Analisis Deskriptif Profile Maripro Photo Studio Kesimpulan

63

3.10.3 Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi” Situmorang dan Lufti, 2014 : 147. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas Tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5. Apabila Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka terjadi multikolinieritas. Tetapi jika Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.11 Analisis Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai – nilai variabel, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain dan untuk mengetahui nilai dari fenomena yang terjadi pada suatu organisasi perusahaan. Penganalisaan data dilakukan dengan cara menyusun data, mengelompokkan data, kemudian menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.

3.12 Analisi Regresi Berganda

3.12.2 Uji F Uji secara Serempak Simultan

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau bersama- sama variabel independent gaya kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional terhadap variabel dependent keberhasilan usaha. Universitas Sumatera Utara 64 Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: diterima atau ditolak jika pada =5 ditolak dan diterima jika pada =5 Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka ditolak dan diterima. Jika pada perhitungan dan tingkat signifikansinya 0,000 0,1 maka menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent secara serempak adalah signifikan terhadap keberhasilan usaha.

3.12.3 Uji

– t Uji Parsial Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individu parsial terhadap variabel dependent. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : diterima atau ditolak jika pada ditolak atau diterima jika pada Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka ditolak dan diterima. Tingkat signifikansinya 0,000 0,1 berarti masing-masing variabel independent berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Universitas Sumatera Utara 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profile Maripro Photo Studio

Berawal dari sebuah usaha Photo studio sederhana dengan nama Mari photo studio, terus berusaha memberi kualitas terbaik kepada pelanggan dari tahun ke tahun hingga banyak para pelanggan yang sudah merasakan kualitas yang dihasilkan mengangkat Mari photo studio ke langkah yang lebih tinggi. Seiring perkembangan zaman teknolog photo pun semakin berkembang dan mariphoto terus berusaha mengikuti perkembangan zaman demi sebuah kualitas terbaik dalam hal photo. Seiring berkembangnya usaha Mari photo studio dalam hal menjaga kualitas photo terbaik timbulnya suatu masalah yaitu munculnya nama studio photo lainnya yang mengikuti nama mariphoto studio, banyak pelanggan datang yang mengeluh akan kualitas cetak photo yang mereka katakan dicetak dicabang mariphoto yang lainnya yang merupakan sebenarnya adalah bukan mariphoto studio asli, demi memperjelas brand dari mariphoto, mariphoto pun merubah nama menjadi MARIPRO PHOTO STUDIO yang dimana sekarang berdiri di: 1. Maripro Jalan Setia Budi N0.217 Medan 2. Maripro Jalan Letjend Jamin Ginting No.43 Medan 3. Maripro Jalan HM Joni No. 42 Medan 4. Maripro Jalan Margonda Raya Nomor 517 Depok Universitas Sumatera Utara 66

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif pada penelitian ini berupa uraian yang menjelaskan hasil pengumpulan data primer yaitu berupa kuesioner yang telah diisi oleh para responden. Kuesioner yang telah diuji dengan skala numerical untuk menanyakan pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional terhadap keberhasilan usaha pada Maripro Photo Studio. Variabel gaya kepemimpinan transformasional X1 terdiri dari 13 butir pertanyaan, variabel kecerdasan emosional X2 terdiri dari 16 butir pertanyaan, dan variabel keberhasilan usaha Y terdiri dari 7 pertanyaan. Kuesioner ini disebarkan pada 30 orang responden.

4.2.2 Karakteristik Responden

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 13 orang 43,3 Perempuan 17 orang 56,7 Total 30 Orang 100 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner Maret, 2015 Tabel 4.1 menunjukkan persentasi karyawan di Maripro Photo Studio berdasarkan jenis kelamin, dimana laki-laki sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 43,3 dan perempuan sebanyak 17 orang dengan persentase sebesar 56,7. Hal ini berarti sebagian besar kareyawan di Mari Pro Photo Studio merupakan perempuan. Universitas Sumatera Utara 67

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 20-25 tahun 14 orang 46,7 26-30 tahun 13 orang 43,3 31-35 tahun 1 orang 3,3 Lebih dari 35 tahun 2 orang 6,7 Total 30 orang 100 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner Maret, 2015 Tabel 4.2 menunjukkan persentasi karyawan di Maripro Photo Studio berdasarkan usianya, yaitu usia 20-25 tahun sebanyak 14 orang dengan persentase sebesar 46,7, usia 26-30 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 43,3, usia 31-35 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 3,3 dan usia lebih dari 35 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 6,7. Hal ini berarti karyawan pada Mari Pro Photo Studio di dominasi oleh karyawan yan g berusia 20-30 tahun.

