Kalimat pemberitaan diatas memberikan anak kalimat sebagai penjelas, dilihat dari kalimat kedua yang memberikan anak kalimat, “Selain supel,
penyayang, dan pekerja keras, menurut Andi, sang kakak juga dermawan.” tidak memberikan
informasi mengenai pembunuhan Nasrudin hal tersebut menggambarkan mengenai Nasrudin dari segi positif dan dengan demikian
khalayak akan menerima bahwa Nasrudin merupakan orang yang supel, penyayang, pekerja keras, baik dan dermawan, sehingga dapat pula
memarjinalkan Antasari yang diduga sebagai pelaku utama pembunuhan. Khalayak akan menerima bahwa Nasrudin adalah orang yang baik sedangkan
Nasrudin yang dijadikan tersangka merupakan orang yang anarkis.
4.1.9. Edisi : 18-24 Mei 2009 Giliran Menelisik Rekening
Polisi meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan memeriksa rekening para tersangka pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Dari sini,
antara lain, akan terlihat “naik-turun”-nya hubungan Nasrudin, Antasari, dan Rhani.
SEPUCUK Surat datang ke meja Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Yunus Husein. Surat penting itu, dua pekan lalu, dikirim oleh
Kepolisian Daerah Metro Jaya. Isinya meminta lembaga pimpinan Yunus itu segera menelisik sejumlah rekening milik para tersangka kasus pembunuhan
Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zalkarnaen.
Ini memang perkembangan baru kasus “pembunuhan Nasrudin”. Setelah menangkap para tersangka pelakunya dan memeriksa mereka secara marathon,
polisi mulai memeriksa dari arah lain: arus keluar masuk duit rekening para tersangka.
Kepada Tempo yang menghubunginya Rabu pekan lalu, Yunus Husein tak menampik adanya surat permintaan dari polisi yang dikirim ke kantornya itu. Tapi,
rekening siapa saja yang ditelusuri, Yunus tak mau bicara banyak. “Sekitar tiga orang,” katanya.
Selain “sekitar tiga orang” itu, ada rekening yang juga diminta polisi untuk ditelisik, yakni rekening Rhani Juliani, salah satu saksi penting kasus pembunuhan
Nasrudin. Permintaan untuk menelusuri rekening wanita yang dinikahi secara siri
Universitas Sumatera Utara
oleh Nasrudin itu dikirim dalam surat terpisah. Menurut Yunus, pihaknya sempat meminta polisi melengkapi data para
pemilik rekening tersebut. “Khususnya alamat dan tempat tanggal lahir,” kata Yunus. Menurut sumber Tempo, rekening yang sedang ditelisik Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan itu adalah rekening Antasari Azhar, Nasrudin, dan Sigid Haryo Wibisono, Komisaris PT Pers Indonesia Merdeka, yang juga
karib Antasari.
Sejauh ini, memang baru rekening Rhani yang diperiksa polisi. Kepada polisi, Rhani menunjukkan rekeningnya yang berisi puluhan juta rupiah. Direktur
Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar M. Iriawan menegaskan jumlahnya bukan ratusan miliar seperti yang selama ini dikabarkan.
“Tidak sampai sebesar itu,” ujarnya. Tapi belakangan, menurut sumber Tempo, polisi tetap meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan memeriksa
rekening Rhani lantaran mantan gadis caddy itu diduga memiliki rekening lain.
Menurut sumber Tempo, soal rekening Rhani yang mencurigakan sudah muncul ketika perempuan tersebut “diamankan” Kepolisian Resor Tangerang sehari
setelah penembakan Nasrudin pada 14 Maret lalu. Rhani diperiksa beberapa kah di Polres Tangerang. Polisi kala itu “mencium” gadis 22 tahun ini memiliki rekening
dengan isi yang “gemuk”. “Ratusan juta,” kata sumber itu, tak mau menyebut angka pastinya.
