e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik, maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi ujian, pertanyaan-pertanyaan
dari guru dan lain-lain karena merasa yakin akan dapat menghadapinya dengan baik. Hal inilah yang menimbulkan rasa aman pada individu.
f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu
perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguhsungguh maka hasilnya
pun kurang 8 baik bahkan mungkin berupa hukuman. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan aspek motivasi belajar menurut Frandsen sebagai
alat ukur motivasi belajar, sebab lebih mudah mengukur tinggi rendahnya motivasi belajar seseorang.
2.2.3 Teori Motivasi
Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada awalnya akan
menyebabkan subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan suatu kegiatan belajar. Berikut ini adalah teori-teori yang berhubungan bahwa belajar itu
suatu kebutuhan menurut Sardiman 2007:76 : 1. Teori insting
Menurut teori ini tindakan manusia itu selalu berkait dengan insting dan pembawaan, dalam memberikan respon terhadap kebutuhan seolah-olah tanpa
dipelajari.
2. Teori fisiologis Teori ini menjelaskan semua tindakan manusia itu berakar pada usaha
memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk memenuhi kepentingan fisik.
3. Teori Psikoanalitik Menurut teori ini semua tindakan manusia karena adanya unsur pribadi
manusia yaitu Id dan Ego.
2.2.4 Ciri-ciri motivasi
Sardiman 2007:83 berpendapat bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
2. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah minat untuk sukses.
4. Mempunyai orientasi ke masa depan. 5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.
7. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu. 8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
2.2.5 Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi
senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. 2.
Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3.
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan
melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Selain itu
ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan
prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya Sardiman, 2007:85.
2.2.6 Bentuk-bentuk motivasi