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase SLTA sederajat 11 orang 36,7 Diploma 14 orang 46,7 Sarjana 5 orang 16,6 Total 30 orang 100 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner Maret, 2015 Tabel 4.3 menunjukkan persentasi karyawan Maripro Photo Studio berdasarkan pendidikannya yaitu, pendidikan SLTAsederajat sebanyak 11 orang Universitas Sumatera Utara 68 dengan persentase 36,7, pendidikan Diploma sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7 dan pendidikan Sarjana sebanyak 5 orang dengan persentase 16,6. Hal ini berarti karyawan di Mari Pro Photo Studio lebih banyak memiliki pendidikan Diploma.

4.2.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Frekuensi Persentase 1-2 tahun 12 orang 40 3-5 tahun 9 orang 30 Lebih dari 5 tahun 9 orang 30 Total 30 orang 100 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner Maret, 2015 Tabel 4.4 menunjukkan persentase karyawan Maripro Photo Studio berdasarkan lama bekerja, yaitu lama bekerja 1-2 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 40, lama bekerja 3-5 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase 30, dan lama bekerja lebih dari 5 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase 30. Hal ini berarti bahwa dari ketiga persentase tersebut lebih banyak karyawan yang bekerja di Mari Pro Photo Studio yang bekerja selama 1-2 tahun.

4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan skala numerikal atau numerical scale untuk mengukur variabel-variabelnya, dengan menggunakan skor berikut : Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Setuju Setiap pertanyaannya diberikan kepada responden dibagi menjadi 5 kelas. Skala ini disusun berupa angka yang terletak dalam satu garis kontimum dengan Universitas Sumatera Utara 69 jawaban sangat positif pada bagian kanan, dan jawaban paling negatif pada bagian kiri.