Semula keberadaan uang dengan jumlah cukup besar itu tak begitu menjadi perhatian polisi. Tapi belakangan, setelah polisi melihat kasus pembunuhan
Nasrudin itu bisa jadi bukan soal selingkuh, masalah rekening ini kemudian didalami. Polisi menduga ada motif lain di luar sekadar urusan pelecehan seksual
seperti yang dikatakan pengacara Nasrudin.
Sumber Tempo menyebutkan, salah satu kecurigaan polisi, Rhani memiliki rekening yang berfungsi sebagai “rekening penampungan”. Polisi curiga di
rekening itulah Nasrudin dan Antasari menyimpan duit mereka. Pemakaian rekening pihak yang tak memiliki hubungan apa-apa itu akan menyulitkan siapa
pun yang mencoba menelusurinya. “Bisa jadi, setelah hubungan mereka ini pecah, Nasrudin mengeluarkan ancaman akan membuka soal rekening itu,” ujar sumber
tersebut. Soal rekening ini, Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia Komisaris Jenderal Susno Duadji juga menolak memberikan pernyataan. “Kami tidak
bisa mempublikasikan. Informasi itu sifatnya rahasia,” kata Susno.
Adanya motif lain di luar urusan perselingkuhan juga diendus para pengacara Antasari. Maqdir Ismail, anggota tim pengacara Antasari, membenarkan
soal ini. Menurut dia, polisi memang mulai mencari-cari motif lain dalam penembakan Nasrudin. Indikasinya jelas: polisi mulai mengorek rekening para
tersangka. “Mereka juga memanggil para saksi dari lingkaran yang tidak berhubungan langsung dengan kasus penembakan,” kata Maqdir.
Menurut Maqdir, pencarian motif itu terlihat dari “tingkah laku” para penyidik. Di sela pemberkasan terhadap Antasari, misalnya, para penyidik kadang
melontarkan pertanyaan lain. Misalnya soal penanganan kasus tertentu. “Secara spesifik mereka juga menanyakan soal jual-beli perkara,” ujar Maqdir.
Hanya, diakui Maqdir, materi pertanyaan itu belum masuk materi per- tanyaan dalam berita acara pemeriksaan resmi. la menduga mungkin polisi baru
mencari-cari informasi karena belum memiliki bukti akurat soal motif itu. “Sehingga
Universitas Sumatera Utara
mereka belum bisa langsung mengklarifikasinya kepada para tersangka,” kata Maqdir. Soal dugaan motif lain itu, juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur
Jenderal Abubakar Nataprawira, menyatakan polisi masih mendalaminya. “Dalam waktu dekat akan terungkap semua,” ujarnya.
Penyelidikan polisi terhadap kasus pembunuhan Nasrudin dibatasi pada hubungan Antasari, Nasrudin, dan Rhani
Menurut informasi yang diperoleh Tempo, motif lain yang kini digali pe- nyidik itu terkait dengan urusan pemerasan. Ada dugaan Nasrudin, Sigid, dan Antasari
merupakan “tiga sekawan” dalam urusan “memainkan” perkara. Nasrudin kerap mengatasnamakan Antasari jika berhadapan dengan klien yang ingin perkaranya
“dibereskan”.
Soal perdagangan perkara ini, menurut sumber itu, polisi telah memperoleh sejumlah informasi. Sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi lembaga yang
memiliki kontrol kuat Antasari diduga kerap mencari celah untuk bermain di luar sistem. “Istilahnya, dia buka warung sendiri,” ujar seorang penyidik di Direktorat
Reserse Polda Metro Jaya. Jika sebuah perkara di proses di Komisi, di luar sistem, sekelompok orang juga “mengolah” perkara itu untuk kepentingan isi perut mereka
sendiri.
Nah, menurut sumber itu, suatu saat ada kasus yang batal “diangkat” di Komisi gara-gara dibereskan di luar sistem. Uang pun mengalir. Namun Nasrudin
tak kebagian, sehingga ia mengancam dan memeras. “Ia mengancam membongkar kasus tersebut jika Antasari tidak menuruti sejumlah keinginannya,” kata si sumber.
