Pengorganisasian Belajar Pelaksanaan Pembelajaran

e. Bahan tersebut merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki. f. Bahan tersebut menjamin kesinambungan pengalaman warga belajar. 2. Discovery dan Inquiry Dimana warga belajar didorong untuk dapat mengkaji dan menemukan hal- hal baru. Artinya ada kewajiban pendidik selaku penyedia fasilitas untuk mendorong warga belajar secara kreatif dalam membuat warga belajar termotivasi untuk melakukan penjelajahan atau penemuan atas problem yang dihadapi dengan menyediakan akses atau buku dan atau media lain seperti internet sebagai sumber informasi. 3. Sharring Yaitu berbagi pengalaman antar individu dalam memecahkan masalah. Ini memungkinkan menyadarkan bahwa setiap warga belajar tidak bisa hidup sendiri apalagi dalam konteks komunitasnya. Sehingga pendidik juga harus berperan memberi kesempatan untuk memfasilitasi sharring ini dengan mempersiapkan fasilitasi dalam bentuk dialog yang sepadan dengan tingkat kebutuhan dalam daya nalar warga belajar.

2. Pengorganisasian Belajar

Salah satu tugas pendidik adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang mendorong warga belajar untuk belajar aktif. Dalam mewujudkan interaksi belajar, pendidik harus memiliki kemampuan mengatur kelas. Banyak faktor yang menyebabkan ketidakmampuan warga belajar dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh pendidik diantaranya bermula dari proses pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan. Oleh karena itu penting bagi pendidik untuk mengaplikasikan kegiatan belajar yang menarik di dalam kelas. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 Ayat 2 menjelaskan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Menurut Rusman 2011: 326 pembelajaran menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara pendidik dan warga belajar tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara pendidik dan warga belajardalam proses pembelajaran. Pendidik memosisikan diri sebagai mitra belajar warga belajar, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan pendidik belajar dari warga belajar. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban. Sebaliknya, pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas atau tidak berminat, jenuh atau bosan, monoton dan tidak menarik. Banyaknya aturan yang sering kali dibuat oleh pengajar dan harus ditaati oleh anak akan menyebabkan anak diselimuti rasa takut. Lebih jauh lagi anak akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan kontrol diri. Anak-anak yang demikian akan mengalami growth in learning, dan akan selalu menyembunyikan ketidakmampuannya Budiningsih, 2005:7. Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa dalam rangka menciptakan belajar yang menyenangkan, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah: a. Menyapa anak dengan ramah dan semangat b. Menciptakan suasana rileks dan bebas dari ancaman c. Memotivasi anak d. Bersikap layaknya teman atau sahabat e. Menggunakan metode-metode belajar yang variatif

3. Sumber Belajar