4.3.1 Gaya Kepemimpinan Transformasional X1

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Gaya Kepemimpinan Transfromasional X1 Item 1 STS 2 TS 3 KS 4 S 5 SS Total F F F F F 1 6 20 10 33,3 7 23,3 7 23,3 30 2 4 13,3 7 23,3 14 46,7 15 16,7 30 3 4 13,3 10 33,3 9 30 7 23,3 30 4 4 13,3 10 33,3 10 33,3 6 20 30 5 1 3,3 14 30 9 46,7 6 20 30 6 3 10 7 23,3 8 26,7 12 40 30 7 10 33,3 14 46,7 6 20 30 8 3 10 15 50 8 26,7 4 13,3 30 9 3 10 10 33,3 11 36,7 6 20 30 10 5 16,7 11 36,7 9 30 5 16,7 30 11 3 10 7 23,3 13 43,3 7 23,3 30 12 3 10 9 30 10 33,3 8 26,7 30 13 3 10 5 16,7 15 50 7 23,3 30 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa : 1. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan saya merupakan teladan bagi saya”, 20 responden mengatakan tidak setuju, 33 responden menyatakan kurang setuju, 23,3 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang menganggap bahwa pimpinan merupakan teladan bagi mereka. 2. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan menerapkan perilaku yang baik kepada saya”, 13,3 responden menyatakan tidak setuju, 23,3 responden menyatakan kurang setuju, 46,7 responden menyatakan setuju dan 16,7 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak Universitas Sumatera Utara 70 responden yang menganggap bahwa pimpinan mereka bersikap baik kepada mereka. 3. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan yakin akan kemampuan saya”, 13,3 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 30 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang kuirang setuju bahwa pimpinan mereka yakin akan kemampuan dari mereka. 4. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan menjelaskan visi dan misi perusahaan kepada saya”, 13,3 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 33,3 responden menyatakan setuju dan 20 menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang setuju bahwa pimpinan mereka menjelaskan tentang visi dan misi perusahaan kepada mereka. 5. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan menginspirasi saya melalui motivasinya”, 3,3 responden menyatakan tidak setuju, 30 responden menyatakan kurang setuju, 46,7 responden menyatakan setuju dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang menganggap bahwa pimpinan mereka memberikan inspirasi lewat motivasi dari pimpinan mereka. 6. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan mengarahkan saya untuk tetap fokus saat bekerja”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 23,3 responden menyatakan kurang setuju, 26,7 mentakan setuju dan 40 responden Universitas Sumatera Utara 71 menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang setuju bahwa pimpinan mereka menuntut untuk bekerja dengan fokus. 7. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan menuntut saya untuk bersikap kreatif”, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 46,7 menyatakan setuju dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang setuju bahwa pimpinan mereka menuntut mereka untuk bersikap kreatif pada saat bekerja. 8. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan menuntut saya untuk bersikap inovatif”,10 responden mentakan tidak setuju, 50 responden menyatakan kurang setuju, 26,7 mentakan setuju dan 13,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang setuju bahwa pimpinan mereka menuntut mereka untuk bersikap inovatif pada saat bekerja. 9. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan mendorong saya untuk yakin akan kemampuan yang saya miliki”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 36,7 menyatakan setuju dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang setuju bahwa pimpinan mereka mendorong merek untuk yakin akan kemampuan yang mereka miliki. 10. Berdasarkan p ernyataan “Pimpinan mengarahkan cara mengambil keputusan yang tepa t”, 16,7 responden menyatakan tidak setuju, 36,7 responden menyatakan kurang setuju, 30 responden menyatakan setuju dan 16,7 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian Universitas Sumatera Utara 72 besar responden kurang setuju bahwa pimpinan mereka mengarahkan cara untuk mengambil keputusan dengan tepat.. 11. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan mendengarkan aspirasi dari bawahannya”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 23,3 responden menyatakan kurang setuju, 43,3 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden setuju bahwa pimpinan mereka mendengarkan aspirasi dari mereka sebagai bawahan. 12. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan selalu mengajarkan bagaimana untuk bekerja dengan baik”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 30 responden menyatakan kurang setuju, 33,3 mentakan setuju dan 26,7 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagain besar responden menayatakan setuju bahwa pimpinan mereka selalu mengajarkan untuk bekerja dengan baik. 13. Berdasarkan pernyataan “Pimpinan memotivasi saya akan target yang ingin saya capai”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 16,7 responden menyatakan kurang setuju, 50 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa adanya motivasi dari pimpinan mereka akan target yang ingin mereka capai. Universitas Sumatera Utara 73