Ancaman inilah, ujar sumber itu, yang membuat Antasari kemudian mencari perlin- dungan ke kepala kepolisian dan sejumlah orang dekatnya.
Kuasa hukum Nasrudin, Boyamin Saiman, menyatakan sangat mendukung Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menelusuri aliran uang rekening
mereka yang terkait kasus ini, terutama Nasrudin, Antasari, dan Rhani. “Arus dana di rekening mereka itu bisa menunjukkan bagaimana naik-turunnya hubungan
mereka bertiga,” ujarnya kepada Tempo, Jumat pekan lalu. “Dari sini polisi juga bisa menelusuri dari mana sumber uang itu.”
Maqdir Ismail membantah keras jika Antasari, Sigid Haryo Wibisono, dan Nasrudin dikatakan sebagai tiga sekawan yang membisniskan perkara korupsi
yang masuk Komisi. Soal ini, kata dia, juga tidak pernah ditanyakan dalam pemeriksaan Antasari. Pengacara Sigid, Hermawan Pamungkas, menyatakan hal
serupa. “Pak Sigid tidak kenal dengan Nasrudin,” katanya.
Juniver Girsang, kuasa hukum Antasari lainnya, menyatakan gembira jika penyidik mengembangkan motif lain di balik dugaan pembunuhan berencana itu.
“Karena motif yang ada selama ini perlu dipertanyakan,” ujarnya. Namun sumber Tempo di Polda Metro Jaya yakin kasus pembunuhan Antasari
ini pada akhirnya tak akan bergeser, tetap terkait dengan asmara. “Hanya ada tambahan bumbu-bumbunya,” kata sumber itu. Bumbu yang dimaksud, ya, perihal
rekening tersebut.
Kepada para wartawan yang mencegatnya Rabu pekan lalu, Iriawan juga menegaskan penyelidikan polisi terhadap kasus pembunuhan Nasrudin dibatasi pada
hubungan Antasari, Nasrudin, dan Rhani. “Soal korupsi biar nanti terungkap di sidang pengadilan,” katanya. Ramidi, Anne L. Handayani, Amandra Mustika Megarani.
Universitas Sumatera Utara
Analisis
Pada edisi ini Tempo memuat berita mengenai rekening para tersangka pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Yang menjadi narasumber pada pemberitaan
tersebut yaitu Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Yunus Husein, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar M.
Iriawan, sumber Tempo, Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia Komisaris Jenderal Susno Duadji, pengacara Antasari, Maqdir Ismail, juru bicara
Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira, seorang penyidik di Direktorat Reserse Polda Metro Jaya, Kuasa hukum Nasrudin, Boyamin Saiman,
Pengacara Sigid, Hermawan Pamungkas, Juniver Girsang, kuasa hukum Antasari.
Dalam berita ini terjadi beberapa proses inklusi yaitu :
1. Objektivasi-Abstraksi
Objektivasi Tapi, rekening siapa saja yang ditelusuri, Yunus tak
mau bicara banyak. “Antasari, Rhani, Sigid,” katanya.
Abstraksi Tapi, rekening siapa saja yang ditelusuri, Yunus tak
mau bicara banyak. “Sekitar tiga orang,” katanya.
Dalam kalimat pertama disebut secara jelas rekening siapa saya yang ditelusuri dalam mengungkap kasusu pembunuhan Nasrudin, sementara dalam
kalimat kedua dengan membuat sesuatu yang abstrak seperti “sekitar tiga orang”.
Universitas Sumatera Utara
Khalayak akan mempersepsikan lain antara yang disebut secara jelas dengan yang dibuat dalam bentuk abstraksi.
2. Nominasi-Identifikasi
Nominasi Permintaan untuk menelusuri rekening wanita itu
dikirim dalam surat terpisah. Identifikasi
Permintaan untuk menelusuri rekening wanita yang dinikahi secara siri oleh Nasrudin itu dikirim
dalam surat terpisah.
