Kematangan Emosi pada Anak Sekolah Dasar

26 menyangkut fisik maupun psikis. Setiap tahap perkembangan mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh setiap individu. Seperti pendapat Hurlock 1980: 148, untuk memperoleh tempat di dalam kelompok sosial, anak yang lebih besar harus menyelesaikan berbagai tugas dalam perkembangan. Kegagalan dalam pelaksanaannya akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut. Pengembangan pelbagai keterampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan orang tua. Berikut ini tugas-tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak Hurlock, 1980: 10: a. mempelajari keterampilan fisik yang diperukan untuk permainan- permainan yang umum b. membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh c. belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya d. mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat e. mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung f. mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari 27 g. mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai h. mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga i. mencapai kebebasan pribadi Seiring berjalannya periode masa kanak-kanak akhir, banyaknya bicara makin lama makin berkurang. Hurlock 1980: 154 menyatakan bahwa secara normal, menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak-anak semakin sedikit berbicara. Ini bukan disebabkan anak takut di kritik atau dicemooh melainkan merupakan sebagian dari sindromatik menarik diri yang merupakan ciri dari masa puber. Menurut Rita Eka Izzaty 2008: 111 dalam hal perkembangan emosi, anak mulai belajar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik tidak diterima oleh orang lain, sehingga anak belajar mengendalikan ungkapan- ungkapan emosi yang kurang dapat diterima. Terdapat emosi yang menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. Emosi yang menyenangkan seperti: kasih sayang, kebahagiaan, rasa ingin tahu, suka cita. Sedangkan emosi yang tidak menyenangkan misalnya: takut, marah, cemburu, iri hati. Lebih lanjut Rita Eka Izzaty 2008: 112-113 menyatakan bahwa terdapat ciri-ciri emosi pada anak, yaitu sebagai berikut. a. Emosi anak berlangsung relatif lebih singkat sebentar b. Emosi anak kuat dan hebat 28 c. Emosi anak mudah berubah d. Emosi anak nampak berulang-ulang e. Respon emosi anak berbeda-beda f. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya h. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional Pendapat senada dikemukakan oleh Syamsu Yusuf 2014: 116 bahwa karakteristik emosi anak yaitu: a. berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba b. terlihat lebih hebatkuat c. bersifat sementaradangkal d. lebih sering terjadi e. dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya Hurlock 1980: 154 mengungkapkan bagaimana ungkapan- ungkapan emosi anak pada masa kanak-kanak akhir sebagai berikut. a. Anak segera mengetahui bahwa ungkapan emosi terutama emosi yang kurang baik secara sosial tidak diterima oleh teman-teman sebaya. Anak mempunyai keinginan yang kuat untuk mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi anaknya. b. Umumnya ungkapan emosional pada akhir masa kanak-kanak merupakan ungkapan menyenangkan. Anak tertawa genit atau tertawa terbahak-bahak, menggeliat-geliat, mengejangkan tubuh atau 29 berguling-guling di lantai; dan pada umumnya menunjukkan pelepasan dorongan-dorongan yang tertahan. c. Pola emosional umumnya dari akhir masa kanak-kanak berbeda dari pola emosional awal masa kanak-kanak dalam dua hal. Pertama, jenis situasi yang membangkitkan emosi. Kedua, bentuk ungkapannya. Perubahan tersebut lebih merupakan akibat dari meluasnya pengalaman dan belajarnya daripada proses pematangan. d. Dari pengalaman, anak mengetahui bagaimana anggapan orang lain tentang berbagai bentuk ungkapan emosional. Dalam keinginan pelbagai bentuk yang ternyata secara sosial tidak diterima. Ledakan amarah menjadi jarang karena anak mengetahui bahwa tindakan semacam dianggap perilaku bayi. Sehubungan dengan perkembangan emosi pada siswa Sekolah Dasar, kematangan emosi merupakan salah satu standar kemandirian siswa Sekolah Dasar. Kematangan emosi pada siswa dapat dimulai dengan menyadari apa yang sedang terjadi di sekeliling atau lingkungan sekitar. Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia 2007 merumuskan bahwa kematangan emosi pada siswa Sekolah Dasar dapat dilihat melalui bagaimana siswa mengenal dan memahami perasaan diri sendiri maupun orang lain, serta mengekspresikan perasaan secara wajar. Berkaitan dengan perkembangan emosi pada anak, terdapat bahaya psikologis akhir masa kanak-kanak yang berpengaruh terhadap penyesuaian sosial yang menjadi tugas perkembangan utama dalam 30 periode ini. Bahaya tersebut sangat besar pengaruhnya pada penyesuaian pribadi dan perkembangan kepribadian anak. Sebagaimana penjelasan Hurlock 1980: 175 bahwa salah satu bahaya psikologis pada akhir masa kanak-kanak yaitu bahaya emosi. Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang-orang dewasa apabila masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan, seperti amarah yang meledak-ledak, dan juga apabila emosi seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang- orang lain. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi pada siswa Sekolah Dasar berkaitan dengan bagaimana siswa mengekspresikan emosinya secara wajar dimana anak belajar mengendalikan emosi yang kurang diterima oleh orang lain. Hal itu berarti anak mulai mengenal dan memahami perasaan diri sendiri maupun orang lain.

B. Siswa Berprestasi

Setiap peserta didik atau siswa memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda meskipun berada pada usia yang sama. Hal ini tidak terlepas dari manusia sebagai makhluk unik, yang mana satu sama lain mempunyai karakteristik berbeda. Perbedaan pada siswa salah satunya dapat dilihat dari prestasi yang menunjukkan adanya bakat, minat ataupun potensi pada diri siswa. 31

1. Pengertian Siswa Berprestasi