4.3.2 Kecerdasan Emosional X2

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Kecerdasan Emosional X2 Item 1 STS 2 TS 3 KS 4 S 5 SS Total F F F F F 1 3 10 7 23,3 13 43,3 7 23,3 30 2 5 16,7 8 26,7 14 46,7 3 10 30 3 3 10 14 13,3 15 50 8 26,7 30 4 11 36,7 12 40 7 23,3 30 5 1 3,3 8 26,7 15 50 6 20 30 6 2 6,7 13 43,3 11 36,7 4 13,3 30 7 1 3,3 13 43,3 11 36,7 5 16,7 30 8 2 6,7 9 30 8 26,7 11 36,7 30 9 2 6,7 8 26,7 8 26,7 12 40 30 10 3 10 9 30 4 20 12 40 30 11 10 33,3 12 40 8 26,7 30 12 3 10 7 23,3 13 43,3 7 23,3 30 13 11 36,7 12 40 7 23,3 30 14 8 26,7 8 26,7 14 46,7 30 15 8 26,7 8 26,7 14 46,7 30 16 11 36,7 12 40 7 23,3 30 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa : 1. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu mengenali emosi yang saya rasakan”, 10 responden menyatakian tidak setuju, 23,3 responden menyatakan kurang setuju, 43,3 menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden mampu mengenali emosi yang mereka rasakan. 2. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu menilai diri saya”, 16,7 responden menyatakan tidak setuju, 26,7 responden menyatakan kurang setuju, 46,7 menyatakan setuju dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagain besar responden mampu menilai diri mereka. Universitas Sumatera Utara 74 3. Berdasarkan pernyataan “Saya memiliki rasa percaya diri”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 13,3 responden menyatakan kurang setuju, 50 responden menyatakan setuju dan 26,7 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden memiliki rasa percaya diri. 4. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu menangani perasaan saya”, 36,7 responden menyatakan kurang setuju, 40 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih sebagaian besar responden mampu menagani perasan mereka. 5. Berdasar kan pernyataan “Saya mampu mengendalikan emosi saya”, 3,3 responden menyatakan tidak setuju, 26,7 responden menyatakan kurang setuju, 50 menyatakan setuju dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden mampu mengendalikan emosi mereka. 6. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu menghibur diri saya pada saat suasana hati sedang tidak baik”, 6,7 responden menyatakan tidak setuju, 43,3 responden menyatakan kurang setuju, 36,7 menyatakan setuju dan 13,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden merasa kurang mampu untuk menghibur diri mereka pada saat suasana hati sedang tidak baik. 7. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu bangkit dari kemurungan”, 3,3 responden menyatakan tidak setuju, 43,3 responden menyatakan kurang setuju, 36,7 responden menyatakan setuju dan 16,7 responden Universitas Sumatera Utara 75 menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagain besar responden kurang mampu untuk bangkit dari kemurungan. 8. Berdasarkan pernyataan “Saya memiliki keinginan dari dalam diri saya untuk mencapai keinginan saya”, 6,7 responden menyatakan tidak setuju, 30 responden menyatakan kurang setuju, 26,7 responden menyatakan setuju dan 36,7 responden menyatakan sangat setuju.. Hal ini berarti sebagian responden memiliki keinginan dari dalam diri untuk dapat mencapai keinginan mereka.. 9. Berdasarkan pernyataan “Adanya dorongan dari dalam diri saya untuk mencapai keinginan saya”, 6,7 responden menyatakan tidak setuju, 26,7 responden menyatakan kurang setuju, 26,7 responden menyatakan setuju dan 40 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden merasakan adanya dorongan dari dalam diri mereka untuk mencapai keiginan. 10. Berdasarkan pernyataan “Adanya tujuan dari dalam diri saya untuk mencapai keinginan sa ya”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 30 responden menyatakan kurang setuju, 20 responden menyatakan setuju dan 40 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden merasakan adanya tujuan dari dalam diri mereka untuk mencapai keiginan. 11. Berdasarkan pernyataan “Saya memiliki sifat optimis”, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 40 responden menyatakan setuju dan 26,7 Universitas Sumatera Utara 76 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden memiliki sifat yang optimis. 12. Berdasarkan pernyataan “Saya memiliki rasa empati kepada orang lain”, 10 responden menyatakan tidak setuju, 23,3 responden menyatakan kurang setuju, 43,3 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden memiliki rasa empati kepada orang lain. 13. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu mendengarkan perasaan yang ingin disampainkan oleh orang lain”, 36,7 responden menyatakan kurang setuju, 40 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagaian besar responden mampu mendengar perasaan yang ingin disampaikan orang lain kepada mereka.. 14. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu menerima sudut pandang orang lain ”, 26,7 responden menyatakan kurang setuju, 26,7 menyatakan setuju dan 46,7 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti banyak responden yang mampu menerima sudut pandang orang lain. 15. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu berinteraksi dengan baik”, 26,7 responden menyatakan kurang setuju, 26,7 menyatakan setuju dan 46,7 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak sebagain besar responden mampu berinteraksi dengan baik. 16. Berdasarkan pernyataan “Saya mampu berkomunikasi dengan baik”, 36,7 responden menyatakan kurang setuju, 40 menyatakan setuju dan Universitas Sumatera Utara 77 23,3 responden menyatakan sangat setuju.. Hal ini berarti sebagaian besar responden mampu berkomunikasi dengan baik.