Dari pemberitaan diatas dalam kalimat kedua dapat kita lihat anak kalimat “wanita yang dinikahi secara siri oleh Nasrudin” merupakan penjelasan mengenai
status dari seorang Rhani dan hal tersebut juga menggambarkan Rhani secara buruk. Identifikasi ini bisa menimbulkan makna tertentu bagi para khalayak.
Makna yang muncul dari kalimat tersebut bisa pertanyaan-pertanyaan kenapa Rhani dinikahi secara siri, penulisan seperti itu juga menunjukkan bahwa Rhani
dan Nasrudin memiliki hubungan yang dekat sehingga Rhani harus diperiksa terkait meninggalnya Nasrudin.
3. Objektivasi-Abstraksi
Objektivasi Kepada polisi, Rhani menunjukkan rekeningnya
yang berisi seratus juta rupiah. Abstraksi
Kepada polisi, Rhani menunjukkan rekeningnya yang berisi puluhan juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pemberitaan diatas pada kalimat kedua menampilkan bahwa Rhani menunjukkan rekeningnya yang berisi puluhan juta rupiah. Kata puluhan juta rupiah
merupakan jumlah abstrak, uang yang ada di rekening. Hal tersebut bisa memberikan informasi yang berbeda jika diterima khalayak karena disebutkan
secara abstrak, dan akan sangat berbeda pula bila disebutkan secara jelas. 4.
Objektivasi-Abstraksi Objektivasi
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar M. Iriawan menegaskan
jumlahnya bukan ratusan miliar seperti yang selama ini dikabarkan
Abstraksi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro
Jaya Komisaris Besar M. Iriawan menegaskan jumlahnya bukan ratusan miliar seperti yang
selama ini dikabarkan
Sama halnya dengan pembahasan no 4 yang menyebutkan jumlah yang abstrak dimana kalimat kedua ditampilkan “Komisaris Besar M. Iriawan
menegaskan jumlahnya bukan ratusan miliar seperti yang dikabarkan” Kalimat tersebut memiliki kesamaaan dengan kalimat-kalimat pembahasan sebelumnya
seperti kta Puluhan, Seantero dan Jutaan, tentu saja akan memberikan persepsi yang berbeda terhadap khalayak yang membaca.
Universitas Sumatera Utara
5. Nominasi- Kategorisasi
Nominasi Tapi belakangan, menurut sumber Tempo, polisi
tetap meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan memeriksa rekening Rhani
lantaran diduga memiliki rekening lain. Kategorisasi
Tapi belakangan, menurut sumber Tempo, polisi tetap meminta Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan memeriksa rekening Rhani lantaran mantan gadis caddy itu diduga memiliki
rekening lain.
Pada kalimat kedua disebutkan bahwa Rhani lantaran mantan gadis caddy itu diduga memiliki rekening lain. Status Rhani yang merupakan mantan gadis caddy
dipakai sebagai pengganti subjek Rhani. Lewat kategori ini terbentuk gambaran bahwa Rhani sebagai mantan caddy sering berkomunikasi di lapangan dengan
pejabat, yang suka bermain golf. Jika dianalisis lebih lanjut khalayak akan mempersepsikan bahwa Rhani
merupakan seorang mantan gadis caddy, dikaitkan dengan kalimat sebelumnya menyatakan Rhani dinikahi siri oleh Nasrudin akan dipersepsikan berbeda oleh
khalayak bahwa Rhani kemungkinan mengincar harta Nasrudin, hal tersebut akan memposisikan Rhani kearah yang buruk.
Universitas Sumatera Utara
6. Objektivasi-Abstraksi
Objektivasi Polisi kala itu “mencium” gadis 22 tahun ini
memiliki rekening dengan jumlah lima ratus juta rupiah
Abstraksi Polisi kala itu “mencium” gadis 22 tahun ini
memiliki rekening dengan isi yang “gemuk”.
Kalimat kedua diatas kembali memberikan suatu pernyataan yang abstrak dilihat dari kalimat kedua Rhani memiliki rekening dengan isi yang “gemuk”. Kata
“gemuk” akan memberi persepsi berbeda terhadap khalayak, dengan kata tersebut khalayak akan berasumsi bahwa Rhani terlibat kedalam kasus pembunuhan Nasrudin,
bisa saja Rhani memiliki tabungan yang lebih besar jumlahnya dari tabungan yang sudah ada.
Khalayak juga bisa mempersepsikan berbeda dengan menampilkan penelusuran Rekening baik dari Rhani Juliani maupun dari para tersangka lain, hal
tersebut dapat memberi persepsi bahwa kasus pembunuhan Nasrudin memiliki kaitan yang erat dengan masalah keuangan sehingga polisi menelisik rekening para tersangka
untuk membuktikan apakah ada kaitan dengan tindak korupsi, secara garis besar dengan melihat penelisikan rekening tersebut khalayak akan mempersepsikan bahwa
kasus pembunuhan Nasrudin bukan hanya sekedar cinta segitiga, melainkan kasus korupsi.
Universitas Sumatera Utara
7. Objektivasi-Abstraksi
Objektivasi “Dua ratus juta,” kata sumber itu, tak mau
menyebut angka pastinya. Abstraksi
“Ratusan juta,” kata sumber itu, tak mau menyebut angka pastinya.
Kalimat diatas memiliki pembahasan yang sama dengan pembahasan no 3 dan 4 yaitu mengenai jumlah yang abstrak dalam menyebutkan jumlah rekening
tabungan Rhani, hal tersebut dilihat dari kalimat kedua yang menyatakan “Ratusan juta,”.
Menampilkan suatu jumlah yang abstrak, padahal mungkin saja informan mengetahui jumlah pasti dari rekening tersebut, hal ini dapat kita lihat dilihat dari
kalimat penjelas “tak mau menyebut angka pastinya”. Tak mau menyebut angka pasti memiliki arti bahwa sebenarnya pijak berwajib telah mengetahui jumlah
rekening tersebut dengan pasti, tetapi tidak memberikan kepastian jumlah tersebut kepada khalayak, hal tersebut kembali akan memberi persepsi berbeda kepada
khalayak kenapa tidak diberikan jumlah yang pasti, seolah kasus tersebut ditutupi untuk khalayak.
Universitas Sumatera Utara
8. Nominasi-Identifikasi
Nominasi Sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
lembaga yang memiliki kontrol kuat Antasari diduga kerap mencari celah untuk bermain di luar
sistem. ujar seorang penyidik di Direktorat Reserse Polda Metro Jaya. Jika sebuah perkara di
proses di Komisi, di luar sistem, sekelompok orang juga “mengolah” perkara itu untuk
kepentingan isi perut mereka sendiri. Identifikasi
Sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi lembaga yang memiliki kontrol kuat Antasari
diduga kerap mencari celah untuk bermain di luar sistem. “Istilahnya, dia buka warung sendiri,” ujar
seorang penyidik di Direktorat Reserse Polda Metro Jaya. Jika sebuah perkara di proses di
Komisi, di luar sistem, sekelompok orang juga “mengolah” perkara itu untuk kepentingan isi perut
mereka sendiri.
Strategi wacana ini hampir mirip dengan kategorisasi, yakni bagaimana suatu kelompok, peristiwa atau tindakan tertentu didefenisikan. Bedanya dalam
identifikasi, proses pendefenisian ini dilakukan dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas. Pemberian kategorisasi terhadap seseorang atau sekelompok
orang senngkali mensugestikan makna tertentu karena umumnya berupa penilaian
Universitas Sumatera Utara
atas seseorang, kelompok, atau tindakan tertentu. Ini merupakan strategi wacana di mana satu orang, kelompok atau tindakan diberi penjelasan yang buruk
sehingga ketika diterima oleh khalayak akan buruk pula.Eriyanto, 2001. Dengan memberikan anak kalimat “Istilahnya, dia buka warung sendiri,”
Antasari Azhar digambarkan secara buruk, tidak baik moralnya karena berhubungan erat dengan kelompok-kelompok yang memanfaatkan perkara di
komisi untuk kepentingan pribadi mereka, sehingga orang akan berfikir tidak heran kalau Antasari diduga menjadi tersangka utama oleh karena label buruk
yang diberikan. Pemakaian penjelas berupa anak kalimat itu seringkali bukan hanya berupa penilaian yang subjektif mengenai diri seseorang atau tindakan,
tetapi seringkali memakai label-label yang diterima apa adanya.
9. Objektivasi-Abstraksi
Objektivasi Semula keberadaan uang dengan jumlah lima ratus
juta itu tak begitu menjadi perhatian polisi. Abstraksi
Semula keberadaan uang dengan jumlah cukup besar itu tak begitu menjadi perhatian polisi.
Kalimat kedua “Semula keberadaan uang dengan jumlah cukup besar itu
tak begitu menjadi perhatian polisi.” Jumlah cukup besar merupakan suatu abstraksi yang akan memberikan suatu persepsi yang berbeda bagi siapa saja yang menerima
informasi tersebut, dengan kalimat tersebut persepsi khalayak akan mengasosiasikan kasus pembunuhan tersebut dengan kasus pembunuhan yang didasari oleh kasus
korupsi.
Universitas Sumatera Utara
10. Objektivasi-Abstraksi
Objektivasi Jika sebuah perkara di proses di Komisi, di luar
sistem, X dan Y juga “mengolah” perkara itu untuk kepentingan isi perut mereka sendiri.
Abstraksi Jika sebuah perkara di proses di Komisi, di luar
sistem, sekelompok orang juga “mengolah” perka- ra itu untuk kepentingan isi perut mereka sendiri.
Pembahasan diatas memiliki proses yang sama dengan pembahasan sebelumnya mengenai abstraksi. Kalimat kedua menyebutkan jumlah orang secara
abstrak, dimana ditulis kalimat bahwa “sekelompok orang juga “mengolah” perka- ra itu untuk kepentingan isi perut mereka sendiri.” Akan sangat berbeda sekali
seandainya ditulis dengan nama aktor yang jelas sehingga khalayak akan mempersepsikan suatu informasi kearah yang benar, akan sangat berbeda bila
disebutkan secara abstrak khalayak akan mempersepsikan lain terhadap kasus tersebut.
Dengan menyebutkan sesuatu yang abstrak tersebut, khalayak akan mempersepsikan bahwa ada sekelompok orang yang memanfaatkan kasus-kasus
korupsi untuk kepentingan pribadi sejumlah orang, dengan demikian persepsi khalayak akan berbeda bahwa ada yang tidak beres di KPK, terkait dengan setiap
Universitas Sumatera Utara
kasus korupsi yang ditangani oleh Lembaga pemerintahan tersebut, sekaligus hal tersebut akan memarjinalkan KPK termasuk Antasari yang merupakan ketua
KPK. Dikaitkan dengan kasus pembunuhan yang menewaskan seorang direktur
utama PT. Putra Rajawali Banjaran, dimana Antasari dikaitkan serta dijadikan sebagai tersangka. Posisi Antasari sebagai ketua KPK nonaktif beserta jajaran
pada lembaga yang menangani kasus korupsi tersebut akan sangat buruk. Kinerja yang selama ini telah dijalankan bisa dipandang sebelah mata oleh khalayak.
Dengan menampilkan kalimat “sekelompok orang juga “mengolah” perka- ra itu untuk kepentingan isi perut mereka sendiri”. Masyarakat mempersepsikan
segala kinerja dan proses penanganan kasus korupsi KPK akan dipersepsikan secara buruk.
4.1.10. Edisi : 25-31 Mei 2009