70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri yang berjumlah 120 siswa terbagi dalam 4 kelas yakni
XI IS 1, kelas XI IS 2, kelas XI IS 3, dan kelas XI IS 4. Adapun rincian dari responden tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Distribusi Responden Penelitian No Kelas
Jumlah Siswa
1 XI IS-1
32 2 XI
IS-2 31
3 XI IS-3
29 4 XI
IS-4 28
Jumlah 120 Sumber: Data primer yang diolah, 2011
4.2 Deskriptif Variabel Penelitian
Statistik deskriptif digunakan sebagai penggambaran mengenai variabel-
variabel penelitian yang meliputi motivasi belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, metode pembelajaran dan prestasi belajar akuntansi siswa
kelas XI Ilmu Sosial di SMA Negeri 2 Wonogiri. Adapun analisisnya sebagai berikut:
4.2.1 Deskriptif Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi belajar siswa diambil dari rata-rata nilai ulangan harian 1, 2 dan 3 mata pelajaran akuntansi semester genap tahun ajaran 20102011 SMA Negeri 2
Wonogiri. Variabel prestasi belajar akuntansi siswa di SMA Negeri 2 Wonogiri berdasarkan hasil analisis deskriptif terangkum dalam Tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Prestasi Belajar No
Kelas Skor tertinggi Skor terendah
Rata-rata Standar
Deviasi
1 XI IS 1
93.00 65.00
76.40 6.827
2 XI IS 2
90.00 65.00
75.59 5.940
3 XI IS 3
93.00 61.67
76.33 7.784
4 XI IS 4
91.67 63.33
74.33 7.858
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Nilai rata-rata pada tabel 4.2 mewakili kondisi prestasi belajar siswa kelas XI IS di SMA Negeri 2 Wonogiri. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai
yang kecil, berarti mempunyai kecenderungan mendekati nilai rata-rata, maka prestasi belajar siswa kelas XI IS sudah mendekati kriteria tuntas. Dari keempat
kelas XI IS, kelas XI IS 4 memiliki nilai rata-rata yang paling rendah yaitu sebesar 74,33 termasuk dalam kriteria belum tuntas.
4.2.2 Deskriptif Motivasi
Secara terperinci hasil analisis setiap indikator variabel motivasi siswa dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Statistik Diskriptif Motivasi No
Indikator Skor
Tertinggi Skor
Terendah Rata-
rata Standar
Deviasi
1 Minat terhadap pelajaran
akuntansi 15
3 9.82
2.779 2
Tekun menghadapi tugas akuntansi
10 2
6.22 1.967
3 Ulet menghadapi kesulitan
belajar akuntansi 15
3 9.61
3.126 4
Senang memecahkan soal akuntansi
15 4
9.74 2.943
Jumlah 55
12 35,39
10,815 Sumber: Data primer yang diolah, 2011. Lihat lampiran 13
Tabel 4.3 di atas mewakili kondisi motivasi siswa kelas XI IS di SMA Negeri 2 Wonogiri. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari total nilai rata-rata
motivasi siswa berada pada kategori ketiga dan termasuk dalam kriteria cukup baik, dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, berarti memiliki
kecenderungan mendekati nilai rata-rata, maka motivasi siswa kelas XI IS dalam kriteria cukup baik. Dari keempat indikator motivasi, indikator tekun menghadapi
tugas akuntansi memiliki nilai yang paling rendah yaitu 6,22.
4.2.3 Deskriptif Lingkungan Keluarga
Hasil analisis setiap indikator variabel lingkungan sekolah dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Lingkungan Keluarga No
Indikator Skor
Tertinggi Skor
Terendah Rata-
rata Std.
Deviation
1 Cara orang tua mendidik 15
3 9.70
3.203 2 Relasi antar anggota keluarga
10 2
6.67 2.038
3 Suasana rumah 10
2 6.47
2.169 4 Pengertian orang tua
10 2
6.22 2.302
Jumlah 45
12 29,06
9,712 Sumber: Data primer yang diolah, 2011. Lihat lampiran 13
Nilai total rata-rata pada Tabel 4.4 tersebut mewakili kondisi lingkungan keluarga di SMA Negeri 2 Wonogiri. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai
yang kecil, berarti kecenderungan mendekati nilai rata-rata, maka variabel tersebut dalam kriteria cukup kondusif. Dari keempat indikator pengertian orang
tua memiliki nilai yang paling rendah yaitu sebesar 6,22.