4.3.3 Keberhasilan Usaha Y

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Keberhasilan Usaha Y Item 1 STS 2 TS 3 KS 4 S 5 SS Total F F F F F 1 6 20 10 33,3 7 23,3 7 23,3 30 2 3 10 11 36,7 16 53,3 30 3 6 20 10 33,3 7 23,3 7 23,3 30 4 4 13,3 7 23,3 14 46,7 5 16,7 30 5 4 13,3 10 33,3 9 30 7 23,3 30 6 4 13,3 10 33,3 10 33,3 6 20 30 7 1 3,3 14 46,7 9 30 6 20 30 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa : 1. Berdasarkan pernyataan “Studio mengalami peningkatan produksi”, 20 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 23,3 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti studio mengalami peningkatan produksi. 2. Berdasarkan pernyataan “Studio mengalami peningkatan operasi”, 10 responden menyatakan kurang setuju, 36,7 responden menyatakan setuju dan 53,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti studio mengalami peningkatan operasi. 3. Berdasarkan pernyataan “Studio mengalami peningkatan laba”, 20 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 23,3 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden Universitas Sumatera Utara 78 menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang menyatakan bahwa kurang mengalami meningkatan laba. 4. Berdasarkan pernyataan “Studio mengalami peningkatan pendapatan”, 20 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 23,3 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang menyatakan bahwa kurang mengalami meningkatan laba. 5. Berdasarkan pernyataan “Jumlah pelanggan terus meningkat”, 13,3 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 30 responden menyatakan setuju dan 23,3 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih banyak responden yang menyatakan jumlah pelanggan terus meningkat. 6. Berdasarkan pernyataan “Pelanggan semakin puas dengan pelayanan dari studio”, 13,3 responden menyatakan tidak setuju, 33,3 responden menyatakan kurang setuju, 33,3 responden menyatakan setuju dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti lebih pelanggan semakin puas dengan pelayan dari studio. 7. Berdasarkan pernyataan “Loyalitas pelanggan meningkat”, 3,3 responden menyatakan tidak setuju, 46,7 responden menyatakan kurang setuju, 30 responden menyatakan setuju dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti loyalitas pelanggan dari studio meningkat. . Universitas Sumatera Utara 79

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas 1. Pendekatan Histogram dan Normal Probability

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Gambar 4.1 Grafik Histogram Berdasarkan Gambar 4.1 Grafik Histogram terlihat bahwa data variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang berbentuk seperti lonceng, tidak menceng ke kiri ataupun ke kanan. Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Gambar 4.2 Grafik Normalitas Universitas Sumatera Utara 80 Berdasarkan Gambar 4.2, pendekatan grafik normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, dimana pada scatterplot terlihat titik-titik yang mengikuti sepanjang garis diagonal.

2. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.58586611 Most Extreme Differences Absolute .090 Positive .083 Negative -.090 Kolmogorov-Smirnov Z .493 Asymp. Sig. 2-tailed .968 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Gambar 4.3 Kolmogorv-Smirnov Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa :  Nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,968 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.  Nilai kolmogorv-smirnov lebih kecil dari 1,97 yaitu sebesar 0,493. Yang berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric, sehingga dapat dikatakan normal.

4.3.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, Universitas Sumatera Utara 81 dan ini yang seharusya terjadi maka dikatakan ada unsur homokedastisitas. Dalam melakukan pengujian heterokedastisitas, dapat dilakukan dengan cara scatterplot dan uji glejser.

1. Pendekatan Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Gambar 4.4 Scatterplot Dari Gambar 4.4, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memperediksi kebehrasilan usaha, berdasarkan masukan variabel independennya. Universitas Sumatera Utara 82

2. Pendekatan Glejser

Tabel 4.1 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.848 1.401 2.747 .011 Transformasionl .104 .057 .986 1.821 .080 Kecerdasan Emosional -.122 .059 -1.125 -2.077 .047 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang siginifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen absolut Ut. Dapat dilihat pada kolom Sig. Yang merupakan probabilitas signifikasi variabel, dimana probabilitas siginifikasi variabel berada diatas tingkat kepercayaan 0,05. Maka dapat dikatakan model regresi ini tidak terjadi hetereokedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yang dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan yaitu VIF 5 maka tidak terdapat multikolkinearitas dan Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Tolerance VIF B Std. Error Beta 1 Constant 35.958 5.285 6.804 .619 Transformasional .565 .104 .948 5.438 .000 .728 1.373 Kecerdasan Emosional .004 .107 .006 .036 .971 .728 1.373 Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat dari nilai tolerance dari semua variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 5, sehingga data tidak terkena multikolinearitas.

4.4 Analisis Regresi Berganda

4.4.1 Persamaan Analisis Statistik

Persamaan Regresi Berganda dapat dilihat sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Hasil pengolahan dari SPSS dapat dilihat sebagai berikut : Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 35.958 5.285 6.804 .619 Transformasional .565 .104 .948 5.438 .000 Kecerdasan Emosional .004 .107 .006 .036 .971 Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Berdasarkan hasil pengolahan pada diatas maka diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut : Y = 35.958 + 0,70X1 + -0,104X2 + e Universitas Sumatera Utara 84 Hal ini berarti :  Konstanta a = 35.958 ini menunjukkan nilai kontan, dimana jika variabel gaya kepemimpinan transformasional X1, kecerdasan emosional X2 = 0, maka keberhasilan usaha Y tetap besar = 35.958.  Variabel gaya kepemimpinan transformasional X1 memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha Y Mari Pro Photo Studio dengan koefisien regresi sebesar 0,565. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Variabel gaya kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan maka variabel keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,565 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain pada model regresi adalah tetap.  Variabel kecerdasan emosional X2 memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha Y Mari Pro Photo Studio dengan koefisien regresi sebesar 0.004. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel Kecerdasan Emosional sebesar satu satuan maka variabel keberhasilan usaha akan meningkat 0,004 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain pada model regresi adalah tetap.

