
65.625 Sedang
3 Kelompok III
51.5 59
55.25 69.0625
Sedang 4
Kelompok IV 53
63 58
72.5 Sedang
5 Kelompok V
53.5 59
56.25 70.3125
Sedang 6
Kelompok VI 51.5
59 55.25
69.0625 Sedang
7 Kelompok VII
50 60.5
55.25 69.0625
Sedang 8
Kelompok VIII 52
59.5 55.75
69.6875 Sedang
Gambar 4.3 Observer Saat Melakukan Observasi di Kelas
d. Evaluasi
Evaluasi diadakan pada akhir dari siklus I yaitu pada pertemuan kedua. Evaluasi yang diadakan berupa post-test yang terdiri dari 20 soal
pilihan ganda. Evaluasi siklus I diadakan pada hari Sabtu tanggal 26 Maret 2016 . Berikut ini merupakan hasil dari post-test siklus I.
Tabel 4.3 Hasil Post-test Siklus I
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada hasil post-test siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 85,89, dengan nilai tertinggi 95 dan
nilai terendah 60. Siswa yang mencapai KKM adalah 26 orang, sedangkan yang tidak mencapai KKM adalah 2 orang. Dari data diperoleh persentase
ketuntasan adalah 92,86 dan persentase ketidaktuntasan adalah 7,14.
No Hasil Belajar
Nilai
1 Nilai Rata-rata
85.89 2
Nilai Tertinggi 95
3 Nilai Terendah
60 4
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75 26
5 Jumlah Siswa yang mendapat nilai 75
2 6
Persentase Ketuntasan 92.86
7 Pesentase Ketidaktuntasan
7.14
Gambar 4.4 Siswa Saat Mengerjakan Post-test Siklus I
e. Refleksi
Pada siklus I proses pembelajaran berjalan dengan baik. Dapat dilihat dari hasil tes evaluasi atau post-test diperoleh nilai rata-rata siswa
85,89 dan presentase siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 92,86. Sehingga dapat dilihat indikator dalam ranah kognitif telah
melebihi target, nilai rata-rata yang ditargetkan adalah 75. Persentase siswa yang tuntas atau mencapai KKM juga telah mencapai target yang
diinginkan, yaitu 75. Jika dilihat dari hasil observasi ranah afektif siswa dikategorikan sedang. Hasil afektif dalam kategori sedang belum
memenuhi kategori dalam penelitian ini yaitu tinggi. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan siklus II yang diharapkan mampu meningkatkan
ssemangat belajar ranah afektif siswa kelas XD SMA Negeri 10 Yogyakarta.
2. Siklus 2
a.
Perencanaan
Pada siklus II peneliti melakukan perbaikan proses pembelajaran yang masih dianggap kurang pada siklus I. pada siklus II ini peneliti
kembali mempersiapkan instrumen pembelajaran dan juga media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis 31 Maret 2016 dan pada hari Sabtu 2 April 2016. Pada
pertemuan pertama materi yang dipelajari adalah Annelida dan Mollusca, sedangkan pada pertemuan kedua mempelajari tentang Arthropoda dan
Echinodermata. Berikut merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II.
1 Pembagian Kelompok
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II saat melakukan pembelajaran tipe Picture and Picture, pembagian
kelompok telah disiapkan oleh peneliti berdasarkan kemampuan kognitif siswa yang telah diperoleh pada siklus I. Pembagian
kelompok berdasarkan kemampuan kognitif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa. Pada siklus II ini
jumlah kelompok masih sama yaitu 8 kelompok yang terdiri dari 3- 4 orang.
2 Diskusi Kelompok
Setelah siswa duduk berkelompok peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa LKS dan kartu gambar pada setiap
kelompok. Kartu gambar yang dibuat pada siklus II ini berbeda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan kartu gambar pada siklus I. Pada siklus I kartu gambar dibuat lebih besar karena siswa diminta menempel kartu gambar
tersebut di papan tulis dengan tujuan gambar dapat dilihat oleh semua siswa di dalam kelas. Pada siklus II gambar dibuat sedikit
kecil dan dibuat seperti stiker yang dapat ditempel siswa pada Lembar Kerja Siswa LKS yang telah disediakan.
Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok dan Menempelkan Gambar di Lembar Kerja Siswa LKS
3 Presentasi Setiap Kelompok
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, kemudian kelompok lain memperhatikan dan
memberikan tanggapan kepada kelompok tersebut.
Gambar 4.6 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok 4
Presentasi Kelas Peneliti
kemudian memberikan
presentasi, yaitu
menjelaskan materi yang telah dibahas selama kegiatan diskusi dan mengklarifikasi materi pokok yang belum jelas.
Gambar 4.7 Peneliti Menyampaikan Materi Kepada Siwa
c.
Observasi
Tahap observasi pada siklus II ini sama dengan siklus I. Berikut merupakan hasil observasi kelompok siswa pada siklus II.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus II
d.
Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti mengadakan evaluasi berupa post-test siklus II yang dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II. Post-test siklus
II dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar kognitif siswa terhadap materi Animalia, selain itu juga untuk mengetahui ketercapaian
indikator yang telah ditentukan. Hasil post-test II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Hasil Post-test Siklus II
No Kelompok
Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata
Persentase Kategori
1 Kelompok I
60.5 72.5
66.5 83.125
Tinggi 2
Kelompok II 68
72.5 70.25
87.8125 Tinggi
3 Kelompok III
64 71.5
67.75 84.6875
Tinggi 4
Kelompok IV 63.5
71.5 67.5
84.375 Tinggi
5 Kelompok V
65 72
68.5 85.625
Tinggi 6
Kelompok VI 62
73 67.5
84.375 Tinggi
7 Kelompok VII
62.5 70.5
66.5 83.125
Tinggi 8
Kelompok VIII 61
72 66.5
83.125 Tinggi
No Hasil Belajar
Nilai
1 Nilai Rata-rata
87.678 2
Nilai Tertinggi 95
3 Nilai Terendah
75 4
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75 28
5 Jumlah Siswa yang mendapat nilai 75
6 Persentase Ketuntasan
100 7
Pesentase Ketidaktuntasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.8 Siswa Mengerjakan Post-test Siklus II
Setelah mengerjakan
post-test siswa
mengisi kuesioner
pembelajaran akhir. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar menggunakan pembelajaran koopetatif tekhnik
Picture and Picture. Berikut merupakan hasil pengisian kuesioner akhir pembelajaran siswa.
Tabel 4.6 Data Motivasi Akhir Siswa
e.
Refleksi
Pada siklus II ini peneliti sudah melaksanakan upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I. Hasil belajar kognitif
siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan melebihi target yang ditentukan yaitu mencapai persentase ketuntasan 100. Pada ranah afektif
dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer juga mengalami peningkatan. Pembagian kelompok yang dilakukan oleh peneliti ternyata
memberikan dampak positif yang cukup besar untuk siswa. Sedangkan untuk hasil kuesioner yang diisi menunjukkan motivasi siswa 92,9
termasuk dalam kategori tinggi.
Jumlah Siswa Persentase
25-50 Rendah
51-74 Sedang
2 7.1
75-100 Tinggi
26 92.9
Kriteria Hasil
C. Analisis Data
1. Motivasi Belajar Siswa
a. Motivasi Pembelajaran Awal
Kuesioner motivasi awal siswa diberikan dengan tujuan untuk melihat motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi. Sebelum
peneliti melakukan penelitian motivasi belajar siswa tergolong sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari hasil wawancara dan observasi peneliti
bersama guru Biologi SMA Negeri 10 Yogyakarta bahwa rata-rata nilai siswa adalah 64,5. Pada siklus I penelitian ini siswa mengisi kuesioner
motivasi pembelajaran awal, dan dari data yang diperoleh hasil kuesioner motivasi awal adalah 39,29 siswa yang memiliki motivasi sedang dan
60,71 siswa yang memiliki motivasi tinggi. Hasil kuisioner motivasi awal siswa dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
Gambar 4.9 Persentase Motivasi Awal Siswa
b. Motivasi Pembelajaran Akhir
Kuisioner motivasi akhir siswa diberikan dengan tujuan untuk melihat motivasi siswa terhadap pembelajaran biologi dengan
menggunakan pembelajaran Tipe Picture and Picture. Data kuisioner motivasi akhir siswa menunjukkan bahwa motivasi siswa terhadap
pembelajaran biologi menggunakan Tipe Picture and Picture adalah 92,9 siswa memiliki motivasi yang tinggi dan 7,1 siswa memiliki
motivasi sedang. Hasil kuisioner motivasi akhir siswa dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
Gambar 4.10 Persentase Motivasi Akhir Siswa
2. Hasil Belajar
a. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat dari hasil post-test siklus I dan post-test siklus II. Berikut merupakan tabel perbandingan hasil post-
test siklus I dan post-test siklus II.
