33
2.1.3.2 Kemampuan Utama Kecerdasan Emosional
Gardner dalam Yanuarita 2014:11-15 mendefenisikan kemampuan kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan utama, yaitu:
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari
kecerdasan emosional, yakni kesadaran orang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat seseorang lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran
tentang suasana hati, bila kurang waspada akan individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
Kesadaran diri tidak terbatas pada mengamati diri dan mengenali perasaan akan tetapi juga menghimpun kosa kata untuk perasaan dan mengetahui hubungan
antara pikiran, perasaan, dan reaksi. Menurut Goleman kesadaran seseorang terhadap titik lemah serta kemampuan pribadi seseorang juga merupakan bagaian
dari kesadaran diri. Kesadaran diri sangat penting dalam pembentukan konsep diri yang positif. Konsep diri adalah pandangan pribadi terhadap diri sendiri, yang
mencakup tiga aspek yaitu : Kesadaran emosi, yaitu tahu tentang bagaimana pengaruhnya emosi
terhadap kinerja, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai untuk memandu pembuatan keputusan.
Penilaian diri secara akurat, yaitu perasaan yang tulus tentang kekuatan- kekuatan dan batas-batas pribadi, visi yang jelas tentang mana yang perlu
diperbaiki, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang lain.
Universitas Sumatera Utara
34 Percaya diri, yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangai perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan
dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteran emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat
dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan. Kemampaun ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditumbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menek
c. Memotivasi Diri Sendiri
Motivasi merupakan suatu energy yang dapat menimbulkan tingkat antusiasme dalam melaksanakan suatu aktivitas, baik yang bersumber dari dalam
diri individi itu sendiri motivasi instrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik. Istilah motivasi mengacu pada sebab atau mengapa, suatu organsisme
yang dimotivasi akan lebih efektif daripada tidak dimotivasi. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, dorongan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif. Hal tersebut dapat dijelaskan menjadi beberapa komponen utama yaitu :
Kebutuhan : hal ini terjadi jika individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan.
Dorongan : kekuatan internal untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan yang timbul sebagai hasil dari kebutuhan biologis,
Universitas Sumatera Utara
35 seperti kebutuhan makan dan minum. Kondisi seperti ini akan memotivasi
pelaku untuk mengulangi kebutuhan tersebut. Tujuan : hal yang ingin dicapai seorang individu. Tujuan tersebut
mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan.
Selain itu yang berkaitan dengan motivasi adalah optimisme. Menurut Goleman optimisme seperti harapan memiliki pengharapan yang kuat bahwa
secara umum, segala sesuatu dalam kehidupan akan sukses kendati ditimpa kemunduran dan frustasi. Dari titik pandang kecerdasan emosional, optimisme
merupakan sikap yang menyangga orang agar jangan sampai jatuh dalam keputusasaan atau depresi saat menghadapi kesulitan, karena optimisme
membawa keberuntungan dalam kehidupan. d.
Mengenali Emosi Orang Lain Menurut Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau
peduli, menunjukan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal social tersembunyi
yang mengisyaratkan apa kebutuhan orang lain. Sehingga lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan dan lebih mampu
mendengarkan orang lain. Seseorang yang mampu membaca orang lain juga mempunyai kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya
sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
36 Makna empati adalah memahami perasaan dan masalah orang lain serta
berpikir dengan sudut pandang mereka, menghargai perbedaan persasaan orang mengenai berbagai hal. Menurut Goleman kemampuan indera perasaan seseorang
sebelumn yang bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati. Empati memahami cara-cara komunikasi yang dibangun di atas kecakapan-kecakapan
yang lebih mendasar, khususnya kesadaran diri self awareness dan kendali diri self control.
e. Keterampilan Sosial
Keterampilan social, adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi
dan jaringan social, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, meyelesaikan perselisihan untuk
bekerjasama dalam tim. Kemampuan ini dimulai dengan mengelola emosi diri sendiri dan
berlanjut pada kemampuan menangani emosi orang lain. Menurut Goleman, menangani emosi orang lain merupakan seni yang mantap untuk menjalin
hubungan, membutuhkan kematangan dua keterampilan emosional lain, yaitu manajemen diri dan empati. Dengan kedua landasan tersebut, keterampilan
berhubungan dengan orang lain akan matang. Ini merupakan kecakapan social yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain.
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional