Penerimaan emosi Deskripsi Hasil Penelitian

59 diri terhadap orang lain dapat ditunjukkan melalui menerima orang lain apa adanya dan menghargai orang lain. 1 Penerimaan diri Penerimaan diri berkaitan dengan bagaimana menempatkan diri pada posisi orang lain dan mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan ASD tidak membeda-bedakan dalam berteman. ASD tidak membedakan teman sekelas yang berprestasi tinggi atau rendah karena semua dianggap sama. ASD cenderung menerima orang lain apa adanya. Seperti saat pembagian kelompok secara acak, ASD mau menerima semua anggota kelompok dan berusaha menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Namun, ASD mengeluh diawal ketika pembentukan kelompok yang kurang sesuai dengan harapannya. Setelah kerja kelompok berjalan, ASD dapat memposisikan diri untuk tetap bekerja sama dengan siapapun teman kelompoknya. Hal tersebut diperkuat hasil wawancara dengan AT sahabat ASD yang menyatakan, “Menerima. Ya kadang kalau pertama kali diacak gitu agak ngeluh, tapi lama- lama tetap sportif.” DT yang juga merupakan sahabat dekat ASD mengatakan bahwa ASD tidak membeda-bedakan teman yang berprestasi tinggi atau rendah, namun lebih kepada tidak menyukai kalau ada teman kelompok yang sering ramai. ASD terlihat lebih kepada mengingatkan agar 60 temannya lebih baik saat tidak seperti harapannya. Namun terkadang karena situasi dan kondisi tertentu, ASD terlihat meledak-ledak. Hal ini seperti saat ASD berbicara keras dan diulur karena tidak menerima ketika sahabatnya melanjutkan tugas terlebih dahulu. Dari data catatan lapangan 1 17 Februari 2016, lampiran 5 halaman 126 diketahui bahwa teman ASD menganggap ASD judes dengan teman yang perempuan. ASD sudah dapat menghargai orang lain seperti mendengarkan guru yang sedang berbicara atau memberikan nasihat, mendengarkan teman yang sedang mengemukakan pendapat, mendengarkan teman yang sedang bertanya kepadanya, dapat bekerja sama dengan tim bola voli dalam persiapan lomba, dan menerima koreksi jawaban atau masukan dari teman. ASD juga menunjukkan sikap menghargai teman yang meraih prestasi dan terlihat memberi dukungan teman yang akan mengikuti lomba mewakili sekolah. Namun begitu, hasil observasi dan wawancara menunjukkan terkadang ASD langsung memotong pembicaraan ketika ada teman yang berbicara ataupun tidak mempedulikan teman. ASD terkadang memaksakan kehendak dan kurang menghargai ketika ada teman memberitahu informasi kepadanya, terlihat dari nada suara keras dan diulur, sedikit melotot dan raut muka kurang senang serta berdebat dengan teman laki-laki. Dari data catatan 61 lapangan 1 17 Februari 2016, lampiran 5 halaman 126 diketahui ketika ada temannya yang salah dalam mengerjakan soal, ASD memberitahu dengan nada sedikit membentak, “Ih...rasah ngono kwi. Goleki siji- siji.” Ih...jangan begitu. Cari satu-satu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada aspek penerimaan emosi, penerimaan diri pada ASD ditunjukkan dengan sikap tidak membeda- bedakan teman dan dapat menghargai orang lain. Namun penyesuaian emosi ASD kurang baik dikarenakan ASD masih memperlihatkan sikap egosentris karena mementingkan diri sendiri dan ingin dominan serta meledak-ledak dalam menyikapi suatu hal sehingga kurang diterima oleh orang lain.

c. Cara berinteraksi dengan orang lain

Aspek ketiga dalam penelitian ini yaitu cara berinteraksi dengan orang lain. Peneliti membagi menjadi dua indikator meliputi cara berinteraksi dengan teman serta cara berinteraksi dengan warga sekolah dan orang lingkungan rumah. 1 Cara berinteraksi dengan teman Indikator cara berinteraksi dengan teman dapat ditunjukkan melalui bagaimana ASD berinteraksi dengan teman saat proses kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran, ASD banyak berinteraksi dengan teman sekitar bangku dengan mengajak berbicara temannya atau sekedar bercanda. ASD sering 62 berjalan-jalan di kelas sekedar untuk bertanya kepada teman atau sahabatnya ketika tidak ada guru. ASD dapat berdiskusi dengan teman ketika ada tugas dan mengemukakan pendapat kepada teman ketika ada tugas kelompok. Saat mengalami kesulitan ASD bertanya pada teman dengan sopan. ASD berbicara dengan suara keras sambil tersenyum saat meminjam benda pada teman. Selain itu, ASD juga mau membantu teman yang sedang membutuhkan, menjawab pertanyaan teman dengan tersenyum namun kadang dengan suara keras serta diulur. Data hasil wawancara menunjukkan bahwa ASD dapat berdiskusi dengan teman dan mau mengajak teman untuk mengerjakan tugas. ASD dapat bekerja sama dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah atau kesulitan. ASD mengajak bicara temannya terlebih dahulu sebelum mengemukakan pendapat. Hasil wawancara dengan SK mengatakan bahwa ASD ambisius dalam mengemukakan pendapat dan cenderung ngeyel. Hal tersebut diperkuat data wawancara dengan guru Agama bahwa ASD lebih dominan saat menyampaikan pendapat. Guru kelas VA mengatakan bahwa cara berinteraksi ASD terhadap temannya sudah wajar dan sopan. ASD dapat bekerja sama dalam kelompok baik dengan laki-laki maupun perempuan. Guru kelas BP, 26 Februari 2016, lampiran 8 halaman 197 mengatakan, “Ya