4.2.4 Deskriptif Lingkungan Sekolah
Secara terperinci hasil analisis setiap indikator variabel lingkungan sekolah dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Lingkungan Sekolah No
Indikator Skor
Tertinggi Skor
Terendah Rata-
rata Standar
Deviasi
1 Metode mengajar 10
2 6.27
1.957 2 Relasi guru dengan siswa
10 2
6.20 2.069
3 Relasi siswa dengan siswa 10
2 7.40
2.002 4 Fasilitas sekolah
15 4
10.86 2.943
Jumlah 45
10 30.73
8,971 Sumber: Hasil Perhitungan SPSS, 2011. Lihat lampiran 13
Tabel 4.5 di atas mewakili kondisi lingkungan sekolah siswa kelas XI IS di SMA Negeri 2 Wonogiri. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari nilai total
rata-rata variabel lingkungan sekolah berada pada kategori ketiga dan termasuk dalam kriteria cukup baik. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil.
Hal ini berarti nilai memiliki kecenderungan mendekati nilai rata-rata, maka lingkungan sekolah dalam kriteria cukup baik. Dari keempat indikator lingkungan
sekolah, relasi guru dengan siswa memiliki nilai yang paling rendah 6,20.
4.2.5 Deskriptif Metode Pembelajaran
Secara terperinci hasil analisis setiap indikator variabel metode pembelajaran dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Metode Pembelajaran No
Indikator Skor
Tertinggi Skor
Terendah Rata-
rata Standar
Deviasi
1 Membangkitkan motivasi
dan minat siswa 10
2 6.14
2.250 2
Membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut
15 3
10.34 3.115
3 Mendidik belajar mandiri 10
2 6.29
2.194
4 Meniadakan verbalitas 20
4 12.75
4.211 Jumlah
55 11
35,52 11,77
Sumber: Data primer yang diolah, 2011. Lihat lampiran 13 Nilai total rata-rata pada Tabel 4.6 di atas mewakili kondisi lingkungan
sekolah di SMA Negeri 2 Wonogiri. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, berarti memiliki kecenderungan mendekati nilai rata-rata, maka
metode pembelajaran yang dipakai sudah mendekati kriteria cukup baik. Dari keempat indikator metode pembelajaran, indikator membangkitkan motivasi dan
minat memiliki nilai yang paling rendah yaitu sebesar 6,14.
4.3 Evaluasi Atas Asumsi-Asumsi SEM
Asumsi-asumsi yang disyaratkan SEM adalah terdistribusi normal dan tidak
terjadi univariat outliers. Adapun uji yang dilakukan sebagai berikut: 4.3.1
Uji Normalitas
Normalitas univariate dalam multivariate dievaluasi dengan menggunakan program AMOS 18, apabila diperoleh nilai kritis critical ratio pada interval
±2,58 sampai ±2,58 pada tingkat signifikansi 0,10 dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Assessment of Normality
Variable min max Skew
c.r. kurtosis c.r.
PB 61.670 93.000 .215
.962 -.439 -.981
MP1 1.000 5.000 -.138 -.619
-.940 -2.102 MP2 1.000
5.000 -.055 -.247 -1.037 -2.320 MP3 1.000
5.000 -.195 -.874 -.776 -1.735
MP4 1.000 5.000 -.144 -.643
-.900 -2.013 LS4 1.000
5.000 -.319 -1.428 -.849 -1.899
LS3 1.000 5.000 -.390 -1.742
-.791 -1.769 LS2 1.000
5.000 .038 .168
-.983 -2.198
Variable min max Skew
c.r. kurtosis c.r.
LS1 1.000 5.000 -.054 -.239
-.848 -1.897 LK1 1.000
5.000 .039 .173 -1.035 -2.314
LK2 1.000 5.000 -.248 -1.109
-.578 -1.293 LK3 1.000
5.000 -.240 -1.072 -.822 -1.839
LK4 1.000 5.000 -.255 -1.141
-.799 -1.786 MV1 1.000
5.000 -.055 -.248 -.392 -.877
MV2 1.000 5.000 -.253 -1.132
-.394 -.882 MV3 1.000
5.000 -.070 -.312 -.866 -1.938
MV4 1.000 5.000 .286 1.277
-.952 -2.128 Multivariate
2.605 .561
Sumber: Data primer yang diolah, 2011. Lihat lampiran 18 Terlihat dari uji normalitas data pada tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai critical ratio
pada daerah -Ztabel -2,58 sampai dengan Ztabel 2,58 yang berarti bahwa data terdistribusi normal.
4.3.2 Outliers
Dengan menggunakan observasi yang mempunyai Z score ≥ ±3 akan
dikategorikan sebagai univariate outliers. Berdasarkan hasil nilai Z score menggunakan program SPSS release 17, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Univariate Outlier N
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
ZscoreMV1 120 -2.53692
1.81209 .0000000 1.00000000
ZscoreMV2 120 -2.29368
1.70983 .0000000 1.00000000
ZscoreMV3 120 -2.02587
1.43469 .0000000 1.00000000
ZscoreMV4 120 -1.96477
1.60754 .0000000 1.00000000
ZscoreLK1 120 -1.84876
1.49994 .0000000 1.00000000
ZscoreLK2 120 -2.46160
1.39974 .0000000 1.00000000
ZscoreLK3 120 -2.31264
1.37529 .0000000 1.00000000
ZscoreLK4 120 -2.04045
1.50816 .0000000 1.00000000
ZscoreLS1 120 -2.13621
1.51283 .0000000 1.00000000
ZscoreLS2 120 -2.09667
1.54971 .0000000 1.00000000
ZscoreLS3 120 -2.75967
1.15939 .0000000 1.00000000
ZscoreLS4 120 -2.32146
1.29640 .0000000 1.00000000
ZscoreMP1 120 -1.88180
1.42686 .0000000 1.00000000
ZscoreMP2 120 -2.16926
1.34846 .0000000 1.00000000
ZscoreMP3 120 -2.03668
1.47989 .0000000 1.00000000
ZscoreMP4 120 -1.94338
1.40007 .0000000 1.00000000
ZscorePB 120 -1.98105
2.42965 .0000000 1.00000000
Valid N listwise
120 Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Hasil pengujian pada Tabel 4.8 menunjukan mean dari Z score antara -3 sampai 3,
yang berarti tidak ada univariate outlier dalam data yang dianalisis.
4.4 Analisis Konfirmatori
Analisis konfirmatori digunakan untuk menguji sebuah konsep yang dibangun dengan menggunakan beberapa indikator terukur. Uji kesesuaian model
konfirmatori diuji menggunakan goodnes-of-fit Indices yang meliputi chi-square, probability, RMSEA, GFI, CFI, TLI dan CMINDF. Hasil analisis konfirmatori
dari kelima variabel tersebut dapat dilihat pada hasil output berikut:
4.4.1 Analisis Konfirmatori Variabel Motivasi Belajar
Hasil analisis konfirmatori variabel motivasi yang dibangun oleh empat indikator yaitu minat terhadap pelajaran akuntansi MV1, tekun menghadapi
tugas akuntansi MV2, ulet menghadapi kesulitan belajar MV3, senang memecahkan soal akuntansi MV4 dapat dilihat pada grafik output analisis
menggunakan program AMOS 18.
Gambar 4.1 Hasil Analisis Konfirmatori Variabel Motivasi
Hasil analisis konfirmatori tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
MV1 = 0,70M + 0,50 MV2 = 0,75M + 0,56
MV3 = 0,83M + 0,69 MV4 = 0,88M + 0,77
Model tersebut menunjukkan hubungan antara setiap indikator pembentuk variabel motivasi, setiap terjadi kenaikan motivasi sebesar 1 satuan akan diikuti
kenaikan minat terhadap pelajaran akuntansi MV1 sebesar 0,70, tekun menghadapi tugas akuntansi MV2 sebesar 0,75, ulet menghadapi kesulitan
belajar MV3 sebesar 0,83, dan senang memecahkan soal akuntansi MV4
sebesar 0,88. Nilai persamaan tersebut menunjukkan kuat atau lemahnya indikator-indikator yang membentuk motivasi.