4.4.1 Koefisien Determinasi

Determinan R² dgunakan untuk melihat berapa besar variabel independent mampu menjelaskan variabel dependent. Dengan kata lain digunakan untuk mengukur kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 85 Tabel 4.2 Koefisien Determinan Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .954 a .911 .904 1.64355 a. Predictors: Constant, Kecerdasan Emosional, Transformasional b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa :  Nilai koefisien korelasi Rsquare sebesar 0,911, berarti hubungan variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional terhadap Keberhasilan Usaha sebesar 91,1, yang dapat dikatakan memiliki hubungan yang sangat erat.  Nilai pada adjusted Rsquare sebesar 0,904, berarti sebesar 90,4 variabel gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional menjelaskan pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha. Sedangkan sisanya sbesar 9,6 dapat dijelaskan pada faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4.2 Uji SimultanSerempak Uji-F

Uji simultan dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n sebanyak 30 orang dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh : Df pembilang = 3 – 1 = 2 Df penyebut = 30 – 3 = 27 Universitas Sumatera Utara 86 Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 20.00, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan tingkat signifikansi = 5, dengan kriteria sebagai berikut : H0 diterima bila Fhitung Ftabel pada alpha = 5 H1 diterima bila Fhitung Ftabel pada alpha = 5 Tabel 4.3 Uji-F ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 747.066 2 373.533 138.281 .000 b Residual 72.934 27 2.701 Total 820.000 29 a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha b. Predictors: Constant, Kecerdasan Emosional, Gaya Kepemimpinan Transformasional Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Pada Tabel 4.3 dapat dilihat hasil perolehan Fhitung pada kolom F yaitu sebesar 138.281 lebih besar dari Ftabel dengan tingkat kesalahan 5 yaitu 3,35. Tingkat signifikasinya 0,000 lebih kecil dari 0,05 dimana 138.281 lebih besar dari 3,35 yang menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional X1 dan Kecerdasan Emosional X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha Y.

4.4.3 Uji Siginifikan Parsial Uji-T

Uji signifikan parsial uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel bebas yang terdiri dari Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional mempunyai pengaruh yang psoitif dan siginifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada Mari Photo Studio. Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 4.4 Uji-T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 35.958 5.285 6.804 .619 Transformasional .565 .104 .948 5.438 .000 KECERDASAN EMOSIONAL .004 .107 .006 .036 .971 a. Dependent Variable : Keberhasilan Usaha Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner dengan SPSS Maret, 2015 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat :  Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional X1 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel Keberhasilan Usaha Y. Hal ini terlihat dari nilai signifikasn 0,000 0,05 dan nilai tHitung 5,438 nilai tTabel 1,98552.  Variabel Kecerdasan Emosional X2 berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap variabel Keberhasilan Usaha Y. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,971 0,05 dan nilai tHitung 0,036 nilai tTabel 1,98552.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Pengaruh

Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada uji parsial ditemukan bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional X1 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian dari Manthey 2011 dan Dyan 2010 Universitas Sumatera Utara 88 yang juga menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Seperti yang diungkapkan dalam Jandaghi 2009 gaya kepemimpinan transformasional terdapat unsur motivasi kepada bawahannya. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi suatu perusahaan dalam mencapai keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden terhadap pernyataan “Pimpinan memotivasi saya akan target yang ingin saya capai”, dari hasil tersebut 50 responden menyatakan setuju bahwa pimpinan melakukan motivasi pada karyawannya. Apabila dikaitkan dengan pimpinan Mari Pro Photo Studio yang memberikan motivasi kepada karyawan dalam bekerja, karyawan tersebut melakukan pekerjaannya dalam melayani pelanggan karena adanya pengaruh motivasi yang mereka dapatkan dari pimpinannya. Dengan adanya motivasi dari pimpinan, para bawahan akan mencapai potensi terbaiknya dalam bekerja. Sesuai dengan Northouse 2013:176 bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional merupakan proses dimana menciptakan hubungan yang meningkatkan motivasi antara pimpinan dan bawahnnya. Dalam Tanjung 2012 dinyatakan bahwa ada beberapa langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan usaha, yaitu adanya visi dan misi yang jelas pada bisnis dan adanya kemauan dan keberanian dalam mengambil keputusan yang tepat. Hal-hal tersebut dilakukan oleh seorang pemimpinan yang memiliki sifat Gaya Kepemimpinan Transformasional dan sesuai dalam Jandaghi et al 2009 yang menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional menjelaskan kepada bawahannya mengenai pemahaman akan visi dan misi dari perusahaannya Universitas Sumatera Utara 89 agar bawahannya dapat fokus dalam melakukan pekerjaanya dan mencapai target dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden bahwa sebanyak 33,3 responden menyatakan setuju bahwa pimpinan mereka menjelaskan tentang visi dan misi dari perusahaan. Dengan adanya pengetahuan akan visi dan misi perusahaan, para karyawan akan bekerja lebih baik lagi sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai dari perusahaan tersebut. Gaya kepemimpinan transformasional juga menerapkan unsur kreatifitas terhadap karyawannya. Seperti yang dinyatakan dalam Jandaghi et al 2009 bahwa gaya kepemimpinan transformasional merangsang bawahannya untuk bersikap kreatif. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil jawaban responden, bahwa sebanyak 46,7 responden menyatakan bahwa pimpinan mereka menuntut untuk bersikap kreatif. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa Mari Pro Photo Studio dapat mencapai keberhasilan usaha, karena adanya unsur kreatifitas dari masing-masing karyawan.