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Post-Test Siklus I dan Siklus II
No Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata
85.89 87.678
2 Nilai Tertinggi
95 95
3 Nilai Terendah
60 75
4 Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75
26 28
5 Jumlah Siswa yang mendapat nilai 75
2 6
Persentase Ketuntasan 92.86
100 7
Pesentase Ketidaktuntasan 7.14
Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan nilai pada post-test siklus
I ke post-test siklus II yaitu dari 85,89 menjadi 87,678. Nilai tertinggi pada kedua siklus sama yaitu 95, sedangkan nilai terendah siswa pada post-tes I
mengalami peningkatan dalam post-test II yaitu dari 65 menjadi 75. Jumlah siswa yang mencapai KKM dari 26 orang siswa 92,86 menjadi 28 orang
siswa 100. b.
Hasil Belajar Aspek Afektif
Hasil belajar siswa dalam aspek afektif dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Jumlah kelompok pada siklus I dan
siklus II adalah 8 kelompok. Pada siklus I anggota kelompok ditentukan secara acak dengan cara siswa berhitung, sedangkan pada siklus II anggota
kelompok telah ditentukan oleh peneliti berdasarkan kemampuan akedemik siswa yang dilihat dari hasil post-test siklus I. Sehingga data hasil
observasi kelompok siklus I akan dibandingkan dengan data hasil observasi kelompok pada siklus II. Data yang dihasilkan akan dihitung dalam bentuk
data kuantitatif. Berikut merupakan hasil perhitungan dan pengelompokkan kategori dalam ranah afektif.
Tabel 4.8 Persentase Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
69,60 84,53
Tabel 4.8 Persentase Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II Kriteria
Hasil
Rendah Sedang
Tinggi
Berdasarkan data perhitungan observasi di atas, hasil belajar dalam aspek afektif dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari
kategori sedang untuk seluruh kelompok pada siklus I menjadi kategori tinggi untuk seluruh kelompok pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa hasil
belajar siswa dalam ranah afektif pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat
dikategorikan baik.
D. Pembahasan
1. Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan
bersemangat dan aktif dalam menggali pengetahuan dan hal-hal yang belum diketahui. Apabila motivasi belajar siswa rendah, siswa akan cenderung
menjadi malas sehingga hasil belajar menurun. Dari data perhitungan hasil kuesioner menunjukkan bahwa motivasi awal
siswa terhadap mata pelajaran biologi adalah 60,71 tinggi dan 39,29 sedang. Hasil kuesioner motivasi akhir siswa adalah 92,9 tinggi dan 7,1
sedang. Berikut ini merupakan grafik motivasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.11 Perbandingan Persentase Motivasi Awal dan Akhir Siswa
Dalam mengukur hasil motivasi belajar siswa peneliti menggunakan kuesioner. Berikut merupakan analisis item kuesioner motivasi awal dan akhir
siswa :
Tabel 4.9 Analisis Item Kuesioner Motivasi Pernyataan Positif No
Pernyataan Positif Jumlah Skor
1 Saya mencari referensi yang berhubungan dengan biologi untuk
belajar di kelas 82
2 Saya mendapatkan banyak hal positif setelah mempelajari materi
biologi 91
3 Saya bertanya kepada teman yang lebih paham ketika ada materi
biologi yang tidak saya pahami 94
4 Belajar menggunakan model pembelajaran Picture and Picture
sangat menyenangkan 98
5 Saya selalu membuat ringkasan materi dalam bentuk catatan
kecil ketika pembelajaran sedang berlangsung 93
6 Saya selalu bekerjasama dalam mengerjakan tugas diskusi
kelompok 91
Tabel 4.10 Analisis Item Kuesioner Motivasi Awal Pernyataan Negatif No
Pernyataan Positif Jumlah Skor
1 Saya belajar biologi karena ingin mendapatkan pujian dari
orangtua dan guru 92
2 Saya tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
100 3
Saya tidak pernah berpartisipasi ketika belajar menggunakan model Picture and Picture
94
4 Saya mengandalkan teman saya untuk mengerjakan tugas
kelompok 95
5 Saya tidak pernah mendengarkan apa yang disampaikan oleh
guru 92
Dalam kuesioner yang dibuat oleh peneliti terdapat pernyataan- pernyataan positif dan juga pernyataan negatif. Pernyataan positif ini
diharapkan memiliki jawaban yang sesuai dengan yang peneliti harapkan. Pernyataan negatif jawabannya tidak sesuai dengan harapan peneliti.