Motivasi dari hasil konfirmatori diuji tingkat kesesuaian atau kebermaknaannya menggunakan evaluasi kriteria goodness-of-fit index yang
dibandingkan dengan nilai standar seperti tertera pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Uji Model-Goodness-of-fit test Konfirmatori Variabel Motivasi Goodness of index
Cut-off Value Hasil model
Keterangan
Chi square 0,365
Diharapkan kecil
Probability ≥ 0,05
0,833 Baik
RMSEA 0,08
0,000 Baik GFI
≥ 0,90 0,992
Baik CFI
≥ 0,95 1,000
Baik TLI
≥ 0,95 1,021
Baik CMINDF
≤ 2,00 0,182
Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Tabel 4.9 menunjukan nilai chi square 0,365 merupakan nilai yang relatif kecil dengan probabilitas 0,833 0,05, nilai RMSEA sebesar 0,000 0,08, nilai
GFI sebesar 0,992 0,90, nilai CFI sebesar 1,000 0,95, nilai TLI sebesar 1,021 0,95 dan nilai CMINDF sebesar 0,182 2 menunjukkan bahwa uji kesesuaian
model ini menghasilkan sebuah penerimaan yang baik, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa indikator-indikator itu
merupakan dimensi acuan yang sama bagi sebuah konstruk yang disebut motivasi dapat diterima. Dengan kata lain indikator : minat terhadap pelajaran akuntansi
MV1, tekun menghadapi tugas akuntansi MV2, ulet menghadapi kesulitan
belajar MV3, senang memecahkan soal akuntansi MV4 secara nyata membentuk variabel motivasi.
4.4.2 Analisis Konfirmatori Variabel Lingkungan Keluarga
Hasil analsis konfirmatori variabel lingkungan keluarga yang dibangun oleh empat indikator yaitu cara orang tua mendidik LK1, relasi antar anggota
keluarga LK2, suasana rumah LK3, pengertian orang tua LK4 dapat dilihat pada grafik output analisis menggunakan program AMOS 18.
Gambar 4.2 Hasil Analisis Konfirmatori Variabel lingkungan
Keluarga
Hasil analisis konfirmatori tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
LK1 = 0,76LK + 0,58 LK2 = 0,84LK + 0,71
LK3 = 0,82LK + 0,68 LK4 = 0,81LK + 0,65
Model tersebut menunjukkan hubungan antara setiap indikator pembentuk variabel lingkungan keluarga, setiap terjadi kenaikan lingkungan keluarga sebesar
1 satuan akan diikuti kenaikan cara orang tua mendidik LK1 sebesar 0,76, relasi antar anggota keluarga LK2 sebesar 0,84, suasana rumah LK3sebesar 0,82 dan
pengertian orang tua LK4 sebesar 0,81. Nilai persamaan tersebut menunjukkan kuat atau lemahnya indikator-indikator yang membentuk lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga dari hasil konfirmatori diuji tingkat kesesuaian atau kebermaknaannya menggunakan evaluasi kriteria goodness-of-fit index yang
dibandingkan dengan nilai standar seperti tertera pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Uji Model-Goodness-of-fit test Konfirmatori Variabel Lingkungan Keluarga
Goodness of index Cut-off Value
Hasil model Keterangan
Chi square 0,081
Diharapkan kecil
Probability ≥ 0,05
0,960 Baik
RMSEA 0,08
0,000 Baik GFI
≥ 0,90 1,000
Baik CFI
≥ 0,95 1,000
Baik TLI
≥ 0,95 1,023
Baik CMINDF
≤ 2,00 0,041
Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Tabel 4.14 menunjukan nilai chi square relatif kecil 0,081 dengan probabilitas 0,960 0,05, nilai RMSEA sebesar 0,000 0,08, nilai GFI sebesar
1,000 0,90, nilai CFI sebesar 1,000 0,95, nilai TLI sebesar 1,023 0,95 dan nilai CMINDF sebesar 0,041 2 menunjukkan bahwa uji kesesuaian
model ini menghasilkan sebuah penerimaan yang baik, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa indikator-indikator itu
merupakan dimensi acuan yang sama bagi sebuah konstruk yang disebut lingkungan keluarga dapat diterima. Dengan kata lain indikator : cara orang tua
mendidik LK1, relasi antar anggota keluarga LK2, suasana rumah LK3, pengertian orang tua LK4 secara nyata membentuk variabel lingkungan
keluarga.