4.5.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Keberhasilan Usaha

Pada uji parsial ditemukan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hasil penelitian ini tidak didukung oleh Hermana 2013 yang menemukan bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Jika karyawan memiliki kecerdasan emosional maka akan mempengaruhi daya profesionalisme karyawan dalam melakukan pekerjaannya dan mampu mengelola dirinya agar mencapai keharmonisan dengan karyawan lainnya di dalam ruang lingkup pekerjannya. Serta meyakini bahwa jika ia melakukan Universitas Sumatera Utara 90 pekerjaan yang baik maka ia juga akan mendapatkan hasil yang baik juga. Sehingga dapat dikatakan bahwa sesungguhnya kecerdasan emosional akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Perbedaan hasil penelitian ini dapat terjadi mungkin karena kecerdasan emosional bukanlah variabel yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada Mari Pro Photo Studio karena latar belakang dan lingkungan pekerjaan yang berbeda. Seperti halnya dalam penelitian Dyan 2010 objek penelitian yang digunakan perusahaan konversi energi batu bara PT. Petrokimia. Dimana lingkungan pekerjaan antara perusahaan manufaktur dan studio foto yang sangat jauh berbeda. Bekerja pada perusahaan manufaktur tentunya akan memiliki tekanan yang lebih besar dari pimpinan dibandingkan dengan dengan bekerja di studio foto yang tergolong lebih santai. Bekerja pada perusahaan manufaktur dibutuhkan kecerdasan emosional, karena bekerja pada perusahaan manufaktur memerlukan ketepatan waktu dalam melakukan pekerjaan, yang terkadang hal tersebut akan mempengaruhi tingkat stres dari karyawan. Sedangkan bekerja pada studio foto tergolong lebih santai, dikarenakan minimnya tekanan dari pimpinan kepada karyawannya. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian dari Pinos dkk 2006 yang menggunakan objek penelitian perusahaan yang berskala besar makro. Pada penelitian tersebut kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Sehingga dapat dikatakan kecerdasan emosional akan berpengaruh secara parsial terhadap perusahaan manufaktur yang memiliki tekanan pekerjaan yang tinggi dan perusahaan berskala besar makro Universitas Sumatera Utara 91 Tetapi apabila digabungan dengan variabel gaya kepemimpinan transformasional, kecerdasan emosional bisa berpengaruh baik terhadap keberhasilan usaha. Seperti halnya penelitian dari Dyan 2010 yang mengabungkan kecerdasan emosional dan kepemimpinan transfromasional terhadap keberhasilan usaha. Pada penelitian tersebut, kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. 4.5.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional Terhadap Keberhasilan Usaha Berdasarkan hasil uji serempak dapat ditemukan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional X1 dan Kecerdasan Emosional X2 secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha Y. Hal ini didukung dengan penelitian dari Pinos et al 2006 yang menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional berpengaruh positif juga. Ketika pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional pada karyawan Mari Pro Photo Studio tinggi, maka tingkat keberhasilan usaha yang akan dicapai juga akan tinggi. Hasil ini memiliki makna bahwa peningkatan gaya kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional akan meningkatkan keberhasilan usaha dari Mari Pro Photo Studio. Seperti yang diungkapkan Basrowi 2013,21 bahwa keberhasilan usaha dapat dicapai dengan adanya komitmen dari dalam diri, memiliki kreatifitas, memeiliki motivasi diri yang besar, ketabahan hati secara total, orientasi mencapai tujuan, ammpu mengharagai orang lain, terbuka untuk bekerjasama dan komitmen dari dalam diri. Dimana hal tersebut sesuai dengan indikator dari gaya Universitas Sumatera Utara 92 kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional yang sesuai dengan pernyataan dari Jandaghi et al 2009 , Robbins dan Judge 2009:35. Dalam Shomer 2000 menjelaskan bahwa suatu organisasi yang menggunakan Kecerdasan Emosional sebagai landasan organisasi akan sangat gampang dalam mencapai keberhasilannya. Karen karyawan tidak hanya akan senang berbagi dengan emosi mereka, tetapi juga akan memberikan kontribusi usaha terbaik mereka demi mencapai tujuan perusahaan. Begitu pula dengan Utami 2013 menjelaskan bahwa berhasil atau tidaknya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh pemimpinnya, karena pemimpin bertanggungjawab atas seluruh perusahaa n. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi, karena keberhasila seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan tergantung bagaimana cara menciptakan motivasi dalam diri setip karyawan, yang dimana hal tersebut tercakup dalam Gaya Kepemimpinan Transformasional. Penelitian ini juga didukung dengan penelitian Dyan 2010, yang menyatakan bahwa gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan emosional berepnagruh psositif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada PT. Petrokimia Gresik. Oleh karena itu Mari Pro Photo Studio bisa mencapai keberhasilan usahanya karena adanya pengaruh yang baik dari gaya kepemimpinan Transformasioanl dan Kecerdasan Emosional. Tetapi secara parsial Kecerdasan Emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha, tetapi secara simlutan memiliki pengaruh yang baik pada keberhasilan usaha. Hal ini berarti bahwa karyawan Mari Pro Photo Studio tetap membutuhkan adanya pengaruh dari Universitas Sumatera Utara 93 gaya kepemimpinan transfromasional demi mencapai keberhasilan usaha dari Mari Pro Photo Studio. Universitas Sumatera Utara 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan emosional terhadap Keberhasilan Usaha pada Mari Pro Photo Studio, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Uji Koefisien Determinasi menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional mempengaruhi keberhasilan usaha sebesar 90,4, sedangkan 9,6 dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. 2. Berdasarkan Uji Simultan, Gaya kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional berpengaruh secara simultan terhadap Keberhasilan Usaha. 3. Berdasarkan Uji Parsial, menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada Mari Pro Photo Studio. Sedangkan Kecerdasan Emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. 4. Gaya Kepemimpinan Transformasional sangat cocok digunakan di dalam suatu perusahaan untuk mencapai Keberhasilan Usaha. Universitas Sumatera Utara 95

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan

3 93 80

Pengaruh Kewirausahaan Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada UKM Tahu Di Plered Perwakarta

0 7 1

Kompetensi wirausaha dan gaya kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha : (studi kasus pada usaha kecil menengah sepatu Cibaduyut)

0 12 22

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 8 13

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI INTERVENING VARIABEL (Studi P

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI KERJA.

0 1 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL KARYAWAN

0 1 16

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Defenisi Kepemimpinan - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emotional Terhadap Keberhasilan Usaha pada Studi Foto

0 0 35

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emotional Terhadap Keberhasilan Usaha pada Studi Foto

0 0 8

c. Pendidikan :  SLTA sederajat - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emotional Terhadap Keberhasilan Usaha pada Studi Foto

0 0 12