Teori tersebut diatas dapat dijadikan dasar bagi penyusunan kriteria perumahan yang dibutuhkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu sebagai
berikut : 1.
Lokasi tidak terlalu jauh dari tempat-tempat yang dapat diberikan pekerjaan bagi buruh-buruh kasar atau tenaga tidak terampil
2. Status kepemilikan lahan dan rumah jelas, sehingga tidak ada rasa ketakutan
penghuni untuk digusur. 3.
Bentuk dan kualitas bangunan tidak perlu terlalu baik, tetapi cukup memenuhi fungsi dasar yang diperlukan penghuninya.
4. Harga atau biaya pembangunan rumah harus sesuai dengan tingkat pendapatan
mereka. Panudju, 2009:12.
2.2.5. Program Pemerintah yang Berkaitan Dengan Perumahan Kota Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Disamping usaha dan program Pemerintah untuk membantu memberdayakan masyarakat dalam pengadaan perumahannya di daerah perkotaan ada beberapa
program Pemerintah yang berkaitan dengan masalah perumahan masyarakat berpenghasilan rendah di daerah perkotaan. Beberapa program yang penting antara
lain:
1. Program Pembangunan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah oleh Perum
Perumnas. Program pembangunan bagi perumahan bagi masyarakat, terutama masyarakat
berpenghasilan rendah di daerah perkotaan dimulai pada awal Pelita II. Untuk melaksanakan program tersebut pada tahun 1974 dibentuk perum perumnas.
Sebagai perusahaan Negara yang bergerak dibidang pengadaan perumahan rakyat, berdasarkan peraturan pemerintah No. 29 Tahun 1974 dan Peraturan
Pemerintah No. 12 Tahun 1988. Panudju, 2009:176. 2.
Program peremajaan kota dan lingkungan kumuh. Peremajaan Permukiman Kumuh adalah pembongkaran sebagian atau seluruh
permukiman kumuh yang sebagian besar atau seluruhnya berada di atas tanah Negara dan selanjutnya ditempat yang sama dibangun prasarana dan fasilitas
lingkungan, rumah susun serta bangunan-bangunan lainnya sesuai dengan rencana tata ruang kota yang bersangkutan. Program ini dilaksanakan
berdasarkan instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1999 tentang peremajaan Pemukiman Kumuh di atas Tanah Negara.
3. Program perbaikan kampung.
Program perbaikan kampung yang lebih di kenal dengan nama Kampung Improvement Project yang disingkat KIP pada kenyataannya bukan suatu
program baru di Indonesia. Kegiatan tersebut telah ada pada waktu penjajahan Belanda dengan nama Kampoeng Verbetering. Tujuan program ini pada
awalnya adalah untuk memperbaiki kondisi lingkungan perumahan kampung di dalam kota yang kumuh dan tidak sehat, agar masyarakat dapat tinggal
dalam lingkungan perumahan yang lebih sehat dan lebih nyaman. Dengan adanya perbaikan kondisi lingkungannya, diharapkan masyarakat secara
bertahap akan berkembang memperbaiki kondisi rumah mereka. Panudju, 2009:186.
2.3. Penguasaan Atas Tanah