4.4.3 Analisis Konfirmatori Variabel Lingkungan Sekolah
Hasil analisis konfirmatori variabel lingkungan sekolah yang dibangun oleh empat indikator yaitu metode mengajar LS1, relasi guru dengan siswa
LS2, relasi siswa dengan siswa LS3, fasilitas sekolah LS4 dapat dilihat pada grafik output analisis menggunakan program AMOS 18.
Gambar 4.3 Hasil Analisis Konfirmatori Variabel lingkungan sekolah
Hasil analisis konfirmatori tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
LS1 = 0,76LS + 0,58 LS2 = 0,78LS + 0,61
LS3 = 0,73LS + 0,54 LS4 = 0,75LS + 0,56
Model tersebut menunjukkan hubungan antara setiap indikator pembentuk variabel lingkungan sekolah, setiap terjadi kenaikan lingkungan sekolah sebesar 1
satuan akan diikuti kenaikan metode mengajar LS1 sebesar 0,76, relasi guru dengan siswa LS2 sebesar 0,78, relasi siswa dengan siswa LS3 sebesar 0,73
dan fasilitas sekolah LS4 sebesar 0,75. Nilai persamaan tersebut menunjukkan kuat atau lemahnya indikator-indikator yang membentuk lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah dari hasil konfirmatori diuji tingkat kesesuaian atau kebermaknaannya menggunakan evaluasi kriteria goodness-of-fit index yang
dibandingkan dengan nilai standar seperti tertera pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Uji Model-Goodness-of-fit test Konfirmatori Variabel Lingkungan Sekolah
Goodness of index Cut-off Value
Hasil model Keterangan
Chi square 1,231
Diharapkan kecil
Probability ≥ 0,05
0,540 Baik
RMSEA 0,08
0,000 Baik GFI
≥ 0,90 0,995
Baik CFI
≥ 0,95 1,000
Baik TLI
≥ 0,95 1,013
Baik CMINDF
≤ 2,00 0,616
Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Tabel 4.11 menunjukan nilai chi square relatif kecil 1,231 dengan probabilitas 0,540 0,05, nilai RMSEA sebesar 0,000 0,08, nilai GFI sebesar
0,995 0,90, nilai CFI sebesar 1,000 0,95, nilai TLI sebesar 1,013 0,95 dan nilai CMINDF sebesar 0,616 2 menunjukkan bahwa uji kesesuaian model ini
menghasilkan sebuah penerimaan yang baik, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa indikator-indikator itu merupakan
dimensi acuan yang sama bagi sebuah konstruk yang disebut lingkungan sekolah dapat diterima. Dengan kata lain indikator metode mengajar LS1, relasi guru
dengan siswa LS2, relasi siswa dengan siswa LS3, fasilitas sekolah LS4 secara nyata membentuk variabel lingkungan sekolah.
4.4.4 Analisis Konfirmatori Metode Pembelajaran
Hasil analisis konfirmatori variabel metode pembelajaran guru yang dibangun oleh empat indikator yaitu membangkitkan motivasi dan minat siswa
MP1, membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut MP2, mendidik belajar mandiri MP3, meniadakan
verbalitas MP4 dapat dilihat pada grafik output analisis menggunakan program AMOS 18.
Gambar 4.4
Hasil Analisis Konfirmatori Variabel Metode Pembelajaran
Hasil analisis konfirmatori pada Gambar 4.2 dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
MP1 = 0,81MP + 0,66 MP2 = 0,73MP + 0,53
MP3 = 0,78MP + 0,60 MP4 = 0,78MP + 0,61
Hasil persamaan di atas menunjukkan hubungan antara setiap indikator pembentuk variabel kompetensi profesional guru, setiap terjadi kenaikan
kompetensi profesional guru sebesar 1 satuan akan diikuti kenaikan membangkitkan motivasi dan minat belajar MP1 sebesar 0,81, membangkitkan
keinginan belajar lebih lanjut MP2 sebesar 0,73, mendidik belajar mandiri MP3 sebesar 0,78 dan Meniadakan verbalitas MP4 sebesar 0,78. Nilai
persamaan tersebut menunjukkan kuat atau lemahnya indikator-indikator yang membentuk variabel metode pembelajaran.
