Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

1.5.2 Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Jadi data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti Marzuki, 2000: 56. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen, modul, dan buku. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan pustaka yaitu dengan menelaah buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan masalah pengelolaan pembelajaran dialogis Paulo Freire di Sekolah Alternatif Qaryah Thayibah Desa kalibening Salatiga.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan Nazir, 1998: 21. Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan reliabel yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data pada suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan keterangan dan informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk dijadikan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah 3.6.1 Teknik Wawancara Menurut Moleong 2002: 135 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interview yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono 2009:317 menjelaskan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut Nazir 1998: 234 wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dansi penjawab atau responden dengan menggunakan pedonan wawancara. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat peneliti sempulkan pengertian wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian melaui percakapan secara tatap muka dengan tujuan untuk memperoleh keterangan tertentu mengenai tujuan penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan suatu alat panduan wawancara. Wawancara secara garis besar dibagi 2 dua yaitu wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering disebut dengan wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan wawancara terbuka. Sedangkan wawancara terstruktur sering disebut juga dengan wawancara baku yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya biasanya tertulis dengan pilihan jawaban yang juga sudah disediakan. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyan yang akan diajukan. Wawancara ini dilakukan jika sejumlah sampel yang representatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama. Semua Subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Sedangkan wawancara tak terstruktur digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku dan sifatnya lebih bebas dan mendalam. Subjek biasanya terdiri atas orang-orang yang terpilih karena sifatnya yang khas. Pertanyaan biasanya tidak disusun lebih dahulu dan disesuaikan dengan keadaan serta ciri-ciri yang unik dari informan. Pelaksanaan tanya jawab antara pewawancara dengan subjek seperti percakapan dalam sehari- hari. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara mendalam untuk memperoleh data yang diinginkan. Wawancara diajukan kepada Kepala Sekolah, pendamping, dan warga belajar mengenai pengelolaan pembelajaran dialogis Paulo Freire yang dilakukan pada program Paket B di Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah Desa Kalibening Salatiga. Hubungannya dengan wawancara mendalam, peneliti tidak hanya percaya begitu saja terhadap apa yang yang dikatakan oleh subjek penelitian, melainkan perlu mengecek hasil wawancara antara subyek penelitian satu dengan subyek penelitain yang lain. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penggunaan teknik wawancara, penulis melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merancang kisi-kisi wawancara yang nantinya dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan pedoman wawancara. Dan pedoman tersebut akan dijadikan patokan dalam melakukan wawancara dengan subjek penelitian di lapangan. 2. Menentukan subjek yang akan diwawancarai. Pengambilan subjek didasarkan pada kebutuhan peneliti yang dianggap paling mengetahui mengenai permasalahan yang diteliti. 3. Mendatangi satu persatu subjek yang akan diwawancarai serta menentukan jadwal wawancara sesuai kesepakatan yang telah dilakukan dengan para subjek. 4. Melaksanakan wawancara didasarkan pada pedoman wawancara kepada subjek peneliti yang telah ditentukan, serta pendokumentasian dengan menulis hasil wawancara yang nantinya akan dijadikan sebagai laporan hasil penelitian. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan yaitu: Pertama, subyek penelitian adalah kepala sekolah, pendidik atau pendamping dan warga belajar program Paket B di Sekolah Alternatif Qaryah Thayibah Kalibening Salatiga Jawa Tengah; Kedua, dengan wawancara akan mengurangi kecurigaan subjek tentang kegunaan dan manfaat data yang di ungkap; Ketiga, suasana keakraban yang terjadi dalam wawancara memungkinkan peneliti memperoleh data yang objektif; Keempat, melalui wawancara peneliti berpeluang untuk mengetahui kondisi nyata subjek penelitian seperti kondisi sosial ekonomi dan kondisi lingkungan subyek penelitian. 3.6.2 Teknik Observasi Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang akurat tentang keadaan di lapangan dengan melakukan pengamatan langsung. Menurut Moleong 2002: 101, observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Dalam penelitian ini, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis pengamatan terbuka yaitu pengamatan yang diketahui oleh subjek, dan subjek secara sukarela memberi kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati perilaku mereka. Pengamatan dilakukan menggunakan alat indera penglihatan, pendengaran, peraba, dan pengecap. Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati dan membuat catatan secara deskriptif dari mulai survey awal tempat penelitian, permintaan ijin kepada pihak sekolah untuk dijadikan tempat penelitian, latar belakang sekolah, pengamatan ketersediaan sarana prasarana, media pembelajaran, hingga semua kegiatan yang dilakukan oleh pendidik kepada warga belajar saat pengelolaan pembelajaran dialogis Paulo Freire pada program paket B di Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah Desa Kalibening Salatiga berlangsung. Adapun prosedur observasi yang dilakukan adalah peneliti terlibat secara langsung yakni menjadi observer partisipan dengan ikut secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dalam kelas saat pengelolaan pembelajaran berlangsung antara warga belajar dengan pendamping sehingga peneliti mendapatkan data yang akurat. Adapun aspek yang diobservasi yaitu: a. Perencanaan pembelajaran dialogis Paulo Freire yang di lakukan oleh warga belajar dan pendamping, yang dapat dilihat dari penentuan materi belajar, metode dan media yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan pembelajaran dialogis Paulo Freire antara warga belajar dan pendamping saat proses pembelajaran berlangsung, yang dilihat dari waktu dan tempat pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran problem- solving hadap-masalah, proses interaksi antara pendamping dan warga belajar, serta penggunaan sumber belajar. c. Evaluasi pembelajaran dialogis Paulo Freire yang dilakukan oleh pendamping kepada warga belajar program Paket B di Sekolah Alternatif Qaryah Thayibah Desa Kalibening Salatiga. d. Faktor pendukung dan penghambat pengelolaan pembelajaran dialogis Paulo Freire yang dihadapi para warga belajar, pendidik dan pengelola program Paket B di Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah Desa Kalibening Salatiga. Selain itu, untuk mengetahui ada atau tidak ada, baik atau tidak baiknya sarana prasarana, media pembelajaran, dan alat penunjang pembelajaran seperi fasilitas dan lain sebagainya yang digunakan di Sekolah alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga, dalam teknik observasi ini penulis menggunakan teknik check-list berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SMPMTsSMPLBPaket B. 3.6.3 Teknik Dokumentasi Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang Sugiyono, 2009: 329. Dokumen adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari dokumen yang ada di lokasi penelitian. Dakumen dapat berupa buku-buku, arsip, notulen, modul, majalah, dan catatan-catatan. Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data primer yang belum diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara. Ada beberapa pertimbangan peneliti menggunakan metode dokumentasi adalah: a dokumentasi adalah sumber data yang stabil, menunjukkan suatu fakta yang tengah berlangsung dan mudah diperoleh, b dokumentasi sebagai sumber data yang kaya untuk memperjelas keadaan atau identitas subjek penelitian sehingga dapat mempercepat proses penelitian, c dokumentasi berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, d relatif murah dan tidak sukar diperoleh, e hasil pengujian ini akan memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki Moleong, 2002: 161 Peneliti menggunakan teknik dokomentasi berupa daftar nama warga belajar dan pendamping program Paket B Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah, struktur organisasi sekolah, visi dan misi, sarana prasarana, waktu belajar warga belajar, hasil karya yang dibuat oleh warga belajar, laporan hasil wawancara, foto- foto kegiatan penelitian yang berhubungan dengan proses pengelolaan pembelajaran dialogis Paulo Freire pada program paket B di Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah Desa kalibening Salatiga.

3.7 Keabsahan Data