Pengertian dan Asas-Asas dan Pemilikan Rumah Susun Pemilikan Satuan Rumah Susun

bersama mempunyai Hak Milik yang terpisah, pengalihan haknya tidak sama atau dibatasi, kepemilikan properti atau benda bersama digunakan oleh para penghuni unit-unit tersebut tetapi dimiliki oleh suatu badan perusahaan sebagai agen dari para pemilik unit-unit tersebut secara proporsional. Dengan kata lain, kepemilikan bangunan SRS di pisahkan secara tegas dengan tanah di mana bangunan rumah susunSRS tersebut dibangun. Hutagalung 2007: 15. Tujuan pembangunan rumah susun sendiri antara lain : 1. Untuk pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat. 2. Untuk mewujudkan pemukiman yang serasi, selaras, dan seimbang. 3. Untuk meremajakan daerah-daerah kumuh. 4. Untuk mengoptimalkan sumber daya tanah perkotaan. 5. Untuk mendorong pemukiman . Eddy, 2010:21.

2.4.1. Pengertian dan Asas-Asas dan Pemilikan Rumah Susun

Melalui Undang-Undang UU yang disampaikan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011, yaitu: Pasal 1, dalam Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian- bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Penyelenggaraan pembangunan rumah susun di Indonesia berlandaskan pada asas: 1 Kesejahteraan; 2 Keadlian dan pemerataan; 3 Kenasionalan; 4 Keterjangkauan dan kemudahan; 5 Keefisienan dan kemanfaatan; 6 Kemandirian dan kebersamaan; 7 Kemitraan; 8 Keserasian dan keseimbangan; 9 Keterpaduan; 10 Kesehatan; 11 Kelestarian dan keberlanjutan; 12 Keselamatan, kenyamanan dan kemudahan; dan 13 Keamanan, ketertiban, dan keteraturan. Ketentuan ini terdapat dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2011 tentang rumah susun. Asas tersebut harus diperhatiakan dalam rangka pembangunan rumah susun agar tujuan pembangunan rumah susun dapat tercapai.

2.4.2. Pemilikan Satuan Rumah Susun

Kepemilikan Satuan Rumah Susun sarusun memiliki dua jenis hak kepemilikan yaitu: 1. Kepemilikan bersama, yang dimiliki secara bersama-sama secara proposional dengan para pemilik lainnya pada rumah susun tersebut, yang terdiri dari: 1 Tanah bersama, adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama untuk bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang diatasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin mendirikan bangunan. 2 Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan- satuan rumah susun. Contoh, pondasi, kolom, balok, dinding, lantai, atap, talang air, tangga, lift, selasar, saluran-saluran, pipa-pipa, jaringan-jaringan listrik, gas, dan telekomunikasi serta ruang untuk umum. 3 Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun melainkan bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama. Contoh, tanaman, bangunan pertamanan, bangunan sarana sosial, tempat ibadah, tempat bermain, tempat parkir, yang sifatnya terpisah dari struktur bangunan rumah susun. 2. Kepemilikan Perseorangan, adalah hak kepemilikan atas unit satuan rumah susun ruangan dalam bentuk geometrik tiga dimensi yang dibatasi oleh dinding dan digunakan secara terpisah atau tidak terpisah secara bersama- sama. Adapun dinding yang menopang struktur bangunan merupakan bagian bersama, hak ini akan tergambar dalam pertelaan rumah susun tersebut dan luasukuran unit sarusun akan diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik sarusunnya. Hak perseorangan ini biasanya akan tergambar dalam pertelaan rumah susun. Mengenai luasukuran unit sarusun akan terlihat dan diuraikan dalam SHM sarusun masing-masing pemilik. Pertelaan adalah penunjukan yang jelas atas batas masing-masing satuan rumah susun, Bagian Bersama, Benda Bersama, Tanah Bersama, beserta Nilai Perbandingan Proposionalnya NPP dalam bentuk gambar beserta uraiannya. Kallo, 2009:59

2.4.3. Bukti Kepemilikan Rumah Susun

Dokumen yang terkait

Tinjauan Atas Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun Dalam Penyediaan Perumahan Dan Permukiman Yang Layak Huni Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

4 94 119

Tesis Kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung Dalam Menetapkan Retribusi IMB Bagi Perkembangan Properti Dan Kontribusinya Terhadap Penyediaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

0 4 8

Pengaruh Implementasi Kebijakan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Terhadap Efektivitas Penyediaan Hunian Layak Dan Terjangkau Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi Di Rumah Susun Sederhana Sewa Menteng Asri Bogor).

0 1 1

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA TERHADAP EFEKTIVITAS PENYEDIAAN HUNIAN LAYAK DAN TERJANGKAU UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH.

0 0 1

PEMBELIAN RUMAH SUSUN BERSUBSIDI OLEH MASYARAKAT YANG BERPENGHASILAN DI ATAS MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN.

0 0 1

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kota Surakarta Terhadap Program Pembangunan Rumah Susun yang Dikelola Pemerintah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Surakarta.

0 2 17

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Perencanaan Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Medan

0 0 20

TINJAUAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SKRIPSI

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN - Rumah Susun Bagi Karyawan Berpenghasilan Menengah di Kota Semarang - Unika Repository

0 0 10

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - Rumah Susun Bagi Karyawan Berpenghasilan Menengah di Kota Semarang - Unika Repository

0 0 28