Metode pembelajaran dari hasil konfirmatori diuji tingkat kesesuaian atau kebermaknaannya menggunakan evaluasi kriteria goodness-of-fit index yang
dibandingkan dengan nilai standar seperti tertera pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Uji Model-Goodness-of-fit test Konfirmatori Variabel Metode Pembelajaran
Goodness of index Cut-off Value
Hasil model Keterangan
Chi square 0,412
Diharapkan kecil
Probability ≥ 0,05
0,814 Baik
RMSEA 0,08
0,000 Baik GFI
≥ 0,90 0,998
Baik CFI
≥ 0,95 1,000
Baik TLI
≥ 0,95 1,024
Baik CMINDF
≤ 2,00 0,206
Baik Sumber : Hasil Perhitungan AMOS, 2011
Tabel 4.12 di atas menunjukan nilai chi square relatif kecil 412 dengan probabilitas 0,814 0,05, nilai RMSEA sebesar 0,000 0,08, nilai GFI sebesar
0,998 0,90, nilai CFI sebesar 1,000 0,95, nilai TLI sebesar 1,024 0,95 dan nilai CMINDF sebesar 0,206 2 menunjukkan bahwa uji kesesuaian model ini
menghasilkan sebuah penerimaan yang baik, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa indikator-indikator itu merupakan
dimensi acuan yang sama bagi sebuah konstruk yang disebut metode pembelajaran dapat diterima. Dengan kata lain indikator membangkitkan
motivasi dan minat siswa MP1, membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut MP2, mendidik belajar mandiri
MP3, meniadakan verbalitas MP4 secara nyata membentuk variabel metode pembelajaran.
4.5 Analisis Struktural Equation Modeling SEM
Analisis structural equation modeling digunakan untuk mengetahui hubungan struktural antara variabel yang diteliti. Hasil diagram jalur dapat dilihat
pada Gambar 4.5. Hubungan struktural antar variabel dilihat dari diagram jalur yang diperoleh dari output program AMOS 18 dan diuji kesesuaiannya dengan
goodness-of-fit index. Nilai chi square sebesar 99,168 dengan probability 0,7610,05, sehingga hipotesis nihil diterima yang berarti tidak terdapat
perbedaan antara matrik kovarian sampel dengan matrik kovarian populasi yang diestimasi. Dengan kata lain model analisis SEM ini sesuai dengan data. Di
samping itu juga ditunjukkan dari nilai GFI sebesar 0,9170,900. Salah satu syarat dalam pengujian hubungan kausal adalah masing-masing variabel konstruk
eksogen atau independennya tidak berkorelasi pada tingkat serius 0,9 satu sama lain dalam penelitian ini sebagai variabel independennya yaitu lingkungan
keluarga LK, dan lingkungan sekolah LS, metode pembelajaran MP. Nilai
korelasi LK dan MP adalah 0,24, nilai korelasi LK dan LS adalah 0,18, nilai korelasi MP dan LS adalah 0,41.
Gambar 4.5 Hasil Analisis SEM Full Model
Analisis jalur Gambar 4.5 dapat dibuat model struktural sebagai berikut: 1.
MV = 0.31LK + 0,25LS + 0,26MP Model tersebut berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan satu satuan
lingkungan keluarga LK diikuti kenaikan motivasi MV sebesar 0,31 dan setiap terjadi kenaikan satu satuan lingkungan sekolah LS diikuti kenaikan motivasi
MV sebesar 0,25. Kemudian setiap terjadi kenaikan satu satuan metode pembelajaran LS akan diikuti kenaikan motivasi MV sebesar 0,26.
2. PB = 0,29MV
Model tersebut menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan satu satuan motivasi akan diikuti kenaikan prestasi belajar sebesar 0,26.
4.6 Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan menganalisis regression weight untuk masing-masing variabel eksogen terhadap
endogen. Dengan melihat C.R yang identik dengan t
pada hasil pengolahan menggunakan AMOS 18 dibandingkan nilai kritis yakni -1,96 sampai 1,96 pada
tingkat signifikansi 0,05. Berikut disajikan Tabel 4.13 dari nilai-nilai regression weight.
Tabel 4.13 Uji Hipotesis menggunakan Regression Weights
Variabel Estimate S.E. C.R. P value
Label Pengujian
Kesimpulan MV --- LK
.333 .102 3.273
.001 par_12 Ha
1
diterima Ho
1
ditolak MV --- LS
.303 .127 2.389
.017 par_13 Ha
2
diterima Ho
2
ditolak MV --- MP
.274 .112 2.440
.015 par_17 Ha
3
diterima Ho
3
ditolak PB --- LK
-1.161 .728 -1.595 .111
par_18 Ha
4
ditolak Ho
4
diterima PB --- MV
2.101 .787 2.670 .008
par_19 Ha
5
diterima Ho
5
ditolak PB --- LS 2.182 .893 2.445
.014 par_20 Ha
6
diterima Ho
6
ditolak PB --- MP
1.686 .790 2.133 .033
par_21 Ha
7
diterima Ho
7
ditolak Sumber : Data primer yang diolah, 2011. Lihat Lampiran 18
Pada Tabel 4.13 diperoleh nilai C.R 3,273 1,96 dengan probabilitas 0,001 0,05 berarti hipotesis 1 diterima yang menyebutkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar. Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai C.R 2.389
1,96 dengan probabilitas 0, 017 0,05 berarti hipotesis 2 diterima yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan sekolah
terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar. Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai C.R 2,440 1,96 dengan probabilitas 0,015 0,05 yang berarti
terdapat pengaruh positif dan signifikan metode pembelajaran terhadap prestasi melalui motivasi belajar, sehingga hipotesis 3 diterima.
Tabel 4.13 menunjukan nilai C.R -1,595 1,96 dengan probabilitas 0,111 0,05 berarti hipotesis 4 ditolak yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
negatif dan tidak signifikan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar. Pada Tabel 4.13 diperoleh nilai C.R 2,670 1,96 dengan probabilitas 0,008 0,05
berarti hipotesis 5 diterima yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Berdasarkan Tabel 4.13
diperoleh nilai C.R 2,445 1,96 dengan probabilitas 0,014 0,05 yang berarti hipotesis 6 diterima, yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Pada Tabel 4.13 diperoleh nilai C.R 2,133 1,96 dengan probabilitas 0,033 0,05
yang berarti hipotesis 7 diterima yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan, metode pembelajaran terhadap prestasi belajar.
4.7 Analisis Besar Pengaruh
Model penelitian ini menghasilkan tujuh pengujian hipotesis, dari pengujian terhadap tujuh hipotesis yang diajukan terdapat enam hipotesis yang
dapat diterima yaitu H
1
, H
2
, H
3
, H
5
,H
6
dan H
7
. Selebihnya ada satu hipotesis yang ditolak yaitu H
4
. Adapun pembahasannya sebagai berikut:
Tabel 4.14 Koefisien Standardized Regression Weight
Estimate MV --- LK
.310 MV --- LS
.252 MV --- MP
.259 PB --- LK
-.150 PB --- MV
.291 PB --- LS
.251 PB --- MP
.221 Sumber : Data primer yang diolah, 2011. Lihat lampiran 18
Tabel 4.14 terlihat bahwa analisis besar pengaruh per hipotesis adalah sebagai berikut : 1 Lingkungan keluarga berpengaruh langsung terhadap
motivasi LK →MV sebesar 0,310 atau 31. 2 Lingkungan sekolah
berpengaruh langsung terhadap motivasi LS →MV sebesar 0,252 atau 25,2. 3
Metode pembelajaran berpengaruh langsung terhadap motivasi MP →MV
sebesar 0,259 atau 25,9. 4 Lingkungan keluarga tidak berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar. 5 Berdasarkan Tabel 4.16 terlihat bahwa pengaruh
langsung motivasi terhadap prestasi belajar MVÆPB adalah sebesar 0,291 atau sebesar 2,91, dan lingkungan sekolah berpengaruh langsung terhadap motivasi
LS →MV sebesar 0,252 atau sebesar 25,2, dan pengaruh secara tidak langsung
lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar melalui motivasi LS →MV→PB
adalah sebesar 0,252 x 0,291 = 0,073332 atau 7,3. 7 Metode pembelajaran
berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar MP →PB sebesar 0,221 atau
2,21, dan mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap prestasi belajar melalui motivasi MPÆMVÆPB adalah sebesar 0,221 x 0,291 = 0,064311 atau
sebesar 6,43.
4.8 Pembahasan