Skor pernyataan positif dan pernyataan negatif yang ditunjukkan oleh tabel diatas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat dengan
menggunakan teknik Picture and Picture. Pernyataan positif siswa menjawab setuju S dan sangat setuju SS bahwa dengan teknik Picture and Picture
siswa mendapat banyak hal positif, siswa lebih mudah dalam memahami materi, pembelajaran terasa menyenangkan dan siswa dapat saling bekerjasama dalam
kegiatan diskusi kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada pernyataan negatif siswa menjawab pada options tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Siswa tidak setuju bahwa siswa tidak
medengarkan guru saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak setuju jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan siswa juga tidak setuju bahwa
ingin belajar biologi hanya karena ingin mendapatkan pujian dari orangtua atau guru. Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa termotivasi dalam kegiatan
pembelajaran dengan teknik Picture and Picture. Motivasi belajar siswa ini juga terlihat dari hasil diskusi kelompok siswa
dengan pembelajaran teknik Picture and Picture. Saat diskusi kelompok berlangsung siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat mengikuti
pembelajaran. Siswa juga terlihat aktif bertanya saat ada materi yang belum dipahami. Dalam lampiran hasil observasi siklus II halaman 130 kelompok I
dan VI memperoleh nilai yang baik, hal tersebut terlihat dari hasil Post-test mandiri yang didapatkan oleh siswa dalam kelompok tersebut. Salah satu siswa
dalam kelompok tersebut memperoleh hasil post-test siswa tertinggi yaitu 95. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran tekhnik Picture and Picture
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran dan membantu siswa untuk dapat lebih mengingat pelajaran yang sudah dipelajari karena dalam
pembelajaran ini tidak hanya guru namun siswa juga terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Seperti yang telah dikemukankan oleh Suprijono 2009 Picture and Picture adalah salah satu teknik belajar yang menggunakan gambar dalam
bentuk potongan-potongan untuk kemudian dipasangkan serta diurutkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi gambar yang utuh. Pemasangan dan pengurutan gambar dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Pemasangan dan pengurutan
gambar yang dilakukan secara kelompok akan meningkatkan interaksi sosial siswa. Dalam kelompok, siswa akan saling membantu dan berdiskusi satu sama
lain. Pembelajaran teknik Picture and Picture ini memiliki banyak kelebihan
sehingga membuat siswa termotivasi dengan pembelajaran tersebut, diantaranya adalah suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena siswa dapat
melihat secara langsung gambar yang berkaitan dengan materi dan siswa juga mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang logis
2. Hasil Belajar
a. Aspek Kognitif
Berdasarkan data kognitif pada tabel 4.7 maka perbandingan kognitif siswa pada siklus I dan siklus II dapat digambarkan dalam grafik berikut ini.
Gambar 4.12 Perbandingan Nilai Kognitif Siklus I dan Siklus II
Dari grafik perbandingan diatas hasil post-test siklus I dan post-test siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-ratanya adalah 85,89
dan pada siklus II menjadi 87,678 mengalami peningkatan 1,78. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai KKM dari 92,86 menjadi 100, meningkat
7,14. Pada siklus I terdapat 2 siswa yang tidak tuntas dan mengalami peningkatan pada siklus II, sehingga tidak ada siswa yang tidak tuntas.
Pada siklus I hasil post-test siswa dapat dikatakan sudah mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti, indikator yang diinginkan peneliti
adalah 75 dan pada siklus I mencapai rata-rata kelas 85,89. Namun masih ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM, oleh sebab itu peneliti
ingin ketuntasan siswa mencapai 100 atau tidak ada siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas.
Pada penelitian siklus II hasil nilai rata-rata post-test siswa adalah 87,678 dan ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM adalah 100.
Penelitian pada siklus II ini dapat dikatakan berhasil karena hasil post-test pada siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai target yang
diinginkan. Hasil kognitif siswa pada siklus II mengalami peningkatan, ini dapat dibuktikan pada nilai rata-rata kelas maupun dari persentase siswa
yang mencapai KKM. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa juga dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang lebih kondusif dibandingkan
dengan siklus I. Pada siklus II, peneliti memperbaiki proses pembelajaran yang terjadi di siklus I, yaitu dengan cara membagi kelompok secara rata
berdasarkan hasil kognitif siswa siklus I. Sehingga dalam siklus II, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok belajar siswa menjadi rata antara siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dengan siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Dengan
demikian dalam kelompok belajar di siklus II semua siswa dalam kelompok akan terlibat aktif dan siswa yang tidak tahu akan menjadi tahu.
b. Aspek Afektif
Berdasarkan analisis hasil observasi kelompok selama proses pembelajaran berlangsung, persentase dalam aspek afektif siswa pada
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I aspek afektif dikategorikan sedang, pada siklus II aspek afektif meningkat menjadi
kategori tinggi. Peningkatan ini menunjukkan bahwa aspek afektif siswa menjadi lebih baik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan Tekhnik
Picture and Picture. Peningkatan aspek afektif ini memenuhi elemen pembelajaran kooperatif menurut Bennet diantaranya adalah :
- Positve interdependence saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran Picture and Picture kegagalan dan keberhasilan kelompok merupakan tanggungjawab setiap anggota kelompok. Oleh
karena itu sesama anggota kelompok harus merasa terikat dan saling tergantung positif agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
- Interaction face to face interaksi tatap muka
Dalam pembelajaran Picture and Picture interaksi terjadi melalui diskusi dalam kelompok. Interaksi ini akan memberi keuntungan bagi
semua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok.
- Personal responsibility tanggungjawab perseorangan
Dalam pembelajaran Picture and Picture setiap anggota kelompok bertanggungjawab untuk
menguasai materi pelajaran karena
keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar secara perorangan.
- Interpersonal skill komunikasi antar anggota
Dalam pembelajaran Picture and Picture komunikasi dibutuhkan agar saling mengenal, menerima dan mendukung sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. -
Group processing pemrosesan kelompok Dalam pembelajaran Picture and Picture proses kelompok menjadi
sangat penting untuk meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan dan mencapai tujuan
kelompok. Berikut merupakan persentase perbandingan aspek afektif siklus I
dan siklus II.
Gambar 4.13 Perbandingan Nilai Afektif Siklus I dan Siklus II
Dapat dilihat dari grafik tersebut bahwa aspek afektif dari siklus I ke siklus II mengalami penigkatan dari 69,609 menjadi 84,53. Hal
ini membuktikan bahwa hasil belajar afektif siswa dikategorikan baik. Pada saat pembelajaran, siswa terlihat sangat aktif dan antusias, ini
juga disebabkan oleh karena pembelajaran Picture and Picture yang menyenangkan dan membuat semua siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran sehingga membuat semangat belajar siswa menjadi meningkat.
Akan tetapi, ada beberapa masalah yang timbul pada proses pembelajaran siklus I, diantaranya adalah siswa yang tidak mau
memperhatikan dan membuat keributan di kelas sehingga waktu pembelajaran melebihi yang ditargetkan. Oleh sebab itu, pada proses
pembelajaran siklus II permasalahan tersebut diperbaiki yaitu dengan cara peneliti lebih tegas dalam mengkondisikan suasana kelas dengan
cara memberikan reward atas partisipasi siswa di dalam kelas. Peneliti memberikan tambahan point untuk siswa yang berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran di kelas. Selain itu ada beberapa siswa yang tidak hadir saat pelaksanaan evaluasi siklus II, peneliti melakukan evaluasi
susulan dihari lain, di luar jam belajar biologi untuk mengatasi hal tersebut. Peneliti menilai hasil evaluasi setelah siswa yang tidak masuk
mengisi soal post-test yang sama dengan siswa lainnya. Hasil belajar dan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan